6

675 84 4
                                    

Begitu urusan nya dengan rumah besar itu selesai, Lia langsung pergi ke cafe dengan menaiki bus.

Masih sekitar satu jam lagi untuk masuk ke shift berikutnya.

Begitu turun dari bus Lia mampir ke supermarket dekat cafe untuk membeli kimbab karena kebetulan ia pun belum makan siang.

Lia harus benar-benar bisa mengatur keuangannya selama hidup di kota besar ini. Banyak yang perlu Lia beli untuk keperluan sekolah, apalagi sekarang ia sudah kelas XII.

Lia duduk di bangku depan supermarket sambil menikmati kimbab juga banana uyu yang dibelinya tadi.

Sederhana tapi cukup mengenyangkan. Namun tanpa di sadari air mata Lia menetes. "Aku rindu eomma dan appa."

Lia tertunduk, sudah lama sekali ia tidak mengetahui kabar kedua orangtuanya. Untuk berbagi kabar Lia harus saling berkirim surat dengan mereka. Itu semua karena orang tua Lia tinggal di desa yang kesulitan akan jaringan telepon.

"Appa Eomma. Lia janji akan belajar dengan baik disini, dan menjadi orang sukses. Lia akan membanggakan kalian." Lia menyemangati diri nya.

.
.
.

Ryujin keluar dari kamarnya karena ada janji dengan teman-teman club nya. Ia mengambil kunci mobil nya dan melangkah kaki melewati anak tangga.

Begitu anak tangga terakhir langkahnya terhenti kala ia melihat banyak makanan di meja. Ia melihat jam dan ternyata memang sekarang sudah masuk jam makan siang.

Ia mendekati meja makan, mencicipi makanan yang tersedia di sana. "Siapa yang masak yah? Eomma kan lagi ke kantor."

Meski penuh kebingungan Ryujin tetap melanjutkan makannya.

Pandangan Ryujin teralihkan ke arah seorang wanita yang baru saja pulang kerja, itu adalah eommanya. "Eomma sudah pulang?"

"Eh. Kamu lagi makan." Eomma Ryujin mendekat ke meja makan.

"Iya. Ini siapa yang masak?" Tanya nya yang kemudian memasukkan makanan lagi ke mulutnya.

"Loh. Memangnya kamu ngga ketemu sama dia?"

"Dia? Siapa?" Ryujin lagi-lagi dibuat bingung oleh ucapan eommanya

"Kan eomma sudah kasih tau. Hari ini bibi izin, jadi akan ada orang yang menggantikan untuk kerja hari ini."

"Oh.. Ryujin ngga ketemu sih sama orangnya."

"Mau kemana? Bajunya rapi begitu."

"Ada janji sama teman... Aku pergi dulu yah eomma." Masih sambil mengunya Ryujin pergi meninggalkan rumah.

Lalu eomma Ryujin pun mulai mencicipi makanan yang masih ada. "Hm... Masakan anak itu enak juga."

.
.
.

Masih dalam keadaan menunduk dan air mata menetes. Lia di buat terkejut karena tiba-tiba ada sesuatu yang terjatuh tidak jauh dari nya.

Ia mengangkat kepalanya dan melihat seorang gadis sedang jongkok merapikan beberapa bukunya.


Lia menghampiri nya dan segera menolong.

"Terimakasih atas bantuan...nya." mata mereka bertemu. "Loh, lo teman Chaeryeong bukan?" Ia bertanya.

"Eh. Iya, aku teman Chaeryeong."

"Ingat gua?" Lia berusaha untuk mengingat siapa gadis yang ada di depannya ini. "Ah.. temannya Chaeyeon eonni yang waktu itu yah?"

"Iya.. ngga sangka kita ketemu lagi... Hum, gua Yujin." Ucapnya kemudian menjulurkan tangannya.

"Oh. Aku Lia, salam kenal kak Yujin." Balasnya lalu tersenyum manis pada gadis bernama Yujin.

"Salam kenal juga Lia. Terimakasih yah sudah nolongin gua tadi."

"Ne. Sama-sama... Hum kak, aku permisi yah. Sebentar lagi shift kerja aku mulai."

"Ah.. iya, hati-hati yah." Yujin melambaikan tangannya sembari tersenyum manis pada Lia.

Lia membalas dengan senyuman, tidak lupa sebelum pergi ia membungkuk sedikit pada Yujin sebagai yang lebih tua.


Begitu Lia melangkah pandangan Yujin tidak lepas dari gadis berjaket hitam itu. Yujin terus tersenyum memandang nya. "Apaan sih lo, Jin." Ucapnya dalam batin.



✨✨✨


Ryujin pulang dalam keadaan mabuk, biasanya dia akan seperti itu ketika sedang banyak pikiran. Entah apa yang terjadi hingga Ryujin seperti itu sekarang, padahal setelah orang tua nya bercerai bisa dibilang masalah keluarga nya sedikit berkurang.

Ia berjalan sempoyongan menuju kamar nya dan saat akan membuka pintu suara eommanya berhasil membuat nya berhenti. "Ryujin!!!". Eommanya segera berjalan menghampiri anak gadisnya.

"Eomma... Kenapa eomma belum tidur?" Tanya Ryujin yang masih seperti orang kehilangan arah.

"Eomma menunggu kamu.. dan kamu." Beliau mencium bau alkohol saat memegang bahu putrinya. "Kamu mabuk?" Lanjutnya.

Senyum sumringah muncul dari wajah Ryujin "tidak eomma... Aku tidak mabuk."

"Tidak mabuk bagaimana? Kamu bau alkohol."

"Aku cuma minum sedikit, tadi." Ryujin mengelak sekali lagi.


Gadis itu mulai bicara apa yang terjadi dan apa yang membuatnya seperti itu."Aku seperti ini karena aku capek sama tugas-tugas sekolah. Aku cuma mau menenangkan pikiran ku saja."

"Tapi kamu tidak harus mabuk seperti ini." Eomma Ryujin membawa putrinya untuk masuk ke dalam kamar.

Melepaskan sepatu dan jaket yang di kenakan oleh Ryujin dan membiarkan putrinya untuk istirahat. Sebenarnya beliau ingin marah tetapi percuma saja kalau keadaan Ryujin masih seperti itu.




~ Bersambung.

Hollaaaa...
Update lagi nih hehehe.

Gimana chapter ini? Author harap Chingu semua suka 😊

Maaf lama ngga update, soalnya author masih ujian akhir semester hehehe

Sampai ketemu di chapter selanjutnya 😇

Jangan lupa kasih votenya 😁

Another Day [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang