Debaran Makan Malam (Part 3)

25 2 0
                                    

Klik!

“Kamu itu, Ndis, kebiasaan. Nggak pernah bener kalo masang helm.” Kata Dana sambil memasang tali helmku. Ya Tuhan! Wajahku saat ini pasti mirip kepiting rebus! Aku benar-benar malu mengiranya hendak menciumku!

“Ayo naik, Ndis!” ajak Dana membuyarkan pikiran bodohku sambil mem-blayer motornya. Aku segera naik keatas jok empuknya dengan ekspresi masih salah tingkah. Dana mulai memacu motornya, tapi aku sedang dalam posisi tidak siap, sehingga aku tersentak hampir jatuh kebelakang.

“Pegangan, Ndis, biar gak jatuh.” Kata Dana lalu mengarahkan tanganku memeluk pinggangnya. Aku sungguh malu setengah mati. Ya Tuhan, Gendis! Hal bodoh apalagi yang akan kamu lakukan malam ini? Kamu sungguh membuat dirimu terlihat konyol, Ndis!

Sepanjang perjalanan aku hanya diam sambil tetap memeluk Dana. Rasanya seperti kembali ke masa lalu, ketika punggung ini masih menjadi tempatku bersandar. Bahkan aroma tubuhnya pun masih sama. Yang berubah hanya motor dan perawakannya saja yang jadi lebih berisi. Ah ya, juga perasaannya, tentu saja.

Motor berbelok dan berhenti di sebuah tempat makan kuno yang legendaris di kota ini. Di depan pintu masuk tertera tulisan besar : AYAM GORENG BU LANNY. Aku tidak menyangka Dana akan mengajakku kesini. Ini rumah makan favoritku sejak dulu. Bumbu ayam gorengngya meresap hingga ke tulang. Apalagi parutan laosnya yang amat sedap dimakan dengan nasi hangat dan sambal terasi. Sempurna!

Dana berjalan ke arah meja kosong dekat kolam ikan. Suara kecipuk air dari bambu menambah romantika malam ini. Duh, kenapa harus se-romantis ini, sih? Aku kan jadi baper tingkat ujian negara. Pria flamboyan itu menyodorkan buku menu padaku.

“Nih pesen dulu” katanya. Aku mengambil buku menu itu dan menuliskan makanan dan minuman yang akan ku pesan. Dana memberi isyarat dua jari, artinya ia juga memesan menu yang sama. Usai menulis menu, Dana mengambil lagi kertas dan buku, lalu berjalan ke arah kasir. Tak lama, ia kembali membawa dua bungkus kerupuk ikan.

The Baker (Life isn't always as sweet as a cake)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang