A/N : Seburuk-buruknya perbuatan Jooheon, tolong jangan terlalu memakinya dengan bahasa yang sangat-sangat kasar, jika begitu sayalah yang merasa bersalah karena menggunakan Jooheon sebagai karakter cerita saya.
***
Changkyun keluar dari kamar mandi setelah membasuh wajahnya. Lantas ia mendekati ranjang dan segera naik. Disana ada Jooheon yang sedang memangku laptop.
"Tidurlah, ini sudah malam. Apa tidak bisa besok kau kerjakan?" Ucap Changkyun lembut dengan memegang lengan Jooheon.
Jooheon tersenyum dan membalas tatapan Changkyun, "Ini hanya sisa dari pekerjaan ku tadi di kantor, maaf."
Jooheon segera mematikan laptop dan meletakkannya di meja samping tempat tidur.
Changkyun segera merebahkan diri dan menarik selimutnya. Lantas segera memejamkan matanya.
Jooheon ikut merebahkan diri dan menatap punggung Changkyun, "Kyun?" Ia memanggil.
Changkyun segera menghadap Jooheon, tersenyum amat lembut ketika mendapati suaminya nampak lelah dimatanya.
Tangannya terulur untuk mengelus pipi berlubang suaminya, "Ada apa?"
Jooheon menangkap tangan yang mengelus pipinya, ia ambil dan ia kecup.
"Maaf sebelumnya, kita tak jadi kemah pekan ini karena perusahaan Sarang juga berulang tahun, jadi aku berniat untuk mengadakan pesta kecil-kecilan." Ungkap Jooheon merasa tak nyaman karena tak bisa menepati ucapannya.
"Tidak apa, aku juga tak bisa mengharapkan lebih ketika suamiku seseorang yang penting. Waktu kita juga sudah lebih dari cukup untuk menemani putra putri kita." Balas Changkyun disertai senyum yang amat manis.
"Tapi aku sudah mengatakannya, jadi aku harus menepatinya. Jadi bulan depan itu harus terlaksana."
Changkyun terkekeh karena ucapan serius Jooheon, "Aku tak akan mengharapkannya, lagi pula apa kau yakin bulan depan kau tak sibuk?"
"Emmm...ya pokoknya harus." Kekeuh Jooheon.
Changkyun tertawa dan mengangguk, "Ya...ya aku ikut dengan mu saja."
Changkyun mendekat dan memeluk suaminya, "Eumm kau harum sekali."
Kali ini Jooheon yang terkekeh, dan mengecup pucuk kepala Changkyun.
"Kita mengenakan sabun dan sampo yang sama, jadi aroma ku adalah aroma mu.""Terasa berbeda di tubuh mu, lebih jantan." Ucap polos Changkyun.
"Aku memang jantan." Kata Jooheon dengan bangga.
"Kau memang jantan dan karena terlalu jantan kau tak mau mengakui perbuatan mu dulu."
Jooheon mengulum bibirnya dan menjadi terdiam. Entahlah, ia merasa sesak. Begitu ingat betapa kejamnya ia dulu.
"Bercanda, jangan diam seperti ini." Changkyun tertawa dan mengecup ujung dagu suaminya.
"Aku terkejut sayang." Jooheon merengkuh Changkyun amat erat.
"Ses–ssakk."
"Hehe maaf." Jooheon melepaskan pelukannya dan mengecup dahi suaminya, bisa di bilang begitu kan?
***
Kediaman Jooheon itu amat ramai meskipun memiliki anggota keluarga sedikit, itu semua berkat anak-anaknya yang berisik.
Dimeja makan amat ramai karena Areum terus berceloteh bersama Kakak tampannya.
"Apa Kakak memiliki uang?" Tanya Areum.
KAMU SEDANG MEMBACA
For My Sarang ; JOOKYUN [END]
FanfictionMenyembunyikan buah hatinya dari orang yang menghancurkan hidupnya itu yang dilakukan oleh seorang Im Changkyun. Im Sarang adalah alasan dirinya hidup, anak yang begitu ia sayangi dan cintai. WARNING!! BOYXBOY AREA. M-PREG.