20

731 90 5
                                    

Ryujin dan Lia sudah tiba di rumah, mereka masuk beriringan dan tidak satupun yang memulai obrolan sejak obrolan terakhir di halte bus tadi.

Saat Lia akan membuka pintu kamarnya, ia menyadari Ryujin masih berdiri di dekat sofa memperhatikan nya.

"Kamu ngga istirahat? Atau mau aku buat kan makan malam lagi?" Tanya Lia yang sekarang sedang menatap kepada Ryujin.

Dengan wajah yang terlihat polos Ryujin hanya menggeleng dan tersenyum kemudian berjalan mendekat pada Lia. "Mianhe."

Lia merasa heran karena tiba-tiba Ryujin meminta maaf dan jujur ini pertama kalinya Lia mendengar seorang Shin Ryujin mengucapkan kata maaf.

"Mianhe? Untuk apa?"

"Untuk semua nya. Untuk sikap dan perilaku gue ke lo." Lia semakin di buat bingung dengan sikap Ryujin sekarang tapi cepat-cepat Lia memberikan senyuman manisnya pada Ryujin.

"Ngga ada yang perlu dimaafkan, dan jujur aku senang melihat perubahan kamu akhir-akhir ini. Aku harap kamu bisa mempertahankan semuanya." Jawab Lia lembut dengan senyuman yang masih terpancar dari wajah cantiknya.

Entah ada dorongan dari mana Ryujin tiba-tiba memeluk Lia dan mengelus punggung dan kepala Lia.

Perlakuan Ryujin berhasil membuat Lia menjadi gugup dan membuat jantung nya berdebar lebih cepat dari biasanya.

"Sebaiknya lo istirahat, besok kita harus ke sekolah." Ucap Ryujin penuh perhatian saat melepas pelukan mereka.

Lia yang sudah tidak tau ingin berkata apa hanya mengangguk dan langsung masuk ke dalam kamar. Ryujin akhirnya masuk juga ke kamarnya setelah Lia menutup pintu.


"Ya Tuhan. Ada apa sama aku, kenapa jantung ini berdebar kencang saat Ryujin memeluk aku." Lia memegangi dadanya untuk menenangkan diri dan pikirannya.

Keesokan paginya Lia terbangun karena mendengar suara dari luar kamarnya, ia melihat jam dan ternyata sudah pukul 06:45. Lia akhirnya memutuskan untuk mencari tau apa penyebab kebisingan yang membangunkannya dari tidurnya.

Lia mengira mungkin saja itu bibi yang sedang menyiapkan sarapan untuk Ryujin tapi ternyata salah. Lia sangat terkejut begitu melihat Ryujin sedang memanggang roti dan menggoreng telur.

"Ryujin." Ucap Lia yang masih berdiri di depan pintu dapur.

"Hai, sini sarapan bareng. Gue bikin roti panggang sama telur goreng, ngga tau deh enak atau ngga." Ujar Ryujin sambil meletakkan dua piring berisi roti ke meja, lalu ia menuntun Lia untuk duduk di kursi. "Di makan rotinya, habis itu lo siap-siap kita berangkat bareng." Lanjutnya.

Lia yang masih heran dengan sikap Ryujin hanya mengangguk dan langsung memakan roti buatan Ryujin. Setelah selesai sarapan mereka kembali ke kamar masing-masing untuk mandi dan bersiap-siap berangkat sekolah.

.
.
.

"Loh Ryu, tempat biasanya aku turun udah lewat." Ujar Lia saat mobil Ryujin melewati sebuah toko dimana biasanya Lia akan turun dan mulai berjalan kaki masuk ke halaman sekolah.

Tapi Ryujin tidak memperdulikan ucapan Lia, dia terus melajukan mobilnya memasuki gerbang sekolah membelah kumpulan siswi yang berjalan bersama.

Saat mobil Ryujin sudah sampai di parkiran, Lia tidak langsung turun. Ia memeriksa sekitar parkiran dari kaca mobil juga spionnya untuk berjaga-jaga jika ada siswi yang melihat nya turun dari mobil Ryujin.

"Kenapa? Lo lihatin apa?" Tanya Ryujin yang heran melihat Lia. "Ah? Aku cuma mau memastikan ngga ada yang melihat aku turun dari mobil kamu." Jawab Lia.

Another Day [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang