FMS - 29

12.1K 1K 42
                                    

A/N : Seburuk-buruknya perbuatan Jooheon, tolong jangan terlalu memakinya dengan bahasa yang sangat-sangat kasar, jika begitu sayalah yang merasa bersalah karena menggunakan Jooheon sebagai karakter cerita saya.

***

Changkyun menatap bangga anaknya dari bangku penonton, andai kata dulu Jooheon tak mengambil hak asuh Sarang, mungkin Sarang tidak akan sehebat ini. Anaknya tidak bisa mengasah kemampuannya.

Sarang dengan lihai memberikan serangan dan menghindar, gerakannya begitu akurat membuat lawan harus ekstra jeli karena Sarang amat licah.

Sebenarnya tidak mudah, tapi melihat lawannya yang mulai kelelahan, Sarang memberikan serangan telak hingga lawan tak mampu berdiri.

Kejuaraan tersebut akhirnya di menangkan oleh Sarang, Changkyun berteriak bahagia dan memeluk Areum yang juga senang Kakaknya mendapatkan juara.

.

Keluar dari gedung, Changkyun terus tersenyum sembari memegang beberapa buket bunga Sarang sebagai ucapan selamat dari beberapa pihak.

"Maaf, Ayahmu tadi ada rapat mendadak. Maka dari itu, Ayah tidak bisa datang." Changkyun mengekor, sedangkan Areum bersama dengan kakeknya.

"Tidak apa, ada ataupun tidak. Sarang tidak perduli. Sarang bahkan sudah terbiasa tanpanya." Jawab Sarang dengan enggan. Memang begitu adanya, apa pedulinya. Menurutnya, poinnya akan sama saja dengan atau tanpa Jooheon.

Sementara itu, senyum Changkyun menghilang dengan langkah yang ia hentikan. Tanpa sadar, ia meremat buket bunga yang ia peluk. Tidakkah ia begitu egois dengan mencintai Jooheon sedangkan anaknya tidak menyukai Jooheon.

Jika semua tidak seperti ini, antara Sarang dan Areum. Ia akan memilih Sarang, karena Sarang kehidupannya jauh lebih menderita dari pada Areum putrinya. Sarang banyak mengalami hal pahit semasa kecilnya, tidak ada kebahagiaan yang ia berikan selama masa itu. Sarang selalu kekurangan meskipun ia sudah berusaha sekeras mungkin.

Changkyun tak tau apa yang Sarang rasakan selama ini terhadap Jooheon, sebagai ibunya, ia merasa gagal. Ia tak dapat memahami Sarang selama ini.

"Papa! Ayo!" Sarang berteriak kala sadar Papanya tertinggal jauh dengannya.

"Ah iya!" Changkyun segera berlari dan ikut masuk mobil.

"Kakak!? Apa ini emas sungguhan?" Tanya Areum begitu Sarang masuk mobil.

"Kakak tidak tau, tapi uangnya sungguhan." Sarang sedikit tersenyum meskipun ia sangat lelah.

Areum kembali memperhatikan medali emas kepunyaan sang kakak, suatu saat nanti, ia akan mendapatkan medali emas tersebut. Entah ia memiliki bakat di bidang apa nantinya.

"Paman kita langsung pulang saja." Kata Changkyun.

"Perusahaan sedang memiliki masalah di penjualan, maka dari itu Jooheon tak bisa datang. Sungguh itu hal tak terduga." Ucap Jinhwa sembari memijat pelipisnya.

"Tidak apa Ayah, aku sangat memakluminya. Apa Ayah mau mampir?"

"Tentu, kita harus merayakan kemenangan Sarang."

"Itu tidak perlu Kek". Celetuk Sarang di bangku kedua.

"Areum akan membuat kue bersama dengan ibu!" Kata Areum dengan berbinar.

Jinhwa tersenyum kecil kala Areum muncul dari balik bangku, menatapnya dengan berbinar. Sebenarnya ia tidak paham akan jalan pikiran Jooheon, tiba-tiba saja ia di kejutkan dengan kehamilan Changkyun. Padahal jika dilihat, antara Changkyun dan Jooheon memiliki hubungan yang buruk.

For My Sarang ; JOOKYUN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang