Part 03

107K 13.9K 1.7K
                                    

Karnaya berjalan disepanjang koridor dengan kesal, bagaimana tidak? Abangnya yang super duper tengil itu mengambil jatah ikan bakarnya buat sarapan tadi pagi.

"Argaaa ngeselin banget sih lo!" Kelas yang mulai ramai mendadak hening mendengar jeritan Naya diambang pintu.

Naya yang menyadari seisi kelas memandangnya pun merasa kikuk.

"Sorry." Gumam Naya dan kembali ke raut wajah datarnya, kelas pun menjadi ramai lagi melanjutkan aktifitasnya yang sempat tertunda.

"Nayaa!" Suara cempreng itu berasal dari teman sebangkunya yang baru saja datang.

"Nay kok kamu nggak bales WA Carla sih, semalem kan Carla ngechat Naya." Ujar Carla dengan bibir dikerucutkan.

"Sorry."

"Iyadeh nggak papa." Raut wajah Carla kembali cerah.

"Naya mau spaghetti buatan Mami Carla nggak?" Tawar Carla yang sekarang sedang membuka kotak bekal berwarna pink nya itu.

"Makan aja." Jawab Naya tak mengalihkan pandangannya dari novel yang sedang dibacanya.

"Ini enak lho Nay kamu harus coba." Cerocos Carla yang kini sudah menempelkan sendok garpu berisi spaghettinya ke bibir merah muda milik Naya.

Naya dengan malas melahap suapan dari teman cerewetnya itu.
Bibirnya sedikit terangkat mengingat Carla yang cerewetnya sama dengan kembarannya yang telah meninggal.

"Gosh! Naya senyum." Teriak Carla histeris melihat lengkungan tipis Naya.

Secepat mungkin Naya mengembalikan ekspresi datarnya dan keluar dari kelas.

Didepan pintu dia melihat segerombolan kelas sebelahnya keluar entah mau kemana.

"Nay!" Naya menoleh merasa namanya dipanggil.

"Kenapa?"

"Nggak sih cuma panggil aja." Jawab cewe itu cengengesan yang ternyata adalah Dena.

"Sok kenal lo!" Ikbal menempeleng kepala Dena.
Sedangkan Naya hanya memutar bola matanya malas.

Naya melihat Gatra membawa contoh kerangka manusia yang kelihatan baru, matanya membulat ketika melihat arwah yang menangis darah dan berteriak itu adalah kerangkaku! Namun sayangnya suara itu hanya dapat terdengar oleh Naya saja.

"Lo kenapa Nay?" Tanya Dena yang melihat keringat dingin membasahi pelipis Naya.

"Nggak!" Ketus Naya dan berlari kecil kembali ke tempat duduknya.

Gatra yang melihat itu semua tersenyum tipis.

Cewek aneh. Batinnya.

"Gila lo nih kerangka kan mahal bro." Ujar Juna melihat contoh kerangka yang buat praktek di Lab IPA nanti.

"Buat gue mah nggak seberapa kali." Ucap Gatra songong.

"HEY KALIAN! CEPAT KESINI MALAH NGOBROL LAGI!" Teriak Bu Nunung guru Anatomi mereka yang melototkan matanya hampir memecahkan kacamata yang bertengger dihidung minimalisnya.

Gerombolan Gatra pun segera mengahmpiri Bu Nunung lalu melewatinya begitu saja masuk ke dalam Lab.

"Nggak sopan banget sih kalian." Kesal Bu Nunung.

Sedangkan mereka malah asik mengobrol pura pura tuli.

Bu Nunung hanya mengelus dada melihat bocah bocah itu.

"Gatra coba saya lihat kerangka itu." Bu Nuning menunjuk contoh kerangka yang ada ditangan Gatra.

"Ini Bu, bagus kan?" Tanya Gatra percaya diri.

Psychopath vs Indigo (TERBIT)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang