Keesokan paginya, Ryujin terbangun dari tidurnya. Ia merasa sangat pusing dan mual, hingga membuatnya berlari ke kamar mandi untuk muntah.
Saat ia keluar dari kamar mandi eommanya sudah duduk di kasurnya yang sedang menatap tajam pada gadis itu.
"Eo...eomma." Ryujin nampak sangat gugup. "Eomma ngga berangkat kerja?".
"Shin Ryujin.. sekarang kamu jawab pertanyaan eomma! Kenapa kamu mabuk semalam?"
"Eoh? I..itu." Ryujin menggaruk tengkuknya. "Haist.. Ryujin cuma minum sedikit kok."
"Minum sedikit sampai mabuk begitu semalam? Dan sejak kapan kamu belajar minum, kamu ini masih SMA Ryujin."
"Eomma." Ryujin menghentikan ucapannya dan melanjutkan beberapa detik kemudian. "Aku seperti ini sejak eomma dan appa sering bertengkar, aku menjadikan minuman sebagai pelarian setiap masalah ku. Dan lagi pula usia Ryujin sudah cukup untuk minum."
Eomma Ryujin terdiam, memang benar sejak eomma appanya sering bertengkar Ryujin jadi jarang mendapatkan perhatian. Dan setelah orang tua nya bercerai pun semuanya sama saja. Eommanya sibuk bekerja dan appanya? Ryujin seperti tidak mau tau lagi tentang orang itu.
"Dua hari lalu eomma dapat surat dari sekolah. Katanya kamu sering tidur di kelas, bolos dan katanya juga semester ini nilai-nilai kamu menurun."
"Ngapain lagi tuh sekolah kirim surat ke eomma." Ryujin mengalihkan pandangannya sambil memainkan udara didalam mulutnya.
"Sekarang kamu mandi dan siap-siap. Eomma akan antar kamu ke sekolah sekalian bertemu wali kelas kamu."
"Mwo? Eomma kan harus ke kantor."
"Eomma bisa ke kantor setelah nya. Sekarang kamu siap-siap, eomma tunggu di bawah."
"Huft.. ne." Jawaban singkat keluar dari mulut gadis itu.
Tanpa menunggu lama ia segera mengambil handuk dan masuk kembali ke kamar mandi.
✨✨✨
Saat ini Ryujin dan eommanya sudah berada di ruangan wali kelas untuk memenuhi surat panggilan itu.
Ryujin duduk di sofa yang ada di ruangan itu sedangkan eommanya sedang ngobrol dengan pak Lee wali kelas Ryujin.
"Di semester lalu nilai-nilai Ryujin selalu berada di atas rata-rata, tetapi memasuki semester ini nilainya menurun drastis." Ucap pak Lee.
"Maaf pak, saya tidak tau hal itu karena saya sibuk kerja. Apalagi saya baru saja bercerai dengan appanya." Jawab eommanya.
"Bukan hanya itu nyonya. Semester ini juga Ryujin bisa dibilang sangat jarang masuk sekolah, sampai beberapa guru sempat mengeluh pada saya."
Eomma berbalik dan memandang Ryujin yang tengah sibuk dengan handphone nya. "Apa benar yang di bilang pak Lee, Ryujin?"
"Hum? Perasaan pak Lee saja mungkin."
"Guru-guru itu punya daftar hadir Ryujin. Jadi tidak mungkin bapak salah."
Ryujin kembali ke kelasnya, sedangkan eommanya masih ngobrol dengan pak Lee.
"Saya bingung harus memperlakukan anak itu bagaimana lagi, saya terlalu sibuk bekerja... Sampai-sampai dia tidak memiliki seseorang untuk menemaninya." Eomma Ryujin memijat keningnya.
"Kenapa nyonya tidak mencari orang untuk menemani Ryujin. Kalau perlu cari orang yang bisa membantu Ryujin untuk belajar." Kata pak Lee.
"Lalu saya harus apa pak Lee?" Tanya eomma Ryujin kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Day [End]
RomanceAda apa dengan ku? Bukankah aku membencinya? - Ryujin Aku bingung dengan perasaanku pada mu Shin Ryujin. - Lia