Part 52

38.4K 4.1K 1K
                                    

Mengusik wanitaku, ku anggap kulitmu sudah siap menerima sayatan dariku.
_______

"Huaa Ayah, A'a mau beli rel kereta!"

Gatra yang sedang asyik membaca koran di ruang tengah dikejutkan oleh tangisan histeris Jio yang baru saja masuk ke dalam rumah setelah mengantar kepergian Wildan, cowok itu sering main ke rumah akhir-akhir Dira.

Meletakkan koran diatas meja, Gatra melambai agar Jio mendekatinya.

"Kenapa sayang?" tanya Gatra lembut, memangku putra sulungnya.

"A'a pengen beli rel kereta hiks." Jio terisak, ujung hidungnya memerah.

"Iya nanti kita beli, Ayah kan baru pulang kerja, capek." tutur Gatra mencoba membuat Jio mengerti.

"Tapi janji bakal beliin rel kereta buat A'a kan, Yah?" Jio mendongak menatap rahang tegas Gatra dari bawah.

"Ya iya lah, lagian berapa si harganya? Paling lima puluh ribu, itu aja udah sama kereta plus baterai-nya." jawab Gatra sok sultan, tapi emang sultan sih.

Jangan remehkan, putra tunggal dari keluarga Grispara ini mana mungkin tak menuruti permintaan putranya untuk membeli mainan kereta? Membeli dua puluh kardus mainan kereta saja Gatra mampu, sekalian sama toko mainannya.

"Ih bukan kereta yang pake baterai Yah, A'a pengen rel kereta yang asli kayak yang didekat sekolah A'a. Kata Om Wildan, kalo A'a beli rel kereta, A'a bisa jalan cepeeettt banget sama bisa kemana aja." jelas Jio menggebu-gebu.

Gatra cengo, menatap wajah polos Jio dengan jejak air matanya.
Menipiskan bibirnya, Gatra merasa ingin merauk-rauk wajah Wildan sekarang juga. Sepertinya otak Jio sudah benar-benar terkontaminasi oleh Wildan kupret.

Pantas saja Wildan sering main ke rumah, ternyata cowok itu memberi Jio les privat gratis agar otak Jio meniru otak kecil miliknya.

"Wildan kupret, lo bener-bener." geram Gatra meninju angin didepan wajahnya.

"Gimana Yah? Jadi beliin A'a rel kereta api kan?" Jio memasang puppy eyes dengan bibir yang melengkung lebar.

Gatra meraup banyak oksigen, paru-parunya terasa terhimpit akibat kekesalannya pada Wildan yang sudah membara. Lihat saja, Gatra pastikan akan menjewer telinga Wildan hingga memerah tak lupa menarik bulu hidung cowok itu.

Jio ini sangat meresahkan, jika anak itu ingin membeli kereta mungkin Gatra masih mampu untuk membelikannya kereta api pribadi, tapi ini? Dia menginginkan rel kereta yang Gatra saja tidak tau dimana ujungnya.
Ini semua gara-gara Wildan pokoknya!

Gatra tersenyum, "Ayah mandi dulu ya? Nanti kita keluar sama Bunda sekalian jalan-jalan sore, oke?"

Jio mengangguk semangat, Gatra menurunkan bocah bule itu dari pangkuannya dan berjalan meninggalkan ruang tengah.

"Kyaaa!"

Berjalan melewati kamar tamu, Gatra tak sengaja bertubrukan dengan Naya yang membawa setumpuk seprei. Hingga seprei itu terpental dari tangan Naya dan menutupi tubuhnya juga Gatra, Naya yang hilang keseimbangan terhuyung ke belakang, sebelum kepalanya menyentuh lantai, tangan kekar Gatra sudah menarik tengkuk lehernya dan tangan yang lain memeluk pinggang Naya.

Psychopath vs Indigo (TERBIT)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang