Menjelang dini hari, Stefan dan seluruh anggota divisi satu yang sebelumnya tengah nobar bersama dirumah keluarga Lesmana beserta Hazel akhirnya tiba di gedung utama Puslabfor. Langkah mereka yang tergesa dengan wajah tertekuk kaku membuat atmosfer di sepanjang lorong yang berbau obat itu terasa makin tidak menyenangkan.
Terlalu dingin.
Terlalu mencekam.
Stefan Sudarsana dengan segenap amarah segera mendorong sebuah pintu di bagian paling ujung. Membukanya hingga menimbulkan bunyi gaduh yang cukup mengganggu tanpa berpikir panjang. Tanpa mengetahui jika di dalam sana dia mungkin akan bertemu dengan Gibran selaku atasan yang dia hormati.
Bersamaan dengan Rehan, Arsen, Edzhar, serta Hazel, lelaki itu segera membungkuk sopan sebagai rasa hormat setelah memamerkan satu senyum rikuh akibat tindakannya yang sembrono.
"Pak Gibran kenapa ada disini?" Tanyanya setelah mendekati meja autopsi.
Disana terbaring sesosok mayat dengan bau busuk yang cukup menyengat dan wajah rusak. Stefan hanya memandangnya sebentar sebelum kembali menoleh pada sosok Gibran.
"Saya dikabarin Pak Frans, katanya ada penemuan mayat nggak dikenal di kawasan Cipulir tengah malam tadi. Jadi makanya saya langsung kesini." Jawab si lelaki paruh baya.
Matanya mengamati satu-persatu orang disana hingga pandangannya berhenti sejenak pada sosok Hazel. Gibran tersenyum, "Loh, Zel, kok kamu bisa bareng sama tim-nya Stefan kesini?"
Hazel tersenyum sopan, "Kebetulan kami semua tadi habis nonton bareng pertandingan bola dirumah saya, Pak."
Gibran hanya mengangguk mengerti.
Ada hening yang cukup mengganggu selama beberapa menit sebelum akhirnya suara pintu yang menguak terbuka mengalihkan perhatian seluruh orang disana. Bersamaan dengan munculnya seorang lelaki muda berjas dokter dan sebuah berkas ditangan kiri, keadaan yang semula tampak tak menyenangkan jadi sedikit mencair.
"Gimana hasilnya, Krisna?" Gibran selaku yang paling tua segera bertanya pada si dokter muda.
"Hm," Lelaki yang dipanggil Krisna tadi segera membenahi letak kacamatanya sembari membolak-balikkan lembar demi lembar berkas dalam tangan, "Untuk sekarang, masih sulit untuk mengambil kesimpulan, Pak Gibran. Perkiraan waktu kematiannya sekitar empat belas hari lalu. Seperti yang kita semua lihat sekarang, mayat yang ditemukan sudah membusuk dan wajahnya hancur sehingga tim forensik kesulitan mengenali ciri fisiknya dan menganalisis penyebab kematian korban berdasarkan luka luar. Kita perlu melakukan pembedahan internal terlebih dahulu."
"Perlu waktu berapa lama sampai hasil autopsinya keluar?"
"Biasanya paling cepat dua sampai tiga minggu, Pak. Tapi karena kondisi mayat-nya begini, tim kami mungkin baru bisa menyelesaikannya dalam empat sampai enam minggu."
YOU ARE READING
Us ㅡBBH
FanfictionMengenai sebuah hubungan yang dibentangkan oleh perbedaan. Antara aku dan kamu . . . Dapatkah berubah menjadi kita? ⛓Warn: •Crime-Action •Non-baku •Some harsh words, slightly mature •Including a lot of crime scene and action Cover picture by me @wa...