Part 42

43.5K 4.1K 470
                                    

Lanjot pak ekooo!
Aing tunggu vote dan komennya😋
Menemani malming kalean😂
__________

Tersenyum manis memandangi sebuah gambar jabang bayi yang ada didalam perutnya sambil mengusap perut ratanya, bahagia bercampur haru kini menjadi satu.

Acara syukuran atas kehamilannya baru saja selesai, kini rumahnya menjadi sangat ramai karena anggota keluarga serta kerabat yang datang dan kebetulan belum pulang ke rumahnya masing-masing.

"Dede nya kecil banget, Bun." Celetuk Jio yang melihat gambar buram ditangan Naya hanya berbentuk titik kecil.

"Nanti juga gede kok, kalo udah empat atau lima bulan pasti perut Bunda tambah besar." Ujar Naya memberi pengertian.

"Bayi nya kecil ya? Bibit unggul Ayah lo nggak pro tuh kecil." Kekeh Ikbal yang langsung mendapat geplakan maut dikepalanya.

"Sembarangan lo! Buktinya sekali tancep langsung jadi." Sinis Gatra.

Naya melototkan matanya, Gatra itu tak jauh beda dengan teman-temannya. Ia kira dengan menggeplak kepala Ikbal, Gatra akan menegurnya tapi dia malah menambah-nambahi hal yang akan membuat Jio bertanya.

"Bibit unggul itu apa, Bun?" Yakan anak itu bertanya.

Naya menepuk jidatnya sendiri. "Liat tuh Om Wildan, sana main kuda-kudaan gih sama dia." Titahnya mengalihkan pembicaraan.

Jio yang melihat Wildan sedang rebahan diatas karpet bulu pun langsung berlari menghampirinya, disana juga nampak Dena yang sedang bermain ponsel disisi Wildan. Sofa-sofa di rumah Naya memang sedang dialihkan karena acara syukuran tadi, jadi Jio bebas berlarian tanpa takut menabrak kaki kursi ataupun sofa.

"Pantes aja sikap lo beda hari ini Nay, tau nya bunting. Mana pake acara pijitin kepala gue lagi." Celetuk Ikbal membuat Naya terkekeh.

"Sebelum ke kantor Gatra buat ngasih makan siang gue juga udah ngerasa pusing sama mual sih."

"Tuh kan! Bandel sih, kan aku udah bilang kalo kamu ngerasa nggak enak badan ya jangan kemana-mana sayang." Seloroh Gatra, Naya kicep dibuatnya.

Sedangkan Ikbal yang sudah mencium bau alay bin lebay dari Gatra pun memilih menyusul Jio. Bisa berabe hatinya menyaksikan kemesraan Gatra dan Naya.

"Sekarang udah nggak pusing?" Kini nada bicara Gatra melembut.

Naya menggelengkan kepala, tersenyum sambil mengelus rahang mulus Gatra tanpa bulu.

"Aku pengen cium kamu." Manjanya yang membuat Gatra senyum-senyum tidak jelas.

"Ya udah sini." Tangannya melambai-lambai agar Naya menggeser duduknya untuk lebih dekat dengannya.

"Malu ih." Naya mengedarkan pandangannya, masih banyak orang.

"Ya udah ayok ke kamar." Ucap Gatra dengan bibir yang masih menyunggingkan senyum.

"Gatra ih." Naya mencubit gemas pinggang Gatra.

Bagaimana mungkin ia pergi ke kamar sedangkan disini masih banyak orang kan?

"Kita nikmati masa kehamilan ini sama-sama ya? Ini adalah kehamilan pertama dan terakhir buat aku." Ujar Naya sendu namun bibirnya melengkung ke atas.

Psychopath vs Indigo (TERBIT)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang