Chapter ini mengandung desahan, tapi nggak banyak 😂😂😂
Tapi author sarankan untuk skip bagi Chingu yang masih di bawah 15 tahunSelesai makan malam bersama Lia dan Ryujin kembali ke kamar untuk istirahat. Lia sedang menggelar kasur lantai yang tidak terlalu lebar tapi cukup untuk dua orang. Ryujin baru saja kembali setelah dari kamar mandi, begitu masuk dia langsung tersenyum dan menghampiri Lia untuk membantunya. "Sini aku saja."
"Gomawo, Ryujin-ah."
Tidak butuh waktu lama kasur itupun sudah selesai. Lia dan Ryujin saling bertatapan beberapa saat, "kamu saja yang tidur kasur, biar aku disini." Tunjuk Ryujin pada lantai kosong yang di pijaknya.
"Eh, jangan. Di situ dingin nanti kamu masuk angin."
"Nggak apa-apa, aku sudah terbiasa dengan cuaca dingin."
"Tapi dingin di desa sama di kota berbeda, Ryujin."
Lia pun menarik Ryujin dan langsung merebahkan tubuhnya. Tidak ada pembicaraan diantara keduanya, mereka hanya memandang langit-langit kamar. Sampai beberapa menit Ryujin memiringkan tubuhnya menghadap Lia. "Cantik."
"Eh?" Lia pun ikut memiringkan tubuhnya menghadap Ryujin. Tangan Ryujin mulai menyingkirkan rambut yang menutupi wajah Lia. "Kamu cantik."
Blus
Wajah Lia memerah, ia kembali menatap langit-langit agar Ryujin tidak melihat apa yang terjadi dengan wajahnya. "Gomawo."
Ryujin tiba-tiba bergerak untuk membuat Lia berada di bawahnya. Sedangkan Lia hanya menatap mata Ryujin dan menelan ludah karena gugup. Ryujin kembali menyingkirkan rambut yang menutupi wajah cantik gadis dibawanya itu. "Aku mencintai kamu, sungguh."
Lia pun tersenyum dan wajahnya kembali memerah, "aku juga."
"Apa kamu mau menjadi pacar aku? Juga menjadi salah satu alasan kebahagiaan aku?" Lia semakin melebarkan senyumnya dan sedetik kemudian ia mengangguk sebagai jawaban ia menerima Ryujin.
Mereka kembali saling menatap, Ryujin semakin memperdekat jarak wajahnya dengan Lia. Lia yang mengerti apa yang akan Ryujin lakukan segera menutup matanya. Sesaat kemudian bibir keduanya menyatu, Ryujin mencium Lia dengan lembut. Ia menghisap bibir Lia dan tak lama Lia mulai membalas bibir Ryujin.
Ciuman lembut itu semakin terasa bergairah, Lia melingkarkan tangannya di leher Ryujin. Sementara itu Ryujin mulai memainkan tangannya di perut halus Lia. "Ehhmm." Desahan kecil lolos dari mulut Lia.
Ciuman Ryujin perlahan turun ke leher Lia. Memberi kecupan-kecupan kecil disana.
"Ehhmmm." Lia kembali mendesah ketika Ryujin menjilat lehernya, "jangan tinggalkan bekas, Ryu. Ahh.. uhhhmm, Ryujin."
Tangan Ryujin semakin naik meraba perut lalu ke punggung Lia. Ia kembali mencium bibir Lia dengan sensual. Lia pun memberikan Ryujin akses untuk memainkan lidahnya di dalam mulutnya. Saling beradu lidah dan Ryujin mengisap bibir Lia lagi.
Lia mendorong Ryujin karena kehabisan nafas. Ryujin lalu mencium kening Lia lumayan lama, kemudian mencium pipi sang gadis.
"ikutlah ke Seoul sama aku Lia. Mari kita lanjutkan kuliah kita sama-sama." Ujar Ryujin dengan tangan yang mengelus pipi Lia.
Lia tampak muram, ia tidak menatap mata Ryujin. "Aku mau, tapi.."
"Kamu mau kan bikin kedua orang tua kamu bangga, maka ayo kita kuliah bersama dan sukses bersama. Setelah itu kita hidup bahagia bersama." Ryujin menyingkirkan rambut yang menutupi wajah Lia, sedetik kemudian Lia mengangguk.
"Aku mau, ayo kita sukses sama-sama."
Ryujin mengecup kening Lia lagi cukup lama, "aku janji akan selalu bersama kamu." Ryujin memeluk Lia dan mereka tertidur dalam posisi saling berpelukan.
✨✨✨
Selama hampir satu minggu Ryujin berada di desa sederhana itu. Meskipun baru, ia di kenal cukup baik oleh beberapa warga. Benar saja, pertemuan Ryujin dan Lia adalah takdir yang baik untuk Ryujin. Gadis itu menjadi lebih baik dan lebih ramah pada semua orang.
Hari ini mereka berdua akan kembali ke Seoul. Lia sudah mendapatkan izin dan dukungan dari kedua orang tuanya. Mereka ingin putri mereka menjadi anak yang sukses dan bisa membanggakan keluarga juga desa mereka nantinya.
"Eomma Appa, kami pamit."
"Iya, hati-hati dijalan. Eomma Appa akan selalu mendoakan kamu agar semua urusan kamu di lancarkan."
"Terimakasih, eomma Appa. Lia akan belajar dengan baik, dan membuat kalian semua bangga."
Lia berpelukan dengan kedua orang tuanya, "dan kalau ada libur Lia akan pulang untuk menemui kalian."
"Ryujin, kami titip Lia. Kami percaya sama kamu." Ujar Appa pada Ryujin. Ryujin pun mendekat dan membungkuk, "saya janji akan menjaganya, paman dan bibi tidak perlu khawatir."
Appa Lia memeluk Ryujin begitu juga dengan eomma. Lia tersenyum dan sangat senang melihat kedekatan mereka, "Ryujin, kita berangkat sekarang."
"Ah.. Ayo." Keduanya pun masuk kedalam gerbong kereta. Tidak lama kereta pun melaju. Didalam kereta mereka terus bergandengan tangan, Lia bersandar di bahu Ryujin, dan sesekali mengobrol untuk mengurangi rasa bosan.
Kedua anak manusia itu sedang di liputi perasaan bahagia. Bahagia karena mereka akan melanjutkan pendidikan bersama juga bahagia karena telah mendapatkan restu dari orang tua masing-masing. Ryujin juga berjanji pada dirinya sendiri ia akan memperbaiki hubungannya dengan eommanya. Lia adalah takdir terindah yang dikirimkan tuhan padanya, gadis yang dulu dia benci sekarang menjadi gadis yang paling ia cintai.
Benar kata orang-orang, jangan terlalu membenci sesuatu. Karena bisa saja hal yang kau benci itu menjadi bagian dari kebahagiaan mu.
Hari semakin malam, dan kereta akan sampai di Seoul sekitar 4 jam lagi. Lia mulai perlahan mulai tertidur, tapi ucapan Ryujin membuatnya membuka matanya.
"Saranghae, Choi Julia."
Wajahnya memerah dengan ucapan singkat namun penuh makna, Lia menatap Ryujin sebentar lalu tersenyum, kemudian ia memeluk lengan Ryujin dan menyandarkan kepalanya. "Nado saranghae, Shin Ryujin."
Tamat
Wahh udah tamat aja nih. Tapi tenang, masih ada epilog.
Jangan lupa vote yah 👉😉Tatapannya tolong 🤧
My heart is kungkang kungkang 😖
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Day [End]
RomanceAda apa dengan ku? Bukankah aku membencinya? - Ryujin Aku bingung dengan perasaanku pada mu Shin Ryujin. - Lia