Part 14

72.4K 9.4K 1.4K
                                    

Gatra sangat senang bertemu dengan wanita yang telah melahirkannya, namun ia tak berani menghampirinya.

"Ayok samperin!" Ajak Naya yang dibalas gelengan dari Gatra.

"Gat, sampe kapan lo kayak gini? Ngehindar dari orang tua lo sendiri, ada gue disini." Ujar Naya sambil tersenyum manis dan menggenggam erat tangan Gatra.

"Gue nggak yakin." Ujar Gatra dengan keringat yang membanjiri pelipisnya, seperti akan bertemu dengan penghulu saja.

"Ada gue." Ucap Naya membuat Gatra sedikit tenang, cowo itu membalas senyuman Naya dan melangkah menghampiri wanita paru baya yang menggunakan pakaian nampak elegan itu.

"Permisi Tante." Ujar Naya ketika mereka sudah sampai dihadapan orang itu.

Wanita itu mendongak menatap Naya, dia tersenyum manis.
Sekarang Naya tau mengapa cowo disampingnya ini sangat manis, ternyata ibu nya juga manis.

"Ada apa ya Dek?" Tanyanya.

Naya melirik Gatra yang menunduk dalam, dia menyenggol perut Gatra dengan siku nya.

Perlahan Gatra mendongakkan kepalanya dan tak terasa air matanya turun ketika melihat wanita yang menjadi cinta pertamanya itu berdiri nyata didepan matanya.

Wanita itu memandang lekat lelaki tampan dihadapannya, wajahnya yang sangat mirip dengannya yang sekarang sedang menangis sesenggukan.
Dia menutup mulutnya sendiri dan langsung membawa Gatra ke dalam pelukannya.

"Mama." Gatra memeluk erat Mama nya, dia menangis didalam dekapan yang sangat ia rindukan selama ini.

"Gatra nya Mama." Ucap Mama sambil mengelus punggung putranya yang telah hilang selama hampir tiga tahun.

"Mama kangen banget sama kamu." Mama melepaskan pelukannya dan menatap lekat manik hitam teduh milik putra semata wayangnya itu.

"Gatra ju..juga kangen sa..sama Mama." Ujar Gatra sesenggukan.

Naya tersenyum, ternyata benar, jika laki-laki berhadapan dengan Ibu nya pasti akan seperti anak kecil.

"Kamu apa kabar sayang?" Tanya Mama sambil mengusap air mata Gatra.

"Baik, Mama gimana?"

"Mama kesepian nggak ada kamu." Ujar Mama sendu, membuat Gatra tersentil hatinya.

"Kalo Papa gimana?" Tanya Gatra hati-hati.

"Dia baik, Maaf in Papa kamu ya Gatra, dia udah ninggalin kamu tanpa sepengetahuan Mama." Mama membelai lembut pipi Gatra, putranya semakin tampan saja ternyata.

"Kamu bicara sama siapa Ma?" Suara bariton mengintrupsi membuat debaran itu kembali menggila didada Gatra.

Naya menengok ke kiri dan melihat sesosok pria paru baya dengan setelan jas formal nya menghampiri mereka berjalan dengan gagah nya.

"Udah selesai Pa menyerahkan donasi nya?" Tanya Mama menatap suaminya, tangannya masih menggenggam tangan Gatra.

"Sudah beres." Jawabnya tersenyum singkat.

Bapaknya ganteng, emaknya cantik, pantes aja anaknya bikin gue tergila-gila setiap hari. Batin Naya berdecak kagum.

"Mereka siapa Ma?" Tanyanya sambil melirik Naya dan Gatra.

"Anak kita Pa." Jawab Mama membuat kerutan didahi pria paru baya itu nampak tercetak jelas.

Perlahan Gatra memberanikan diri untuk melihat seseorang yang sangat membencinya itu.

Tak terasa sebulir air mata jatuh begitu saja, tidak dipungkiri dia juga sangat merindukan Papa nya yang telah menjadi pahlawan super nya dulu.

Papa terkejut melihat Gatra dihadapannya, namun ia segera mengembalikan raut wajahnya seperti biasa.

Psychopath vs Indigo (TERBIT)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang