Part 43

36.4K 4.1K 839
                                    

Readers menurun semangat menulis pun menurun😭

Note: kalau lupa, baca part sebelumnya ya gengs.

Voment please❤
________


Seorang anak kecil laki-laki menunduk dipojok kamar sesekali melirik takut Ibu nya yang sedang berkacak pinggang, pipi bulatnya yang merah basah oleh air mata yang terus mengalir.

"Kenapa Gatra bohong lagi? Kamu bilang lagi belajar bareng di rumah Johan, eh ternyata mandi sama teman-teman di empang!" Seru Liana menatap Gatra kecil yang sedang sesenggukan.

"Siapa yang ngajarin kamu bohong begitu? Papa kamu kan jadi marah tuh." Lanjutnya.

Liana menghembuskan nafas kesal, tersenyum dan menyuruh putra tunggalnya untuk duduk disampingnya.

"Sini Gatra sayang."

Gatra kecil mengusap air matanya dengan tangan mungilnya, berjalan menghampiri sang Mama yang duduk dibibir ranjang dengan pakaian yang masih basah kuyup akibat mandi di empang.

Liana mengusap kening Gatra kecil yang tertutup poni, mencubit pelan pipi gembul bocah laki-laki itu dan memeluknya erat.

"Gatra tau nggak, Kalau bohong itu dosa?"

"Emm, tau Mah." Gatra kecil mengangguk, melepaskan pelukan Liana dan menatap wanita cantik itu.

"Mangkanya kamu jangan suka bohong, sekali dua kali kamu bohongin seseorang. Orang itu bakal susah percaya lagi sama Gatra dan ninggalin Gatra, kamu mau itu?"

"NGGAK MAH!"

Naya tersentak oleh jeritan histeris Gatra yang duduk disampingnya, ia melihat wajah Gatra yang pucat pasi dan keningnya dipenuhi keringat dingin.

"Kamu kenapa Gat? Mimpi buruk?" Panik Naya menggenggam tangan Gatra.

Gatra berdeham pelan mencoba menetralkan detak jantungnya, ia bermimpi kejadian beberapa tahun yang lalu bersama Mama nya. Tentang ia berbohong dan Papa nya marah besar.

Perkataan Liana didalam mimpi itu terus terngiang-ngiang ditelinganya, tentang akibat berbohong, Gatra sangat takut karena hari ini ia berbohong besar pada Naya.

"Ayah kenapa, Bun?" Jio yang duduk dijok depan mobil ikut terkejut dengan teriakan Gatra.

"Nggak papa sayang, Ayah cuma kaget." Naya tersenyum mengelus pelan rambut lembut milik Jio.

Mereka sedang dalam perjalanan menuju rumah orang tua Gatra di Bogor dengan sopir yang menyetir mobil, Gatra dan Naya duduk di belakang sedangkan Gavin dan Liana sudah on the way duluan.

"Nay, Aku mau minum." Gatra menyeka peluhnya.

Naya mengangguk dan dengan cepat mencomot botol minum didalam tas.

Naya hanya terbengong melihat Gatra menenggak air itu dengan rakus, sepanjang perjalanan tadi cowok itu juga banyak melamun atau memejamkan mata bahkan tak mengeluarkan sepatah kata pun.

Gatra tertegun mengetahui Naya yang sedang menatapnya heran, ia tersenyum kikuk dan meletakkan botol minum disampingnya. Tangan kekarnya menarik bahu Naya dan dikecupnya pelipis Naya berkali-kali.

Psychopath vs Indigo (TERBIT)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang