FMS - 22

15.7K 1.3K 40
                                    

A/N : Seburuk-buruknya perbuatan Jooheon, tolong jangan terlalu memakinya dengan bahasa yang sangat-sangat kasar, jika begitu sayalah yang merasa bersalah karena menggunakan Jooheon sebagai karakter cerita saya.

***

Changkyun terus berpikir akan perkataan Sarang tadi sore saat bermain.

Pergi?

Atau tetap tinggal.

Itu pilihan yang diberikan oleh Sarang.

Namun, ia tak mau berpisah dengan anaknya untuk keduakalinya. Sudah cukup selama satu tahun ia tak melihat pertumbuhan dan perkembangan Sarang.

Merasa ini adalah pilihan yang tepat. Ia harus bisa bersikap biasa-biasa saja seperti biasanya di hadapan Sarang.

Karena semakin lama ia semakin paham jika Sarang tidak seperti anak pada umumnya. Dapat mengerti keadaan dan situasi dengan baik di umurnya yang masih belia.

Jooheon belum pulang. Itu bagus untuk Changkyun saat ini. Ia dapat berkeliaran di dalam rumah Jooheon tanpa rasa takut. Kini ia turun, seperti biasa Ia mengembalikan gelas bekas susu Sarang.

Saat asyik mencuci gelas, pikirannya melayang akan kejadian seminggu yang lalu.

Jooheon kembali melakukannya.

Namun kali ini, Jooheon mengakui perasaannya.

Ia sendiri tak paham bagaimana saat mencintai seseorang.

Selesai meletakan gelas yang sudah bersih. Ia mengelus perutnya.

Akankah disana ada sebuah nyawa lagi?

Pikirnya kacau. Perasaannya tak menentu.

Kadang rasa kecewa itu datang saat melihat Jooheon. Sakit hati bagaimana dulu ia diperlakukan seperti sampah.

Ia dihina. Di caci.

Terus mengejeknya. Hingga Jooheon mengatakan akan perasaannya yang mencintai dirinya.

Sungguh. Benar-benar, Jooheon begitu menghina martabatnya.

Lama ia berpikir, tak menyadari kehadiran Jooheon yang sedari tadi sudah memperhatikannya.

'Tap'

'Tap'

'Tap'

Bunyi pantofel menggema di keheningan malam.

Saat itu juga, Changkyun sadar akan kehadiran diri Jooheon.

"K-ku mohon j-jangan mendekat." Changkyun mengangkat kedua tangannya sebatas perut. Meminta agar Jooheon tak mendekat dirinya.

Kakinya melangkah mundur.

Ia ketakutan. Bergetar kala Jooheon tak mendengarkan ucapannya.

"Kali ini aku tak akan menyakitimu." Jooheon menangkap tangan Changkyun. Lantas menariknya agar masuk kedalam pelukannya.

"Aku mencintaimu." Jooheon berbisik pada telinga Changkyun.

Changkyun segera mendorong Jooheon sekuat tenaga, "Jangan membual." Ia segera berlari menuju kamar.

Memeluk Sarang yang sudah tertidur dengan nyenyak.

"Sarang?.Ayah Sarang baru saja mengatakan bahwa mencintai Papa. Apa Papa bisa percaya setelah semua yang dia lakukan kepada kita." Changkyun berucap lirih. Air matanya mengalir mengenai rambut Sarang.

"Hikss! Papa tidak bisa. Papa tidak tau mencintai orang lain selain Sarang. Papa tidak bisa lagi membaginya kepada orang lain hikss! Papa tidak tau harus berbuat apa hikss!"

For My Sarang ; JOOKYUN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang