Part 27

52.1K 7.2K 1.6K
                                    

Assalamualaikum readers😆
Asoyy kembali lagi ke sini pastinya punya oleh-oleh buat Author dong itu loh yang dipojok kiri bawah😋

Iyup itu sayang

Happy reading❤
_________

Naya masuk ke dalam rumahnya dengan perasaan gembira, bagaimana tidak? Kakeknya hadir ke sini setelah sekian lama kota bogor digenangi banjir. Makanya beliau baru bisa datang ke sini karena air yang mulai surut.

Langkah Naya terhenti dengan kehadiran sosok pria paruh baya sedang berdiri didekat tiang kokoh yang berada didalam rumah Naya.

Naya tersenyum sekaligus menjatuhkan air matanya melihat dia.

Bukan! Itu bukan Kakeknya, melainkan sosok yang hanya bisa dilihat oleh dirinya dan Kakeknya tentu saja, iya! Dia Adnan sedang tersenyum manis kepada Naya seolah menyalurkan energi padanya.

"Ayah." Lirih Naya sambil mengusap air matanya dan berlari memeluk Ayahnya.

Sudah Naya mencoba begitu keras untuk mendekap sang Ayah yang kini sudah berada tepat dihadapannya, namun tubuhnya selalu menembus.

"Kamu harus kuat!" Ujar arwah Adnan pada Naya dengan senyuman yang menghangatkan, setelah mengatakan itu Adnan menghilang dari hadapan Naya.

Sekali lagi hati Naya seakan hancur! Jadi benar Ayahnya telah meninggal? Mengapa dia meninggalkan Naya dalam keadaan seperti ini? Mengapa ia membiarkan putrinya tak mendapatkan pelukan hangatnya lagi? Mengapa?

Peluk aku didalam mimpi ,Ayah. Batinnya.

"Walaupun hanya sebentar." Lanjutnya sambil menghela nafas.

"Cucu Kakek udah pulang." Suara bariton itu membuat Naya cepat-cepat menghapus air matanya dan menampilkan senyum lebarnya.

"Kakek!" Pekik Naya melihat pria paruh baya dengan keriput yang sudah memenuhi wajah dan tangannya itu.

Naya mendekap erat Kakeknya, dia sangat merindukan pelukan Kakek yang selalu menenangkan.

"Aku habis lihat Ayah." Jujur Naya pada Kakek.

Arga yang mendengarnya langsung merapatkan tubuhnya pada Kakek dan memandang sekitar was-was.

Kakek hanya tersenyum dan mengusap rambut Naya halus.

"Yasudah, kamu istirahat dulu sana, pasti capek kan?" Ujar Kakeknya sambil menoel hidung Naya membuat gadis itu terkekeh.

Naya mengangguk dan mencium pipi Kakeknya sebelum melangkah ke kamarnya, Kakek hanya geleng-geleng kepala.

"Naya." Sapaan halus itu membuat langkah Naya terhenti ketika kakinya baru saja selangkah menaiki tangga.

"I..iya Bunda?" Jawab Naya kikuk.

"Sini sayang." Titahnya lembut, Naya mengangguk dan berjalan menghampiri Dira.

Naya tertegun ketika tiba-tiba Bunda nya memeluknya dengan erat.

"Maafin Bunda ya sayang, Bunda nggak nemenin kamu waktu kamu hancur, Bunda malah sibuk dengan dengan kesedihan Bunda sendiri, pasti kamu sangat trauma karena melihat sendiri Ayah kamu kecelakaan." Ucap Dira sambil menangis dipelukan Naya.

Psychopath vs Indigo (TERBIT)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang