Kirim Lewat Do'a (part 4)

57 7 0
                                    

Tak lama kemudian, hapeku mati sebelum aku mengangkatnya. Sepertinya aku berpikir terlalu lama. Tapi selang beberapa detik kemudian, hapeku bergetar lagi. Katanya, jika seseorang menelefon sampai dua kali berturut-turut, bisa jadi sedang ada hal penting yang ingin disampaikan. Angkat tidak, ya?

“Halo”, akhirnya aku memberanikan diri mengangkat panggilan itu.

“Halo selamat siang, Ibu. Sebelumnya kami ucapkan selamat karena nomor ibu telah memenangkan undian Gebyar Poin sebesar sepuluh juta rupiah. Hadiah untuk ibu akan kami transfer ke rekening ibu. Boleh kami tau kartu ATM ibu warnanya apa?”

Ya ampun. Hatiku terlanjur deg-degan mengira itu telefon Nindy yang akan memaki-maki. Ternyata hanya penipu online. Langsung saja ku balas pertanyaan si penipu, “Terima kasih atas hadiahnya, pak. Daripada kasih ke saya, lebih baik kasih saja hadiahnya ke teman saya yang namanya Nindy, pak. Biar bisa bayar ongkir, nggak minta gratisan terus!”

Langsung ku matikan panggilan telfon itu. Secara otomatis, hapeku kembali ke layar beranda. Ada 20 notifkasi dari Nindy yang menanti untuk dibaca. Sambil menghembuskan nafas berat, aku beranikan diri untuk membuka chat dari Nindy. Isinya tentu saja memgabsen nama-nama penghuni se-kebun binatang. Mulai dari anjing, babi, monyet sampai kampret, ditulisnya semua. Kata-katanya pedas sekali hingga membuat dadaku bergetar menahan tangis.

“Maaf ya, Nin, sudah bikin kamu marah. Kamu nggak jadi pesen kue di aku juga nggak papa. Semoga kamu bisa dapetin kue ultah yang lebih enak buat mamamu, ya,” tulisku membalas pesan Nindy dengan selembut mungkin. “Sebagai permintaan maaf, kamu boleh ambil hadiahku sebesar sepuluh juta dari Gebyar Poin, Nin. Semoga uangnya bermanfaat biar kamu nggak perlu pusing lagi soal bayar ongkir. Silahkan hubungi nomor ini, ya.”

Aku melampirkan nomor hape penipu yang baru saja menelefonku dan mengirimnya pada Nindy. Biar saja aku tidak peduli. Jika Hansel and Gratel bertemu penyihir karena memakan rumah kue yang bukan miliknya, maka Nindy bisa bertemu penipu karena makan rezeki orang minta gratis ongkir padahal cuma beli satu.

The Baker (Life isn't always as sweet as a cake)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang