Cupcake Social Distancing (Part 3)

52 5 0
                                    

Aku kembali menyelesaikan pesanan Fira dan berusaha melupakan selintas pikiranku tentang seminar Fira tadi. Tepat pukul 5 pagi, semua cupcake sudah selesai. Aku memotret hasil kerjaku dan mengirimkannya ke Fira dengan pesan "siap diantar lebih awal".

Lebih baik setelah ini aku segera mandi dan mengantarkan kue ini lebih awal. Aku takut malah mengantuk dan ketiduran jika harus menunggu pukul setengah tujuh. Kulihat hapeku sekali lagi, tak ada jawaban. Mungkin Fira masih belum bangun.

Sengaja aku mandi dengan amat lambat untuk membunuh waktu. Keluar dari kamar mandi, aku merias diri secantik mungkin, yang juga untuk membunuh waktu. Tepatnya satu jam, aku selesai mandi dan berdandan. Kulihat hapeku, masih tak ada jawaban dari Fira. Ku telfon pun tidak diangkat. Aneh, bukankah seharusnya Fira sudah standby di kantor?

Meski Fira tidak memberi kabar lebih lanjut, tapi aku memutuskan untuk tetap mengantar kue ini lebih cepat dari tenggat waktu. Pukul 6 pagi, motorku berangkat menuju kantor Fira yang jaraknya agak jauh dari rumahku. Jika dalam keadaan macet, bisa menghabiskan waktu 45 menit. Namun dalam keadaan lancar di pagi hari seperti ini, dalam waktu 20 menit sudah bisa sampai.

"Selamat pagi, mbak" sapa pak satpam  dari pintu gerbang.

"Pagi, pak. Saya mau antar pesanan kue untuk seminar. Atas nama Fira" jawabku.

"Oh seminar tentang penerapan protokol kesehatan dalam bekerja itu, ya?"

"Ummm, iya mungkin, pak"

"Maaf, mbak, tapi sepertinya.…."

Belum selesai pak satpam bicara, hapeku berdering. Panggilan masuk dari Fira. Aku membuat isyarat meninta maaf ke pak satpam, "saya angkat telfon dulu, pak". Aku segera mengangkat telfon dari Fira.

"Halo, Fir, aku udah di depan kantormu, nih" sapaku

"Ya ampun, Ndis, pantes dari tadi lo gak bales. Gue udah WA lo dari jam 6!"

"Oh, jam 6 aku udah di jalan. Gimana, Fir?"

"Yaudah telfonnya ditutup dulu, ya. Lo baca dulu aja WA nya"

Aku segera menutup sambungan telfon lalu membuka WA dari Fira.

"Ndis, seminarnya dibatalin gara-gara ada anggota yang positif covid. Barusan subuh tadi dibawa ke UGD. Kayaknya kuenya batal deh. Gimana?"

Aku menatap layar hapeku datar. Tidak tau harus apa lagi. Segala lelah dan kantuk yang kutahan sejak malam, mendadak datang menghadang. Setelah itu tak dapat kulihat apapun selain pak satpam yang mendekat sambil berteriak, "MBAK, JANGAN PINGSAN DISINI !!!"

The Baker (Life isn't always as sweet as a cake)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang