Kirim Lewat Do'a (part 3)

60 8 0
                                    

Aku jadi teringat sebuah kejadian. Kala itu seorang kawan lamaku bertanya, “Loh, Ndis, sekarang jualan kue? Kirain kamu bakal jadi seniman?” Memang saat SMA aku aktif di ekstrakurikuler seni tari. Sedangkan di kampus aku melanjutkan hobiku dengan  ikut bergabung di UKM kesenian. Tidak hanya memperdalam seni tari, aku juga menjajal teater, menjadi pembawa acara dan jadi vokalis band. Waktu itu sedang marak aliran musik ethnic fussion dan aku didaulat untuk pesindennya. Yah, macam Sara Fajira di lagu Lathi, gitu deh.

Namun, menjadi pembuat kue juga merupakan seni untukku. Melukis wajah di atas kue tart, contohnya. Tart lukis menjadi salah satu produk pertamaku yang disambut baik di kota kecil ini. Jika biasanya orang berkarier secara meningkat, maka karierku melebar. Masih di dunia seni, hanya melebar ke seni memanggang.

Sewaktu aku kecil, ibu sering membacakan dongeng sebelum tidur. Di antara sekian banyak dongeng itu, yang paling mengena di ingatanku adalah Hansel and Gratel. Kisah dua kakak beradik yang dibuang ayahnya ke hutan lalu bertemu rumah kue yang ternyata milik penyihir. Sempat terlintas di pikiranku yang masih anak-anak, pasti menyenangkan bisa membuat rumah kue. Lalu aku akan memakannya bersama dengan kawan-kawan sepermainanku.

Rupanya impian kecil yang sempat terlupakan itu akhirnya terwujud di usiaku yang ke dua puluh lima. Lucunya, kue pertama yang kubuat adalah kue ulang tahunku sendiri, yang dirayakan tepat sehari setelah aku dipecat. Sepertinya Tuhan sedang mengajakku bercanda dengan merayakan usia yang memasuki quarter life dalam keadaan jomblo dan pengangguran. Tapi bagaimanapun, aku tetap bersyukur dan bahagia dengan keadaanku saat ini.

Drrrttt...  Drtttt...

Tiba-tiba hapeku bergetar. Aku melihat ada satu panggilan masuk dari nomor tak dikenal. Ragu, aku tak hendak mengangkatnya. Bisa jadi itu panggilan dari Nindy yang masih emosi, lalu menggunakan nomor lain karena chatnya tidak kuladeni. Tapi bisa juga itu dari pelanggan baru, kan? Bukankah tidak baik menolak rezeki?

The Baker (Life isn't always as sweet as a cake)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang