Sepulang sekolah Lia dan Chaeryeong jalan bersama menuju gerbang sekolah. Kebetulan hari ini Chaeryeong tidak ada rapat atau kegiatan lain yang berhubungan dengan OSIS.
Sambil berjalan sesekali mereka ngobrol, tetapi meski begitu dipikiran Lia ia masih memikirkan Ryujin. Tadi saat jam istirahat ia mencoba menghubungi Ryujin namun tidak ada jawaban. Lia mendapatkan nomor handphone Ryujin dari nyonya Shin.
"Anak itu kemana sih, di telpon ngga di angkat, SMS ngga di balas." Ucap seorang gadis yang tiba-tiba lewat di samping Lia dan Chaeryeong.
Itu adalah Yeji dan Yuna, ternyata mereka pun sama seperti Lia. Entah mengapa Lia merasa sangat cemas sekarang.
"Li..Lia." Chaeryeong menggoyang lengannya Lia saat melihat Lia terdiam di tempatnya.
"Ah..i-iya.. kenapa Chaer?"
"Gue udah manggil lo tiga kali, lo mikirin apa sih?"
"A-anu.. ngga mikirin apa-apa kok." Lia berbohong dan tersenyum pada Chaeryeong.
Chaeryeong menyipitkan matanya dan menatap Lia dengan tatapan seperti sedang mengintrogasi narapidana.
"By the way...kok tadi jam istirahat pertama lo bilang kalau pagi ini lo berangkat bareng Ryujin."
Lia menghembuskan nafas nya,"huft... Sepertinya aku harus jujur sama kamu."
"Jujur?" Tanya Chaeryeong bingung.
"Sebenarnya sudah beberapa hari ini aku kerja di rumah Ryujin untuk mengajar dan menemani dia kalau eommanya kerja... dan sejak kemarin aku tinggal di rumahnya. Dan kami sering berangkat bareng ke sekolah atas perintah eommanya, tapi di jalan dia selalu menurunkan aku."
Chaeryeong yang mendengar perkataan Lia hanya menganga merasa tidak percaya dengan apa yang Lia katakan.
"Gue ngga salah dengar ini." Chaeryeong masih tidak percaya.
Lia menggigit bibir bawahnya dan menggeleng, "ngga.. kamu ngga salah dengar."
"Jangan bilang waktu lo terlambat dan hujan-hujanan itu juga karena ulah Ryujin?!"
Lia hanya menunduk dan mengangguk, sedangkan Chaeryeong masih tidak menyangka kalau Lia bekerja di rumah Ryujin. Rumah seorang gadis yang sering jahat pada sahabat nya itu.
"Lia.. Chaeryeong." Teriakan seseorang membuat Lia dan Chaeryeong berbalik ke sumber suara.
"Yujin.." ucap keduanya bersamaan. Dan orang yang ternyata adalah Yujin berlari menghampiri mereka.
"Lo ngapain disini?" Tanya Chaeryeong begitu Yujin tiba di hadapan mereka.
"Hum... Tadi kebetulan gue lewat, ngga sengaja lihat banyak siswi pulang. Yah gue mampir, barang kali aja bisa ketemu Lia." Jawab Yujin memandang pada Lia.
"Lia doang, gue nggak?!" Chaeryeong mempoutkan bibirnya.
"Lo mah bodo amat, biasanya juga di jemput supir."
Lia hanya tertawa kecil melihat tingkah keduanya.
"Lia.. mau pulang kan?! yuk bareng gue." Ajak Yujin.
"Eh.. tapi aku sama Chaeryeong."
Chaeryeong tau apa yang sebenarnya dimaksud Yujin. Gadis itu sudah menceritakan pada Chaeryeong tentang perasaannya pada Lia.
Saat bersamaan supir Chaeryeong datang.
"Udah, Lia. Ngga apa-apa.. lo bareng Yujin aja, tuh gue udah dijemput.. lagian gue mau mampir buat beli pesanan nenek gayung di rumah."
Yujin tau siapa yang Chaeryeong maksud nenek gayung. "Wah... Gue kasih tau Chaeyeon lo nanti."
"Bodo...blee." Chaeryeong pun berlalu meninggalkan Lia dan Yujin.
Sekarang Lia dan Yujin sedang berada di mobil Yujin. "Kamu ngga kuliah hari ini?" Tanya Lia memutus keheningan diantara mereka.
"Ngga, hari ini kebetulan gue libur." Jawab Yujin yang tetap focus pada jalan.
Lia menjawab dengan anggukan.
"Kita mampir makan dulu yuk.. gue lapar nih."
"Hum...kalau begitu aku turun disini aja."
"Loh.. kok gitu? gue mau ajak lo makan bareng Lia."
"Ta-tapi.."
"Udah.. lo ikut aja yah."
Lia pun hanya pasrah dan mau tidak mau ikut bersama Yujin.
.
.
.Setelah mampir untuk makan bersama, Yujin pun segera mengantar Lia pulang. Di satu sisi Lia masih terus memikirkan Ryujin.
Hingga saat mobil Yujin melintas di depan sebuah bar, Lia melihat sosok gadis yang tidak asing baginya sedang berjalan sambil dibantu seseorang karena mabuk.
"Yujin.. bisa berhenti sebentar." Pinta Lia menepuk pundak Yujin.
"Ada apa Lia?"
"Tolong hentikan mobil nya Yujin." Ucap Lia sekali lagi. Yujin pun menghentikan mobilnya dan Lia segera berlari menuju Ryujin.
Yujin yang melihat itu hanya keheranan dan segera menyusul kemana Lia berlari.
"Ryujin..." Teriak Lia.
Orang yang membantu Ryujin berjalan melihat ke arah Lia yang sedang berlari.
"Ryujin.. kamu.." ucap Lia yang terlihat sangat khawatir.
"Lo siapanya Ryujin?" Tanya orang itu.
"A-aku.. teman Ryujin."
"Kebetulan deh kalau begitu. Anak ini mabuk, Lo ajak pulang deh." Orang itu mengarahkan Lia untuk menahan tubuh Ryujin.
"Tadi gue telpon supir pengganti, karena ngga mungkin dia nyetir dengan keadaan begitu." Lanjut orang itu.
"Terimakasih...." Lia berhenti sejenak karena tidak tau nama orang itu.
"SinB, Hwang SinB." Ucap orang itu tersenyum pada Lia.
"Ah.. terimakasih SinB-ssi."
Lia pun segera membawa Ryujin untuk masuk ke dalam mobil nya dan di situ juga sudah ada supir pengganti yang di telpon SinB tadi.
Lia hampir lupa kalau Yujin mengikutinya. Dan sebelum ia pulang bersama Ryujin, Lia segera memberitahu pada Yujin dahulu.
"Yujin.. terimakasih untuk hari ini, aku akan pulang sama Ryujin saja."
"Eh.. iya, Lia. Sama-sama, lo hati-hati yah." Balas Yujin sambil tersenyum.
Lia pun segera masuk kembali ke mobil dan berlalu dari tempat itu. Yujin dan SinB menatap kepergian mobil itu. Tetapi ada perasaan sesak di dada Yujin.
Hari mulai gelap, mobil Ryujin akhirnya tiba didepan rumah. Setelah supir itu pergi, Lia segera membawa Ryujin masuk.
Lia membaringkan tubuh Ryujin yang sangat bau alkohol di ranjang. Melepaskan sepatu dan seragamnya, lalu memakaikan baju tidur Ryujin.
Gadis itu tidak bermaksud apa-apa, ia hanya ingin membantu Ryujin. Membersihkan tubuh Ryujin dengan handuk basah agar gadis itu tidak gatal-gatal saat tidur.
Ia melihat handphone Ryujin yang tadi ia letakkan di nakas, ternyata benda persegi panjang itu mati. Lia menge-cas ponsel Ryujin yang ternyata sudah mati total.
"Ternyata ini sebabnya dia tidak bisa di hubungi." Batin Lia
~Bersambung
Terimakasih sudah baca 😊
Jangan lupa vote yah Chingu 😁
Chapter berikutnya ditunggu yah 😉
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Day [End]
RomanceAda apa dengan ku? Bukankah aku membencinya? - Ryujin Aku bingung dengan perasaanku pada mu Shin Ryujin. - Lia