FMS - 2

20.7K 1.9K 56
                                    

A/N : Seburuk-buruknya perbuatan Jooheon, tolong jangan terlalu memakinya dengan bahasa yang sangat-sangat kasar, jika begitu sayalah yang merasa bersalah karena menggunakan Jooheon sebagai karakter cerita saya.

***

Sebenarnya Changkyun ketakutan, menapakkan kakinya lagi di Seoul. Dulu, saat mengetahui ia hamil. Ia langsung pulang ke Gwangju. Tempat lahirnya.

Ia terpaksa kembali karena ia harus mencari pekerjaan yang lebih baik lagi.

Sarang sudah semakin besar. Ia tak mungkin hanya menjadi pencuci piring di sebuah restoran kecil. Gajinya tak cukup untuk kebutuhan sehari-harinya.

Changkyun juga harus terus memberikan susu untuk Sarang, agar anaknya memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang bagus.

Changkyun sudah menemukan Apartemen sederhana yang pas untuk ia tinggali berdua dengan Sarang.

"Sarang suka tidak disini?" Tanya Changkyun.

"Em" Sarang mengangguk."Sarang suka disini."

Changkyun tersenyum dan mengahapus noda yang ada di sudut bibir Sarang. Saat ini Sarang tengah sarapan. Changkyun hanya memperhatikan.

"Papa tidak makan?" Tanya Sarang.

"Papa masih kenyang. Sarang makan saja hm." Changkyun mengelus kepala anaknya.

Tabungannya telah habis untuk menyewa Apartemen tersebut dan untuk membayar Day Care tempat Sarang untuk ia titipkan nanti jika ia bekerja.

Maka dari itu, ia membuat sarapan yang hanya pas untuk Sarang.

Changkyun meminum air putih.

"Papa akan mencuci baju. Maaf Papa tinggal." Kata Changkyun.

"Papa mencuci saja. Sarang sudah terbiasa sendiri."

Hati Changkyun mencolos. Selama ini ia sering meniggalkan Sarang sendiri saat Sarang mulai beranjak besar. Kadang ia akan menitipkan ke tetangga untuk menjaga anaknya. Tapi Changkyun tak tau bila Sarang kesepian.

"Maafkan Papa." Lirih Changkyun dan segera pergi.

Sarang melambatkan kunyahannya.

"Maafkan Sarang Pa. Seharusnya Sarang tak berbicara seperti itu." Sarang cukup sadar bila Papanya, sedih. Ia anak yang mudah mengerti dengan keadaan. Sarang dewasa sebelum waktunya.

Changkyun tak pernah sadar itu. Yang Changkyun tau, Sarang hanya anak yang sangat pengertian dan anak baik.

.

Sarang sudah siap. Begitu pula dengan Changkyun. Mereka akan pergi ke Day Care baru Sarang. Hanya melihat-lihat saja.

"Sarang siap?" Kata Changkyun dengan semangat.

"Sarang siapp!!" Jawab Sarang tak kalah semangat.

Changkyun menggenggam tangan kecil Sarang. Membawa nya keluar dari huniannya.

"Papa disini ramai sekali." Sarang menatap takjub yang ada didepannya.

"Tentu saja ramai. Ini adalah Ibu Kota Negara." Jawab Changkyun dengan lembut.

"Ibu Kota? Apa itu?" Kata Sarang dengan bingung.

Changkyun terkekeh. Berjongkok untuk menyamakan tingginya dengan si kecil.

"Ibu kota itu seperti jantung. Pusat kehidupan yang sesungguhnya." Changkyun menunjuk pada jantung Sarang dengan telunjuknya.

"Kenapa bukan hati Pa? Bukankah hati yang selalu merasakan getaran aneh?"

For My Sarang ; JOOKYUN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang