Part 12

85.2K 10.4K 3K
                                    

Follow+vote+comment!!🌚

Pagi ini Gatra sengaja bolos Sekolah hanya untuk menyelidiki siapa orang yang telah menculik Naya waktu itu, tentu saja dia bolos tanpa sepengetahuan Naya, dia sudah menyogok tiga curutnya untuk tutup mulut.

Gatra sekarang sedang duduk dibelakang pagar Sekolah untuk menunggu kedatangan seseorang, setelah mengantarkan Naya ke Kelasnya, dia pura-pura hendak ke Perpustakaan dahulu padahal mau keluar melalui gerbang belakang Sekolah.

Tin!Tin!

Suara klakson mobil membuat Gatra berdecak sebal karena telah mengganggu aktifitas mengupilnya yang sangat adem ayem tadi.

"Buruan elah!" Titah seseorang didalam mobil itu.

"Iye iye!" Gatra segera masuk dan duduk disebelah sang pengemudi mobil.

"Ganti dulu baju lo bego! Masa iya gue udah kece gini jalan sama bocah SMA." Ujar laki-laki berparas tampan itu sambil menginjak pedal gas nya.

Gatra memutar bola mata malas tetapi segera menuruti perintahnya.
Dia melepaskan seragamnya dan menggantinya dengan baju santai tak lupa celana selututnya yang ia simpan dalam tas.

"Baju lo oren-oren gitu kayak sepidol jalan tau nggak?" Cibir sang pengemudi melirik sekilas ke arah Gatra.

"Heh Bang! Lo banyak bacot banget sih, si Naya bener juga lo itu cerewetnya minta ditampol." Ujar Gatra kesal. Ya, orang itu adalah Arga, mereka berniat untuk menyelidiki kasus diculiknya Naya.

"Nggak sopan! Nggak gue restui jadi adik ipar tau rasa lo!" Ancam Arga membuat Gatra menaikkan sebelah alisnya.

"Ya tinggal gue bawa kabur si Naya nya terus nikah diem-diem." Ucap Gatra terlewat santay.

"Gue gorok juga lu!" Kesal Arga menjitak kepala cowo tengil disampingnya.

Cih! Dia nggak tahu aja siapa gue. Batin Gatra.

Tak selang lama perdebatan kecil itu berhenti ketika mobil Arga berhenti disalah satu cafe.

Gatra segera turun dan diikuti oleh Arga.

"Espresso satu." Ujar Arga ketika duduk dan dihampiri seorang barista cantik.

"Caramel macchiato satu sayang." Ujar Gatra dengan mengedipkan sebelah matanya membuat sang barista tersipu.

"Heh! Gue gampol pake sepatu nya Bambang Pamungkas tau rasa lo!" Arga mendelik tajam membuat Gatra memutar bola matanya.

Sang barista berlalu untuk membuatkan kopi pesanan dua pemuda tampan itu.

"Jadi gimana?" Tanya Gatra yang memulai topik pembicaraan.

"Apanya yang gimana?" Arga malah bertanya balik dengan tampang tidak berdosanya.

Sedangkan Gatra mendengus kesal dengan kelakuan Abangnya Naya ini, kalau saja dia tidak mencintai gadis itu, mungkin laki-laki dihadapannya ini sudah mati ditangannya.

"Iya iya ambekan banget lu kayak bocah." Ujar Arga, Gatra hanya diam saja menunggu kelanjutannya.

"Lu ada ngrasa nggak, dia disinisi siapa gitu di Sekolahnya." Arga menopang dagu dengan sebelah tangannya yang bertumpu diatas meja.

"Nggak ada yang sinis ama dia, yang ada si Naya yang sinis sama semua kecuali gue." Ucap Gatra dengan bangga sambil tersenyum tipis dan mengangkat dua jarinya didepan dada.

Psychopath vs Indigo (TERBIT)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang