13

666 83 5
                                    

Keesokan paginya, Lia terbangun dari tidur nyenyaknya. Ia langsung duduk untuk mengumpulkan energi nya dan setelah itu bergegas untuk mandi.

Pagi ini masih sangat dingin, tapi Lia berusaha untuk tahan karena tidak mungkin jika ia ke sekolah tidak mandi.

Sekitar 20 menit lamanya Lia mandi dan bersiap-siap kemudian ia keluar dari kamar untuk menemui nyonya Shin dan Ryujin kalau ada.

Dan ternyata benar, nyonya Shin saat ini sedang sarapan sendirian. "Selamat pagi, nyonya." Sapa Lia sambil membungkuk.

"Eh, Lia... Selamat pagi juga, sini sarapan bareng." Ajak nyonya Shin.

"Ti-tidak perlu nyonya, saya nanti beli roti saja di kantin sekolah." Lia menolak tapi berusaha untuk tetap sopan.

Nyonya Shin pun bangkit dari duduknya dan menarik Lia untuk duduk bersamanya.

"Kamu tidak perlu malu Lia, sekarang kamu tinggal di rumah ini. Itu artinya kalau saya ajak kamu makan bersama jangan menolak." Ucap nyonya Shin yang kemudian memberikan roti pada Lia.

"Terimakasih, nyonya... Nyonya sangat baik pada saya." Lia terharu terhadap perlakuan nyonya Shin padanya. Nyonya Shin adalah orang ketiga yang sangat baik pada Lia setelah Chaeryeong dan Yujin. Padahal Lia mengenal nyonya Shin belum lama.

Tidak lama seorang gadis memakai jaket kulit hitam turun dan hendak segera pergi keluar rumah.

Tapi langkahnya terhenti begitu wanita paruh baya yang sedang sarapan bersama Lia memanggilnya.

"Ryujin.. sarapan dulu sayang."

"Aku ngga lapar eomma." Balas Ryujin yang menatap tajam pada Lia.

"Pokoknya kamu harus sarapan, eomma ngga mau dengar kabar dari sekolah perut kamu sakit gara-gara ngga sarapan." Lanjut nyonya Shin, "Dan kebetulan ada yang mau eomma bicarakan."

Ryujin memutar bola matanya malas kemudian menuruti perintah eommanya. "Apa yang mau eomma bicarakan?"

Nyonya Shin belum menjawab karena masih ada roti di mulutnya. "Eomma akan ada pekerjaan di Swiss selama 2 Minggu."

"Oh.." jawaban singkat dari mulut Ryujin. Bukan suatu yang mengherankan jika Ryujin merespon seperti itu, karena sejak kecil ia memang sering di tinggal keluar kota ataupun keluar negeri oleh orang tuanya.

"Eomma mau, selama eomma di Swiss kamu tetap rajin belajar bersama Lia."

Gadis yang di ajak bicara hanya berdehem. Nyonya Shin terus menjelaskan apa-apa saja yang harus di lakukan Ryujin.

"Tolong kamu patuhi perkataan eomma tadi, Ryujin." Ucap nyonya Shin di akhir kalimat nya.

"Maaf, nyonya. Memangnya nyonya kapan berangkat?" Tanya Lia begitu nyonya Shin selesai bicara.

"Nanti siang, saya hanya ke kantor sebentar untuk mengurus sesuatu setelah itu langsung berangkat ke bandara."

Lia mengangguk dan Ryujin tidak merespon sama sama sekali, gadis itu fokus menikmati roti isinya.

Lia dan Ryujin memutuskan untuk berangkat ke sekolah bersama sesuai perintah Nyonya Shin, tapi kejadian saat Ryujin menurunkan Lia di tengah jalan kembali terjadi bedanya hari ini cuaca cukup cerah.

Dan beruntung nya Lia masih sempat mendapatkan bus yang biasanya ia naiki. Entahlah apa yang akan terjadi pada gadis itu saat nyonya Shin tidak di rumah.

Lia POV

Aku berjalan gontai menuju ruang kelas, syukurnya aku tidak terlambat hari ini dan seragam ku juga masih rapi. Tiba di kelas aku melihat Chaeryeong yang sedang duduk sambil memainkan handphone nya.

Another Day [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang