5

695 85 4
                                    

Sudah lima hari Lia masuk di sekolah barunya dan sekarang hari Sabtu para siswi mendapatkan libur karena akan ada rapat antara guru.

Libur sekolah akan di manfaatkan sebaik mungkin oleh Lia untuk bekerja. Beberapa hari lalu Lia mendapatkan tawaran kerja untuk menjadi asisten rumah tangga dari seorang wanita paruh baya yang sedang minum kopi di cafe tempat nya kerja. Lia tidak sengaja mendengar obrolan wanita itu dengan orang yang di telpon nya.

Sebenarnya orang yang memberikan Lia tawaran kerja itu sudah memiliki asisten di rumah nya. Hanya saja, karena sang asisten mendapatkan izin urusan dengan keluarganya jadi Lia yang mengambil kesempatan itu untuk seharian ini.

Untuk gajinya sendiri terbilang lumayan untuk kebutuhan selama beberapa hari. Ia di gaji di awal persetujuan dengan majikan nya itu.

Saat ini Lia sudah berada di depan rumah yang cukup besar dan megah milik wanita yang memberikan pekerjaan untuk nya.

Lia berjalan memasuki halaman itu dan mendekati pintu berwarna coklat yang sangat lebar.

Lia POV

Aku menarik nafas dalam-dalam dan menekan bel yang ada di samping pintu.

Pintu itu perlahan terbuka dan muncullah wanita pemilik rumah ini. Aku memberi salam dan tidak lupa membungkuk sopan pada nya.

"Annyeong haseyo, nyonya."

"Kamu sudah datang. Ayo masuk!" Ajaknya mempersilahkan ku masuk lebih dulu.

Baru Lima langkah aku berjalan, langkah ku terhenti begitu melihat seisi rumahnya yang jauh lebih mewah lagi.

"Nama kamu siapa? Maaf saya lupa." Tanya wanita yang aku panggil nyonya itu.

"Ah? Nama saya, Julia."

"Baiklah Julia, kamu bisa simpan barang kamu dulu lalu mulai kerja."

"Baik nyonya." Aku kembali membungkuk.

Nyonya menghampiri sebuah meja untuk mengambil secarik kertas dan kembali ke arah ku memberikan kertas tadi.

"Ini daftar yang perlu kamu kerjakan, ikuti saja itu yah." Ucapnya.

"Ne, baik nyonya."

"Saya akan pergi ke kantor 15 menit lagi, dan kamu bisa mulai melakukan pekerjaan kamu."

"Apakah nyonya hari ini tidak libur?"

Dia menghembuskan nafas nya pelan dan menatap ku seperti ada sesuatu yang ingin  dia katakan. "Saya harus kerja agar menghasilkan uang untuk anak saya satu-satunya."

Anak?

Kalau beliau punya anak mengapa rumah ini sangat sepi, Batinku.

"Anak saya seperti nya seumuran kamu. Dia juga perempuan, kami hanya tinggal berdua setelah saya bercerita dengan appanya."

"Maaf nyonya, saya tidak tau hal itu."

"Tidak apa, Lia... Justru setelah bercerai kehidupan kami berdua jadi lebih baik."

Aku tidak tau apa maksud nyonya, aku ingin bertanya lagi tapi aku takut karena itu jelas privasi nya dan keluarga.

"Ya sudah kalau begitu, kamu lanjut kerja yah!" Beliau mengelus bahu ku dengan lembut lalu pergi untuk bersiap-siap ke kantor. Tapi sebelum itu dia berhenti untuk menyampaikan sesuatu "oh iya, anak saya ada di rumah. Mungkin dia masih tidur, dia sering bangun kesiangan setiap libur. Jadi nanti kamu bersihkan kamarnya setelah dia bangun saja yah!"

"Ba.. baik, nyonya."

Aku segera pergi ke dapur menyiapkan sarapan untuk anak majikan ku. Di kertas yang di beliau berikan tadi tertulis kalau anaknya suka makan gyeran jjim untuk sarapan.

Another Day [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang