Pesanan Paling Jauh (Part 1)

31 2 0
                                    

Ting!

Satu notifikasi masuk ke hapeku dari aplikasi ojek online.

"Maaf, kak, saya tidak bisa antar orderannya. Mohon di cancel saja." Tulis sang ojek online. Ini sudah driver ketiga yang menolak pesanan kirim barangku. Memang aku tidak membuat akun jual makanan di aplikasi ojek online itu. Aku hanya menerima pesanan lewat whatsapp dan mengirimkan lewat ojek online.

"Pak, ini sudah driver ketiga yang cancel pesanan saya. Mana jamnya sudah mepet. Saya mohon tolong barangnya diantar ya, pak. Saya takut waktunya ngga cukup kalau sekarang saya antar sendiri." Ketikku memohon pertolongan.

"Maaf sekali lagi, kak, saya tidak bisa menerima pesanan kakak. Jika kakak tidak mau cancel, nggak papa. Biar saya yang cancel. Terimakasih."

Lalu driver itu benar-benar membatalkan pesananku. Aaargh, apa-apaan sih ini? Kenapa sampai tiga kali pesan ojol, semua pada nolak nganter kue ini? Mana jamnya udah mepet banget lagi! Yaudah lah, terpaksa, mau nggak mau aku yang bakal kirim sendiri.

"Ndis, mau kemana?" tanya ibu saat aku bersiap menyalakan motor.

"Nganter kue, bu"

"Nggak bisa ditunda nanti? Udah jam lima sore ini. Hampir maghrib."

"Nggak bisa, bu. Orangnya bilang kuenya buat jam enam sore. Gendis dari tadi udah pesen ojek online, tapi pada cancel semua. Yaudah Gendis sendiri aja yang antar"

"Hati-hati, nak," ujar ibu terlihat gelisah. "firasat ibu nggak enak."

Setelah pamit pada ibu, aku segera memacu motor ke alamat yang telah diberikan oleh pelangganku. Aku tidak pernah tau tempat itu sebelumnya, jadi ku gunakan aplikasi pembaca peta agar bisa sampai kesana.

Tanpa sadar, aku mulai keluar dari kota dan memasuki wilayah kabupaten. Jalanan terasa lengang dan sepi. Masjid-masjid dipinggir jalan mulai melantunkan sholawat dari pengeras suara. Tanda adzan maghrib akan segera berkumandang.

Ting!

Kulihat satu notifikasi masuk di hapeku. Pesan dari ibu.

"Ndis, kalau sudah masuk waktu maghrib, berhenti dulu, ya, nak. Sholat."

Pesan dari ibu agak sedikit memberatkanku. Sebab, jika dilihat dari maps, lokasi yang akan aku datangi sudah dekat. Dan aku diburu waktu. Nanti saja sholat maghribnya, setelah aku mengantar pesanan.

The Baker (Life isn't always as sweet as a cake)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang