Part 51

37.2K 4.1K 638
                                    


_________

Sudah hampir dua minggu Gatra merasa separuh nyawanya hilang, Gatra sendirian, walapun banyak orang yang merangkul bahunya, jika bukan Naya, Gatra akan selalu merasa sendirian dan kesepian.

Sudah hampir dua minggu pula, Gatra tak mendengar suara merdu Naya yang biasanya menggerutuinya, tak melihat mata tajamnya tetapi sangat menyejukkan, tak merasakan tangan lembutnya yang membelai rambutnya ketika akan tertidur.

"Ini semua salah Papa! Gara-gara Papa Naya sampai koma hampir dua minggu ini, Pah!" Gatra bersuara setelah sejak tadi hanya diam dibangku tunggu diluar ICU tempat Naya merebahkan dirinya, koma.

Gavin berdiri dari tempatnya menghampiri Gatra dengan diikuti oleh Liana.

"Bicara apa kamu Gatra? Kalau saja kamu bicara lebih awal dengan Naya tentang keberangkatan kamu ke luar negri, mungkin semua ini nggak akan terjadi!" ucap Gavin sarkastik.

"Nggak, Pah! Naya pingsan gara-gara Papa! Kalau sampai terjadi sesuatu sama Naya, Gatra bakalan beri pelajaran buat Pa--."

Plak!

Tamparan telak mendarat mulus dipipi Gatra, Liana dengan matanya yang berkaca-kaca menatap wajah Gatra yang menyamping akibat tamparan kerasnya.

"Tutup mulutmu Gatra! Dia itu adalah Papa kamu, semua ini salah kalian karena bertengkar dihadapan Naya." cetus Liana membuat Gatra membuang napas kasar.

"Diam kalian semua, Arga dan Feronika sedang memeriksa keadaan Naya lagi. Seharusnya kalian berdoa agar Naya cepat sadar dari koma-nya!" suara Liana memelan.

Pintu ICU berdecit, Arga dan Dokter cantik bernama Feronika yang sekarang sudah menjadi Dokter khusus Naya nampak muncul dibalik pintu.

Arga bertugas memeriksa keadaan Naya, sedangkan Feronika memeriksa kandungan Naya dan penyakitnya.

"Alhamdulillah, Naya sudah melewati masa koma-nya dan sekarang keadaanya sudah mulai stabil. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan, kandungannya juga baik-baik saja." Feronika berbicara dengan sangat lembut.

"Naya juga sudah sadar, dia ingin bertemu dengan Om Gavin dan Gatra. Saya sarankan kalian tidak membebani pikirannya." timpal Arga menatap Gatra penuh makna, ia hanya tidak ingin Gatra membuat Naya tertekan dan jatuh sakit lagi.

Arga tau penyebab Naya jatuh pingsan sampai koma seperti ini, Gatra yang memberitahukannya bahwa Gatra akan pergi ke Bulgaria untuk urusan bisnisnya.

Tentu saja Gatra berbohong pada Arga, tidak mungkin Gatra memberi tahu Arga bahwa dirinya akan berobat tentang pemyembuhan jiwa psikopatnya. Bisa-bisa Arga menyuruhnya untuk menceraikan Naya.

Gatra dengan binar penuh dimatanya mengangguk antusias, ia menyelonong masuk ke dalam ruang ICU diikuti oleh Gavin.

"Sayang."

Panggilan Gatra mampu membuat Naya yang sedang memandangi langit-langit ruangan menoleh.

Matanya yang sayu dengan selang oksigen menusuk hidungnya membuat hati Gatra teriris, Naya mencoba melengkungkan sebuah senyuman dibibir pucatnya.

Psychopath vs Indigo (TERBIT)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang