🔗12. Austere

133 27 75
                                    

Deru mesin kendaraan terdengar memenuhi seisi pekarangan luas keluarga Tranggana malam ini. Adalah Ben, pengemudi sekaligus pemilik dari Range Rover hitam metalik tadi kini sudah terparkir manis tepat di depan pintu kediaman utama. Lelaki itu segera turun lantas mengantongi kembali kunci mobilnya sebelum melenggang masuk dengan setelan formal ke dalam rumah -langsung menuju ruang makan dimana sudah ada dua orang lain yang menunggunya disana.

Ben tidak repot-repot mengucap salam, dan segera menarik kursi tepat diseberang Leo yang tengah memotong steak diatas piring saji.

"Lama nggak ketemu, Ben." Kusuma Tranggana, selaku pemilik kediaman langsung menyapa-nya. Senyumnya terulas tipis untuk Ben, sedangkan tangannya cepat mengode pada pelayan untuk menambah satu hidangan lagi supaya tamunya itu bisa ikut makan.

Ben mengangguk.

"Ben sibuk ngurusin bisnis kita, Pa." Leo menyambar.

"Ngurusin bisnis kita apa ngurusin kelakuan kamu yang setiap hari makin merepotkan?"

Leo tidak bicara, namun denting piring yang beradu dengan pisau daging menjadi jawabannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Leo tidak bicara, namun denting piring yang beradu dengan pisau daging menjadi jawabannya.

Keadaan berubah jadi dua kali lipat lebih kaku dari sebelumnya, dan Ben yang dari awal memang tidak berminat ikut dalam percakapan memilih mulai menikmati hidangannya yang kebetulan baru saja sampai diatas meja.

Sejak bergabung dengan keluarga Tranggana, Ben sudah terbiasa menikmati makan malamnya dengan suasana makan yang hening juga penuh tensi menegangkan. Sesuatu yang membuatnya tersiksa selama bertahun-tahun karena setelahnya, Ben pasti akan muntah-muntah karena mengalami kram perut. Sesuatu yang membuat Ben pada akhirnya memilih untuk meninggalkan kediaman megah tersebut dan pindah kesebuah apartemen mewah di kawasan Sudirman.

"Semua agenda pengiriman dalam dan luar negeri dialihkan lewat jalur laut sampai keadaan lebih aman." Ben memberikan informasi, "Pengiriman dalam negeri akan dikurangi jumlahnya mengingat sekarang pihak kepolisian sedang berusaha membongkar bisnis kita."

"Penyidikan tentang kurir yang kemarin tertangkap gimana?" Kusuma kelihatan penasaran.

Ben melirik pada Leo yang balas menatapnya datar. "Setelah salah satu kurir tertangkap, penjagaan jalur udara diperketat. Secara keseluruhan tidak ada kendala, semuanya sudah beres atas bantuan Leonard."

Kusuma mengangguk paham, sedangkan Leo langsung menambahi, "Aku minta tolong ke Om Harris supaya barang bukti bisa dihilangkan."

"Berguna juga dia akhirnya." Kusuma tersenyum, "Nggak sia-sia dulu papa bantuin dia naik jabatan."

Sebagai seorang salah satu konglomerat di indonesia, keluarga Tranggana tentu bisa melakukan banyak hal untuk memperlancar bisnis hitam mereka -termasuk menyuap salah satu petinggi polri. Uang bukan jadi masalah besar untuk Kusuma dan Leo yang merupakan pemimpin merangkap pemilik dari perusahaan waralaba terkenal, Patra Group. Bergerak dalam berbagai bidang retail yang mencakup olahraga, clothing brand, bahkan sampai food and beverage, tentu membuat pundi-pundi uang tidak berhenti mengalir dalam kantong keluarga Tranggana.

Us ㅡBBHWhere stories live. Discover now