9

638 84 5
                                    

No Pov

Lia dan nyonya Shin baru saja selesai sarapan, dan Ryujin baru turun dari kamarnya.

"Eomma, Ryujin berangkat dulu yah." Gadis itu turun dari tangga dan hendak menuju pintu. Tapi terhenti saat eommanya mengatakan sesuatu.

"Eh... Berangkat bareng Lia, yah sayang." Ucap nyonya Shin dan berjalan kearah Ryujin.

"Mwo? Ngga!, dia kan bisa naik bus." Ryujin menolak permintaan eommanya.

"Kalian kan satu sekolah, jadi sekalian aja Lia bareng kamu."

"Nyonya, saya naik bus saja ngga apa-apa kok." Tambah Lia yang kini sedang berdiri di dekat meja makan dan memegang ujung seragam putih nya.

"Enggak Lia, kamu berangkat bareng Ryujin. Sekalian juga kamu awasi dia."

"Aish... Eomma." Dengan wajah kesal Ryujin langsung meninggalkan eommanya dan Lia menuju ke mobil nya.

Tidak menunggu waktu lama Lia pun menyusul Ryujin setelah berpamitan pada nyonya Shin.

Ditengah perjalanan hujan deras tiba-tiba turun, membuat udara pagi di kota itu terasa dingin.

Tidak ada suara sama sekali diantara dua gadis itu. Sampai Ryujin menghentikan laju mobilnya secara tiba-tiba.

"Sekarang lo turun!" Suara datar Ryujin membuat Lia menengok keheranan.

"Tapi, ini kan belum sampai sekolah." Jawab Lia heran dan sesekali melirik pada jalanan yang masih di guyur hujan.

"Lah, gua ngga perduli. Cepat lo turun sekarang!." Ryujin semakin meninggalkan suaranya.

"Tapi, Ryujin."

"Ngga denger apa gua bilang. GUA BILANG TURUN YAH TURUN!." terdapat penekanan di kalimat akhirnya dan nada bicaranya pun semakin tinggi.

Dengan perasaan sedih dan bingung Lia pun turun dari mobil itu, berlari ke bawah pohon terdekat karena Ryujin menghentikan mobilnya di tempat yang tidak terdapat gedung atau halte di dekatnya.

Lia memandangi mobil Ryujin yang perlahan melaju semakin jauh. Lalu memilihat seragamnya yang sudah basah. "Aku harus bagaimana sekarang?" Tanyanya pada diri sendiri.

Karena tidak ingin berlama-lama, Lia pun memutuskan untuk berlari meskipun ia harus basah kuyup.









Disekolah, nampak Ryujin yang sedang berjalan sendirian di koridor. Semua mata memandang ketakutan padanya.

Di depan kelas XIIA terdapat Chaeryeong yang sedang berdiri menunggu seseorang, yang sudah jelas itu adalah Lia.

"Ngga biasanya Lia belum datang jam segini." Chaeryeong melihat jam di handphone nya.

"Padahal ngga lama lagi masuk, apa dia sakit?" Ia melanjutkan gumaman nya. Wajah Chaeryeong benar-benar tampak khawatir pada Lia. Kalau Lia sakit pasti ia akan menghubungi nya untuk meminta izin, tapi sejak tadi Lia tidak kunjung ada kabar. Chaeryeong sudah mencoba menghubungi gadis itu tetapi tidak ada jawaban dari Lia.






Mata pelajaran pertama telah berlangsung sejak beberapa menit lalu. Tidak lama lagi bel istirahat akan berbunyi, Lia belum juga sampai disekolah karena jarak antara tempat ia di turunkan dengan sekolah memakan waktu sekitar 30 menit jika berjalan kaki.

Dengan seragam basahnya, Lia memasuki koridor dan berlari tergesa-gesa ke arah kelasnya. Ia tidak memikirkan kondisinya sekarang, yang terpenting ia bisa masuk kelas sebelum pelajaran selesai.

"Permisi, Pak." Suara Lia membuat semua orang di ruang kelas menengok. "Maaf, saya terlambat pak." Lia masuk dengan nafas terengah-engah.

"Kalau sudah tau terlambat kenapa ke sini sekarang? Sudah tau kan, saya tidak suka ada siswi yang terlambat kelas saya." Kata guru itu melihat arlojinya. "Sekarang sudah jam 8:30, kamu sudah terlambat berapa jam. Ini lagi, datang dalam keadaan kusut dan berantakan."

"Maaf, pak. Saya kehujanan dan ketinggalan bus." Lia menunduk menahan air mata agar tidak menetes.

"Sebaiknya kamu tidak usah masuk. Dan sebagainya hukuman, sekarang kamu bersihkan toilet guru." Perintah guru itu.

"Tapi, pak.. saya ingin belajar."

"Silahkan masuk di pertemuan berikutnya."

Dengan terpaksa Lia menuruti perintah guru itu dan segera pergi ke toilet guru sesuai perintah, dan sebelum itu ia mengganti seragam nya dengan pakaian olahraga.

Sedangkan di dalam kelas, Ryujin menatap dengan smirk diwajahnya membuat Yeji yang duduk di sebelah nya keheranan. Dan Chaeryeong yang melihat Lia merasa sedih atas apa yang terjadi pada sahabatnya.









Mata pelajaran pertama telah selesai begitu juga dengan hukum Lia. Dan sekarang adalah mata pelajaran olahraga, tapi karena hujan belum juga reda para siswi kelas XIIA hanya berolahraga di ruang latihan basket.


Lia telah berada di tempat olahraga akan di lakukan, sekarang para siswi di minta untuk berlari keliling ruangan oleh pak Han.

"Lia ya." Panggil Chaeryeong yang sedang berlari dibelakang nya.

"Hum?" Jawab Lia.

"Tumben hari ini lo telat. Ada apa?" Tanya Chaeryeong dengan perasaan yang sangat khawatir pada sahabatnya itu.

"Aku ketinggalan bus." Lia terpaksa berbohong karena tidak ingin Chaeryeong tambah khawatir jika tau kebenarannya.

"Ngga biasanya."

Lia hanya tersenyum dan melanjutkan larinya yang tinggal beberapa langkah lagi.

"Tapi, tadi baju lo basah banget. Kalau masuk angin gimana dong?" Chaeryeong kembali bertanya karena mengkhawatirkan keadaan Lia.

"Ngga apa-apa kok, ini sudah kering juga." Lia berusaha membuat agar Chaeryeong tidak terlalu khawatir padanya.

Brug.

Dari arah belakang seseorang menabrak lengan Lia hingga ia terjatuh, tetapi bukannya meminta maaf orang yang menabraknya justru marah pada Lia.

"Lambat banget sih!" Ucap orang itu yang ternyata adalah Ryujin. " Lo pikir, cuma lo yang ada di lapangan ini?!" Ia memandang sinis pada Lia lalu memutar bola matanya malas dan memasukkan tangannya ke kantong celananya.

"Hei yang disana." Teriak pak Han. "Kenapa cuma diam?! Cepat kesini."

"Oke pak." Ryujin langsung berlari lagi meninggalkan Lia dan Chaeryeong.

"Nyebelin banget sih, Ryujin itu." Chaeryeong semakin kesal dengan sikap Ryujin yang setiap hari nya semakin menjadi-jadi.

Lia hanya bisa bersabar atas sikap dan perlakuan Ryujin padanya. "Udah.. ngga apa-apa, yuk lari lagi."

Mereka pun kembali berlari menuju ke kumpulan siswi lain untuk melakukan olahraga yang berikutnya. Sekarang siswa kelas XIIA akan berlatih untuk men-dribble bola basket kemudian memasukkan ke ring.

Olahraga ini tentu bukan hal sulit bagi Ryujin apa lagi Yeji yang notabenenya adalah kapten tim basket sekolah. Sedangkan Ryujin, ia bisa melakukan itu dengan mudah karena ia menyukai olahraga itu dan sering ikut latihan dengan anak-anak komunitas basket di dekat rumahnya, tapi entah mengapa dia tidak mau bergabung dengan tim basket sekolah padahal Yeji sudah mengajak nya.




~Bersambung

Jangan lupa votenya yah Chingu 😇
Chapter berikutnya ditunggu. Hehehe

Another Day [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang