Coklat Untuk Tita (part 5)

44 4 0
                                    

Siang itu, sepulang dari rumah Tita, perasaanku campur aduk tak karuan. Tita, sahabatku yang sangat ceria di SMA, harus berakhir menjadi single parent yang berjuang membesarkan anaknya sendirian.

Tita pernah dihukum karena ketauan makan coklat saat pelajaran berlangsung. Ia bilang, coklat membuatnya tenang dan fokus. Rupanya coklat memang mengandung dopamin yang dapat membuat seseorang merasa bahagia. Tita pasti lebih membutuhkannya saat ini, dibanding segala obat antidepresan yang harus diminumnya sejak pernikahannya hancur.

Tapi bagaimanapun, Tita berhasil mendidik anak yang baik seperti Bayu. Bocah kecil itu sangat menyayangi ibunya. Semoga di masa depan, dia bisa membahagiakan ibunya. Membuat ibunya bangga. Dan menjadi seorang gentleman yang takkan membuat wanitanya bersedih, seperti yang dilakukan ayahnya.

Hmmm... Apa yang bisa kulakukan untuk Tita dan Bayu, ya? Tak mungkin aku mengirimi mereka kue coklat setiap hari. Tapi aku juga masih belum bisa merekrut Tita menjadi partner membuat kue. Duh, Gendis, ayo gunakan otakmu!

Atau, bagaimana dengan kencan buta? Apa aku harus mencarikan ayah baru untuk Bayu? Duh, Ndis! Yang realistis, donk! Aku sendiri aja belom nikah, kok malah mau nyariin orang lain jodoh!

Ting!

Satu notifikasi masuk ke hapeku. Kubuka isinya, rupanya pesan bersponsor.

“2020 hampir berakhir! Mari rencanakan akhir tahunmu dengan paket liburan sesuai protokol kesehatan! Klik link dibawah ini untuk informasi lebih lanjut”

Waw. Tampaknya liburan adalah ide brilian untuk mengembalikan semangat Tita. Aku segera membuka link yang ditawarkan dan membeli paket wisata ke ujung timur pulau jawa untuk dua orang.

“Titaku yang manis semanis coklat,” ketikku di whatsapp. “maafkan aku tidak bisa hadir di hari pernikahanmu. Aku juga tidak hadir ketika Bayu lahir. Bodohnya aku melewatkan momen sepenting itu. Apalagi setelah aku tau betapa lucu dan cerdasnya anakmu.

“Sekarang, biarkan aku menebus kesalahanku di masa lalu. Aku mungkin tidak bisa mengirimkan cokelat untukmu setiap hari. Tapi kuharap, hadiah kecil ini bisa sedikit membuatmu merasa lebih baik. Ingat, kamu berharga! Happy new year dan jangan lupa bahagia!”

The Baker (Life isn't always as sweet as a cake)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang