Matahari kembali menampakkan sinarnya, perlahan memasuki cela-cela kecil di jendela dan juga lubang-lubang Ventilasi. Namun tidak menganggu tidur dua gadis yang saat masih dalam keadaan berpelukan. Yang satu memeluk nya sangat erat dan yang satu lagi memposisikan kepalanya di ceruk leher si gadis tomboi dengan sangat nyaman.
Tapi sepertinya kenyamanan itu terhenti saat alarm dari handphone salah satu dari mereka mengusik. Perlahan ia membuka matanya, meskipun tatapannya masih kabur ia tetap berusaha mencari sumber keributan yang menggangu tidurnya.
Matanya terbelalak saat melihat siapa yang kini tidur di sampingnya. "AAAAA." Suara teriakan nya berhasil membangun kan gadis satunya lagi.
Ia melompat turun dari kasur begitu pun si gadis cantik di depannya.
"Ke-kenapa lo bisa tidur di kamar gue?" Tanya si gadis berambut pendek yang masih syok dengan keadaan.
"A-aku..aku minta maaf, semua ini ngga seperti yang kamu pikirkan. Se-semalam kamu mabuk saat aku selesai membersihkan badan kamu, kamu menarik dan peluk aku sampai aku ngga bisa gerak." Jelas si gadis berambut panjang dengan suara yang masih sedikit parau. "Maaf, Ryujin. Aku ngga bermaksud apa-apa." Lanjutnya kemudian berlari keluar dari kamar Ryujin.
Ryujin masih berusaha mencerna perkataan si gadis, "Apa yang dibilang Lia benar? Tapi kenapa aku lakuin itu?" Ia terus meracau pada dirinya sendiri, "lalu apa yang kita lakukan semalam."
Sekarang Ryujin terdiam saat melihat baju yang ia kenakan telah berganti, dia ingat betul kemarin masih mengenakan seragam saat mampir ke bar SinB. Karena bingung Ryujin memutuskan untuk menelpon Yeji untuk menanyakan apa yang terjadi.
"Halo, Ji."
". . . ."
"Semalam, Lo yang antar gue pulang?"
". . . ."
"Terus pas sampai rumah gimana lagi?"
". . . ."
"Lia nungguin gue?! Terus?"
". . . ."
"Gue ngga ingat,Ji. Mungkin karena banyak minum, tapi tadi Lia bilang.."
". . . ."
"Eh, ngga deh. Udah dulu yah, gue mau mandi."
Tutt
Ryujin POV
Setelah memutus sambungan telepon kami, aku segera pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Karena hari ini hari Minggu jadi mungkin hanya ada aku dan Lia di rumah, eomma pergi ke Busan untuk beberapa hari juga sejak sebulan terakhir bibi memutuskan untuk mengambil libur di akhir pekan dan eomma sudah menyetujuinya.
Seperti biasa aku selalu merasa lapar saat baru bangun tidur terlebih lagi setelah minum banyak. Aku pergi ke dapur untuk sarapan dan seperti dugaan ku, disana ada Lia yang sedang menyiapkan sarapan untuk kami.
Saat aku sampai didapur, Lia berbalik hingga mempertemukan pandangan kami, "Eh, ha-hai Ryujin." Sapanya dengan nada sedikit gugup.
"Hai juga, Lia." Balasku dengan terlihat tenang seakan tidak terjadi apa-apa antara kami semalam.
"Kamu duduk dulu saja, sebentar lagi sarapannya siap."
"Oh, oke."
Akupun segera duduk dan Lia kembali fokus ke masakannya. Suasana diantara kami benar-benar hening dan terasa canggung. Tidak lama sarapan telah siap, Lia menyimpan beberapa piring di meja dan kami mulai makan, pastinya masih dengan suasana hening.
✨✨✨
Sekarang aku sedang berada di balkon kamarku sambil mendengarkan musik dan membaca beberapa buku pelajaran yang akan diujiankan nanti. Entahlah, tadi aku merasa seperti ada bisikan yang menyuruh ku untuk melakukan hal itu. Padahal biasanya setiap hari Minggu aku akan bersantai sambil nonton,main game ataupun jalan-jalan dengan Yeji dan Yuna.
Sementara itu Lia sedang berada di halaman rumah sambil menyiram tanaman kesayangan eommaku. Dan sesekali aku mengintip untuk melihat yang sangat asik dengan bunga-bunga itu bahkan mengajaknya bicara layaknya manusia.
Namun atensi ku segera teralihkan begitu sebuah sedan hitam berhenti didepan rumah dan seseorang turun dari sana. Aku langsung menutup buku dan melepas earphone ku untuk melihat siapa yang datang. Lia belum melihat kedatangan nya karena tertutup oleh pintu gerbang yang lumayan tinggi. Sampai ia menekankan bel yang berada di pagar itu.
Ting tong
Kulihat Lia langsung berjalan ke arah gerbang begitu bel berbunyi. Ia membuka gerbang itu perlahan hingga mempertemukan nya dengan gadis yang tidak lain adalah Yujin. "Hai." Sapa Yujin pada Lia yang masih bisa ku dengar samar-samar.
"Hai." Lia membalas sapaannya Yujin kemudian tersenyum pada gadis itu.
"Kamu ada apa kesini? Biasanya kalau mau datang telpon dulu." Tambah Lia.
Yujin tampak menggaruk tengkuknya dan tanpa sengaja ia melihat ke arahku dan langsung menampakkan smirk nya. "Hm.. gue memang sengaja ngga kasih tau lo kalau mau ke sini, biar jadi kejutan gitu, he he he."
"Cih, apa-apaan senyum nya itu. Manisan juga senyum gue." Ketus ku kemudian memutar bola mataku malas.
"Lo sibuk ngga? Kalau ngga gue mau ajak keluar, gimana?"
"Hm.. gimana yah. Aku sih ngga sibuk, karena kebetulan hari ini libur. Tapi kalau aku pergi nanti-"
Belum sempat Lia melanjutkan ucapannya aku langsung berteriak dari balkon. "HARI INI LIA NGGA BISA DI GANGGU, KITA MAU BELAJAR BUAT UJIAN AKHIR."
Teriakan ku berhasil membuat mereka berdua berbalik kearah ku dan ku perhatikan wajahnya Lia sedang keheranan. Tanpa pikir panjang aku langsung berlari untuk keluar rumah menuju taman. "Ayo masuk, kita harus lanjutkan pelajaran yang kemarin kan." Ajakku pada Lia dan menggandeng tangannya masuk ke dalam rumah.
Namun sepertinya usaha Yujin buat mendekati Lia tidak kunjung berhenti, ia menarik tangan kiri Lia agar aku tidak membawanya pergi. "Hari ini Lia libur, jadi biarkan dia menikmati hari liburnya."
"Kemarin harusnya jadi jadwal gue sama Lia belajar, tapi lo malah ngajak dia pergi."
"Yah, tapi tetap aja hari ini Lia libur. Dia butuh hiburan."
"Kalau gue bilang dia ngga boleh pergi, berarti ngga! Paham lo."
"Sudah-sudah, kalian bisa ngga sih ngga usah berantem." Ucap Lia melerai perdebatan antara aku dan Yujin.
"NGGAK." ucapku dan Yujin bersamaan.
"Ayo masuk, Lia. Dan lo mending pulang deh."
"Nggak. Lia, kamu mau kan ikut sama aku?"
Lia yang terlihat sudah lelah dengan perdebatan ku dengan Yujin, segera mengatur nafasnya. Setelah itu ia langsung melepaskan tangannya dari genggaman ku dan jujur itu membuat hati ku terasa sakit, namun. "Hm, Yujin. Mianhe, hari ini aku ngga bisa ikut sama kamu. Yang dibilang Ryujin tadi benar, kemarin kita ngga jadi belajar karena aku pergi sama kamu. Dan sebentar lagi kami akan ujian akhir, jadi kami harus belajar dulu. Tapi lain kali kita bisa kok jalan-jalan bareng."
Ucapan berhasil membuat bibir ku terangkat dan menciptakan sebuah senyuman. Namun tidak dengan Yujin yang terlihat sedih, "Ya sudah kalau begitu, ngga apa-apa kok. Kamu semangat yah, belajar dan ujiannya. Aku pulang dulu." Ucapnya kemudian pergi meninggalkan rumah ku.
Lia kemudian berbalik kearah ku dan tersenyum, "ayo masuk, kita lanjutkan pelajaran yang sebelumnya."
Aku tersenyum dan mempersilahkan nya untuk jalan lebih dulu, saat ia sudah berada didepan pintu aku benar-benar tidak bisa menahan rasa senang ku lagi.
Ryujin POV end.
~Bersambung
Author kembali 😁
Terimakasih sudah menunggu, maafin yah. Hehehe
Author nggak enak bikin Chingu nunggu lebih lama.Jangan lupa vote yah Chingu 😇🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Day [End]
RomanceAda apa dengan ku? Bukankah aku membencinya? - Ryujin Aku bingung dengan perasaanku pada mu Shin Ryujin. - Lia