Part 13

78.6K 9.3K 1.4K
                                    

Maapin baru update😂
Coba aja kalo banyak yang komen pasti Author lebih cepet update nya:)
Happy reading💮
_____

Malam ini Naya, Arga dan Ayahnya sedang duduk manis didepan TV beralaskan karpet bulu, mereka sedang bermain monopoli.

"Giliran Adek nih!" Ayah menyerahkan dua dadu bersama wadah kecilnya.

Naya mulai mengocok dadu didalam wadah itu dan dilepar kebawah, nampak dadu itu menunjukkan angka tiga dan dua, Naya mulai menjalankan orang-orangan kecil itu sesuai dengan jumlah dari nilai dadu yang ditunjukkan.

"Yes! Mau beli." Ujar Naya semangat.

"Oke, Mesir ya?" Tanya Ayah yang diangguki Naya.

"Curang! Gue kan udah wanti-wanti mau beli Mesir." Hardik Arga dengan wajah tidak santai.

"Kan yang nyampe duluan gue." Bela Naya tak terima.

"Tapi kan gue bentar lagi nyampe tuh, udah niat banget mau beli Nay." Arga mengguncang tubuh Naya.

"Masalah buat lo?" Naya mendorong kening Arga dengan jari telunjuknya.

"Ya masalah dong, Mesir itu dendanya mahal, kalo gue masuk gimana?"

"Bangkrut lah." Jawab Naya enteng.

Sedangkan Ayahnya hanya geleng-geleng kepala melihat anaknya yang tak pernah akur itu, Arga itu akurnya dengan Tiya, putrinya yang sudah lama meninggal, tapi dia yakin bahwa Arga juga sangat menyayangi Naya.

"Nih rumah sama sertifikatnya." Ayah menyodorkan kartu sertifikat dan rumah-rumahan kecil untuk Naya.

"Nih giliran lo!"

Arga mengocok dadu itu dan dilemparkan ke bawah, dia menjalankan patung kecil itu dengan was-was.

"Heh Arga itu hitungannya empat, kenapa nambah satu?" Tanya Ayah.

"Lo curang ya?" Tuding Naya.

"Iya iya gue masuk rumah lo nih Mesir, huh bangkrut gue." Kesal Arga sambil menyerahkan beberapa uang kertas mainan itu.

Naya tersenyum penuh kemenangan membuat Abangnya bertambah kesal.

"Naya! Tolong beliin minyak goreng di Mini market depan!" Titah Bunda menghampiri mereka.

"Iya, bunda gantiin Naya main dulu." Naya menyuruh Bunda nya duduk ditempat yang sebelumnya ia duduki.

"Uang?" Naya menengadahkan telapak tangannya.

"Nih!" Bunda menyodorkan uang kertas merah dua lembar.

"Sisanya buat kamu." Lanjutnya membuat mata Naya berbinar.

"Kalo gitu biar Arga aja yang beli Bun!" Arga mendadak bangkit dari duduknya.

"Udah, kamu sini aja!" Ayah menarik tangan Arga membuatnya duduk kembali.

Naya memutar bola matanya malas dan berpamitan pada orang tuanya untuk keluar.

Dia berjalan menuju Mini market depan komplek perumahannya dengan menyumpal telinganya dengan earphone putih yang tadi ia letakkan dimeja, Naya mengangguk-anggukan kepalanya menikmati lagu Havana yang berdentum keras memenuhi gendang telinganya.

Psychopath vs Indigo (TERBIT)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang