Part 09

88.4K 10.8K 1.4K
                                    

Tuk..Tuk..Tuk..

Bunyi sepatu yang menggema di Ruangan gelap nan temaram ini membuat gadis yang terbaring lemah tak berdaya diatas meja besar itu kembali meneteskan air matanya, terdengar siulan dari seseorang mendekat ke arahnya.

"Wah, kau sudah sadar rupanya?" Tanya seseorang bertubuh jangkung itu.

"Bagus lah, kita bisa bermain-main sekarang." Dia melepaskan lakban hitam dari mulut gadis itu.

"Gatra lo jangan macem-macem ya sama gue!" Ancam gadis itu dengan suara bergetar.

"Ada suara, tapi dimana?" Gatra berlagak seakan mencari sumber suara yang telah mengancamnya tadi.

Gatra berjalan menjauh dari sana, dia mengambil sesuatu dari laci dan memainkannya dengan pisau lipat andalannya.

Srek..srekk..srekk..

Bunyi asahan pisau itu terdengar sangat menakutkan, Gatra melakukannya dengan gerakan sangat lambat membuat gadis disana meremang ketakutan.

"Sudah siap?" Tanya Gatra ketika sudah kembali dari acara mengasah pisaunya, dia memasang senyum devil yang sangat menakutkan.

"Kenapa harus gue Gat? Salah gue apa?" Teriak gadis itu dengan air mata bercucuran, tubuhnya tidak bisa bergerak karena diikat kencang.

"Nggak salah apa-apa tuh." Jawabnya enteng sambil menggoreskan pisau itu dipaha gadis yang bernama Resy ini sampai lutut, sehingga menimbulkan baret yang cukup panjang.

Resy terpekik dengan ulah Gatra, dia tidak bisa memberontak, tubuhnya sangat lemas, aroma darah yang keluar dari pahanya membuat Resy mual dan memuntahkan isi perutnya.

"Kau ini jorok sekali, huh?" Kesal Gatra karena muntahan gadis itu sedikit mengenai bajunya.

Gatra maju mendekati Resy, dia menggoreskan pisau itu mengikuti garis alis Resy membuat gadis itu kesakitan.

"Biasanya kau sangat senang menggoreskan alismu dengan benda coklat itu? Kenapa sekarang menangis? Harusnya kau berterimakasih karena aku telah membantumu, bahkan ini sangat permanen." Ujarnya seperti merasa bersalah.

"Ber..henti!" Resy menatap Gatra dengan memohon membuat cowo itu terkekeh kejam.

"Telinga nakal ini suka menguping."

Resy memejamkan matanya erat ketika Gatra menggesekkan pisau tajam itu ke telinganya.

"Cantik." Gatra memperlihatkan daun telinga milik Resy yang sudah terpotong kepada sang empu.

"Sa..kitt."

"Sekarang rasakan ini!" Seru Gatra menancapkan pisau itu tepat ke jantung Resy, tamat sudah riwayat gadis itu, Gatra tersenyum senang ketika darah menyembur ke wajahnya, aroma yang sangat ia sukai selain dari aroma bunga sakura tubuh Naya.

"Kangen pacar." Gumamnya ketika wajah Naya terbesit dalam pikirannya.

Dia menoleh sebentar pada mayat Resy yang penuh dengan darah.

"Ntar aja lah ngurusinnya, yang penting ngapel dulu."

***

Naya sedang mengerjakan tugas sekolah dimeja belajarnya, ia hanya ditemani oleh sepiring cookies dan segelas susu coklat panas.

Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, namun rasa kantuk tak juga menghampirinya, anak-anak lain mungkin akan mengantuk jika banyak buku berceceran dihadapannya, tetapi lain dengan Naya yang sangat gemar membaca buku juga sangat gerah ketika banyak soal menumpuk, sehingga dirinya harus cepat-cepat menyelesaikannya.

Psychopath vs Indigo (TERBIT)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang