⛓7. Pier Side

131 27 37
                                    

Jika bukan karena pekerjaan, baik Arsen juga Stefan pasti tidak akan mau bersusah payah menerobos macetnya jalan disekitaran Grogol-Daan Mogot dan melewatkan jam makan siang hanya untuk pergi ke sebuah bengkel kecil milik seseorang bernama Martiandre Manggala.

Jika dalam keadaan normal, sebetulnya hanya membutuhkan waktu kurang dari satu jam berkendara dari kantor agar dapat mencapai tempat yang ingin mereka tuju hari ini, namun karena bertepatan dengan jam makan siang, keadaan jalanan jadi sedikit padat sehingga satu setengah jam kemudian keduanya baru sampai.

Arsen dan Stefan segera turun dari mobil.

Bengkel yang dimaksud rupanya terletak di daerah yang cukup terpencil dengan dikelilingi banyak gang kecil yang tidak muat dimasuki mobil. Rupa tempat itu sama sekali tidak menarik juga tidak mencolok layaknya bengkel motor pada umumnya. Hanya ada beberapa peralatan dasar, sebuah motor usang, dan sebuah kursi kayu panjang dibagian depan.

Tempat itu kelihatan sepi dari pelanggan.

"Lo yakin ini tempatnya, Sen?"

Arsen kelihatan sibuk dengan sebuah kertas ditangannya, lantas kemudian kepalanya mengangguk mantap. "Keterangannya disini sih gitu."

Stefan sempat melihat sekeliling untuk beberapa saat sebelum akhirnya memutuskan untuk mengajak Arsen masuk kesana. Kepalanya sibuk melongok ke kanan dan ke kiri, meneliti setiap isi dalam sudut bengkel saat seseorang dari arah pintu ㅡyang mungkin terhubung dengan ruang istirahatㅡ menegur keduanya.

Seseorang yang menurut Stefan sejujurnya tampak lebih cocok menjadi seorang hacker ketimbang montir.

"Ada yang bisa dibantu?"

Lelaki berwajah bulat manis dengan tinggi sekitar seratus tujuh puluh lima senti itu kelihatan bingung

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Lelaki berwajah bulat manis dengan tinggi sekitar seratus tujuh puluh lima senti itu kelihatan bingung. Matanya menelisik sebentar kearah kedua tamunya sebelum beralih menuju sebuah Land Rover hitam yang terparkir di depan bengkel. Lelaki itu tersenyum sopan, "Maaf, tapi kalau mau servis atau perbaikan mesin mobil, saya nggak bisa. Saya cuma melayani untuk motor aja."

Stefan tidak kelihatan mau menggubris. Langkah tegasnya berderap mendekati lelaki tadi dengan tangan menggenggam berkas yang dia ambil dari Arsen.

"Martiandre Manggala?" Panggilannya menggema tidak ramah, namun si lelaki pemilik bengkel tetap tersenyum sebagai balasan.

"Ya?"

"Saya Stefan Sudarsana dari kepolisian." Katanya sembari memamerkan tanda pengenal. "Bisa saya minta beberapa keterangan dari anda?"

Martin kelihatan berpikir sebentar sebelum akhirnya mengangguk dan mempersilahkan kedua tamunya untuk duduk. Dia sempat berinisiatif menawari Stefan dan rekannya untuk dibuatkan minuman, tapi lelaki itu menolak mentah-mentah dengan alasan tengah diburu waktu.

"Saya langsung ke poinnya saja, jadi mohon kerjasamanya." Stefan membuka, "Apa anda kenal dengan saudara Agus Waskita?"

"Agus. . .Waskita?"

Us ㅡBBHWhere stories live. Discover now