Coklat Untuk Tita (Part 1)

51 4 0
                                    

"Titik jemput sesuai aplikasi ya, kak"

Satu notifikasi masuk dari aplikasi ojek online. Tiga kotak dessert box ku kemas rapi dalam tas, siap untuk diantar abang ojek online ke tangan pelangganku. Ku lihat jam dinding sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Aneh juga, ya, pesan kue di tengah malam. Mungkin si pemesan tidak takut gendut. Atau mungkin sedang ngidam?

"Kak, saya sudah di depan" kulihat sang ojek online sudah menunggu di depan rumah.

"Sebentar, mas, saya menuju ke depan." Jawabku sambil menyiapkan tas berisi kue.

"Mas mas. Enak aja manggil aku mas. Aku cewek tau, Ndis!" balas sang ojek online. Aku kaget membaca pesannya. Ndis? Bagaimana dia tau namaku?

Aku segera berlari keluar rumah. Penasaran, siapa ojek online yang menerima pesanananku. Pastilah dia seseorang yang ku kenal, karena dia tau namaku. Sayangnya, ia memakai masker sehingga aku tidak mengenali wajahnya.

"Mmm, maaf, anda siapa, ya? Kok bisa tau nama saya?" tanyaku sopan.

Sang ojek online memicingkan matanya seperti orang yang sedang tersenyum. "Ya jelaslah aku tau ini kamu. Wong jaman SMA dulu hampir tiap hari aku main kesini!"

Tunggu... Suara itu ...

"TITA?" tanyaku kaget. Sang ojek online membuka maskernya. Benar saja, itu wajah sahabatku Tita!

"Ya ampun, Ta! Aku kangeeen!" teriakku langsung memeluknya. Tita juga balas memelukku erat. Hampir tujuh tahun aku tidak bertemu dengannya. Dan kini, kami dipertemukan lagi dengan cara seperti ini. Takdir sungguh lucu.

"Aku juga kangen, tau, Ndis," Tita mengendurkan pelukannya. "Aku tuh tadi udah close order, mau pulang. Eh tiba-tiba ada pesenan makanan ke alamat ini. Ini kan alamatmu. Nggak nyangka loh kamu sekarang jualan kue!"

"Yah, gimana lagi. Keadaan, Ta. Aku butuh duit abis di PHK gara-gara pandemi."

Tiba-tiba hape Tita berdering. Tita mengisyaratkan untuk tunggu sebentar karena dia hendak mengangkat telfonnya.

"Iya, sayang, iya. Ini pelanggan terkahir. Abis gini mama pulang, okay? Love you" ujar Tita sambil menutup hapenya.

The Baker (Life isn't always as sweet as a cake)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang