Debaran Makan Malam (Part 1)

30 3 0
                                    

Pada akhirnya aku menyanggupi permintaan Dana si pria flamboyan untuk membuat sebuah kue. Ia tidak memiliki permintaan khusus. Ia bahkan menyerahkan segala keputusan ditanganku untuk membuat kue seperti apa.

“Terserah kamu aja mau bikin kue apa. Yang pasti, aku pengen kue buatanmu bikin aku feel surprised

Dih, memangnya dia pikir aku pesulap yang suka bikin kejutan. Aku ini cuma pembuat kue. Kalo aku pesulap, ujung-ujungnya aku bakal bikin podcast di youtube, bukan jualan kue!

Sebenarnya aku ingin tahu apa tujuan Dana memesan kue. Apakah untuk kado ulang tahun? Atau untuk ucapan selamat? Atau hanya untuk oleh-oleh? Kebanyakan pelangganku memesan kue untuk kado ulang tahun teman, pacar, suami, anak, atau orang tuanya. Sebagian lagi membeli kue sebagai ucapan selamat wisuda, kenaikan pangkat atau perpisahan dengan rekan kerja. Tapi ada juga yang membeli kue untuk oleh-oleh, seperti fudgie brownies yang tahan lama dan tidak mudah hancur.

Sengaja aku tidak mau bertanya lebih lanjut pada Dana. Aku menghindari terlalu banyak percakapan. Takut jadi mengingat masa lalu berujung baper. Karena memang setelah putus dengannya, aku belum pernah pacaran lagi dengan lelaki mana pun. Meski aku sempat dekat dengan beberapa lelaki, tapi malas rasanya untuk menjalin hubungan lagi.

Baiklah, kugunakan saja instingku. Anggap ini kue hadiah ulang tahun. Aku menghiasnya dengan lettering cake ala korea yang sedang hits saat ini. Ini kue yang sangat minimalis. Hanya kue bolu polos yang dioleskan buttercream asal-asalan diatasnya, lalu ditambah kata-kata super singkat. Untuk bagian lettering, sengaja tidak aku kerjakan, sebab aku tidak tau tulisan apa yang diinginkan Dana.

***

Tanggal 25 pun tiba. Aku mengirim pesan ke Dana, mengabarkan bahwa kuenya sudah jadi. Agak lama kemudian, dia membalas pesanku dengan ajakan makan malam. “Kalo kamu gak sibuk, malam ini sekalian dinner, yuk!”

Ajakan Dana membuatku salah tingkah. Sudah lama aku tidak pergi kencan. Terkahir kali berkencan, aku diajak teman sekantorku melakukan kencan buta. Sayangnya pemuda yang datang zonk semua. Isinya mas-mas jamet yang ujung-ujungnya ngajak bikin konten tiktok. Ya kali aku disuruh ikutan joget sambil melet-melet nyanyi aaa aaa aaa aaa aaa aisyah ku jatuh cinta pada jamila... Dih!

Tunggu. Apa tadi kubilang? Kencan? Stop, Gendis! Dana hanya mengajakmu makan malam. Bukan kencan! Jangan keburu ge-er!

The Baker (Life isn't always as sweet as a cake)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang