FMS - 15

15.3K 1.4K 61
                                    

A/N : Seburuk-buruknya perbuatan Jooheon, tolong jangan terlalu memakinya dengan bahasa yang sangat-sangat kasar, jika begitu sayalah yang merasa bersalah karena menggunakan Jooheon sebagai karakter cerita saya.

***

Setelah menginjak harga diri Changkyun, Jooheon segera pergi meninggalkan Changkyun dengan sejuta penghinaan yang ia berikan.

Banyak karyawan yang menatap miris Changkyun.

Entah apa kesalahan yang dibuat pemuda malang tersebut, hingga harus melakukan hal seperti itu.

Meskipun mendapatkan banyak gunjingan dari beberapa karyawan Jooheon. Changkyun menghapus air matanya, menyisakan isak tangisnya.

Ia segera berdiri. Menghapus kasar air matanya.

Berjalan keluar dari perusahaan besar tersebut.

Setidaknya, dengan melakukan hal hina tersebut Ia bisa bersama Sarang dan melindunginya.

Ia kemudian tersenyum, ketika membayangkan ia akan bersenda gurau lagi dengan Sarang. Ia sudah tak sabar akan hal itu.

.

Jooheon menyadarkan punggungnya pada kursi. Memutarnya menghadap kaca jendela yang menjadi dinding di perusahaannya.

Mengambil dompetnya dan ia mengambil foto seseorang dibalik fotonya.

Foto dengan ukuran yang sangat kecil. Foto yang nampak sudah lama ia ambil dan simpan.

"Aku menyakiti mu lagi. Bukankah seharusnya aku yang harus mendapatkan perlakuan tersebut? Aku yang menghancurkan hidup mu. Aku yang sudah melecehkan mu. Aku yang sudah memperkosa mu sehingga kita memiliki Sarang. Membuat mu menderita dengan kehamilan anak kita. Jika keputusan yang aku ambil adalah yang terbaik. Bisakah kau mencintaiku juga? Bisakah dengan kehadiran Sarang kau mau bersama dengan ku? Jika tidak, setidaknya aku bisa melihat mu setiap hari bersama dengan Sarang."

Jooheon bukan bermaksud untuk menghina Changkyun. Ataupun memperlakukan dan menginjak harga diri Changkyun.

Namun, ia hanya tak dapat mengontrol emosinya ketika bayang-bayang di masa lalu menghampirinya.

Bayang-bayang saat ia terbangun dengan Changkyun merintih dengan isak tangisnya.

Sudah ia katakan.

Ia marah dengan dirinya sendiri.

Akan tetapi. Kemarahannya ia limpahan pada orang lain.

Ia sedari dulu di didik dengan keras oleh ayahnya. Menjadikan dirinya orang egois nan angkuh.

Yang ia sesali adalah, mengapa ayahnya tak pernah mengajari nya untuk mengekspresikan sebuah cinta.

Ya. Jika ia mencintai seorang wanita mungkin akan lebih mudah. Namun nyatanya ia melakukan penyimpangan.

Ia menyukai seorang pria.

"Jika kau mencintainya. Minta maaf lah. Lakukan sesuatu yang membuat dirinya nyaman dan bisa mencintai diri mu."

Jooheon langsung berdiri dan mendapati ayahnya berdiri di depan meja kerjanya.

"Sejak kapan ayah disini?"

"Sejak kau bergumam tidak jelas. Tapi ayah dengar semuanya"

"Ayah aku-"

"Clam down dude. Ayah tau kau yang terburuk dalam hal cinta. Tapi perlu ayah ingatan. Seorang Lee tidak pernah melepaskan apa yang ia inginkan. Apapun caranya pasti akan didapatkan."

"Tapi aku sudah menyakitinya. Menginjak harga dirinya. Membuat dirinya selalu dalam ketakutan. Aku selalu menuduhnya untuk kesalahan yang bukan ia perbuat. Apa diri nya akan memaafkan ku dan menerima ku?"

For My Sarang ; JOOKYUN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang