Malam masih cukup panjang, namun suara beberapa kendaraan yang berhenti tepat dipelataran bengkel milik Martin justru menderu dengan keras. Diikuti debuman dari pintu mobil yang tertutup, beberapa sosok yang tidak asing muncul dari sana. Martin kira hanya Calvin juga Benjamin yang akan datang begitu mendengar situasinya, namun di luar dugaan, ada Fabian yang turut mengekor dibelakang kedua pemuda tadi dengan raut yang sama-sama keruh.
Raut yang tidak terdefinisi.
Martin menutup pintu dan segera menguncinya begitu ketiga pemuda tadi sudah masuk, memastikan tidak ada orang lain lagi yang akan datang menyusul. Langkahnya menuntun mereka semua kesebuah ruangan yang tersembunyi dibalik rak perkakas, ruangan yang terbilang asing untuk berada di sebuah bengkel tidak terawat daerah pinggiran kota. Berbeda dengan warna usang yang mendominasi bagian depan bengkel, ruangan tersebut amat sangat bersih. Didalamnya terdapat beberapa komputer yang menyala, rak kabinet berisi kumpulan kertas, berbagai macam jenis senjata, juga sebuah meja panjang dengan papan berisi wajah serta profil orang-orang yang familiar. Ben sempat agak terkejut begitu melihat foto Keara ada disana, tapi mengingat dia tidak bisa bertindak gegabah sekarang, pemuda itu mencoba untuk tetap mencoba bersikap tenang.
"Seperti yang sudah lo semua dengar," Martin membuka dengan nada kurang bersahabat, "Malam ini Pak Kusuma terlibat kecelakaan parah yang mengakibatkan beliau meninggal ditempat. Dugaan sementara dikarenakan supir mabuk sehingga mobil yang beliau tumpangi menabrak pembatas jalan hingga masuk jurang, tapi gue yakin lo semua nggak akan setuju dengan tesis itu sama seperti bagaimana gue juga nggak mempercayainya."
Keempatnya saling berpandangan.
Malam ini, seluruh anggota Patra Grup baru saja mendapat kabar tentang sebuah kecelakaan cukup parah yang melibatkan komisaris sekaligus Bos Besar mereka, Kusuma Tranggana. Mobil yang ditumpangi pria berusia setengah abad itu ditemukan remuk terjerumus kedalam sebuah jurang yang terletak di ruas jalan tol Jakarta-Bandung, menyebabkan Kusuma dan satu orang supir pribadinya menjadi korban atas kecelakaan maut tersebut. Keduanya ditemukan meninggal ditempat, dan menurut keterangan dari pihak yang pertama kali melakukan evakuasi terhadap kedua jasad korban mengatakan bahwa tidak ada hal-hal yang mencurigakan selain bau alkohol yang kuat dari tubuh dan pakaian supir.
Sementara kedua jasad tersebut dibawa ke rumah sakit terdekat untuk disemayamkan, Leonard Tranggana selaku putra satu-satunya sedang dalam perjalanan menuju ketempat kejadian.
"Mustahil Pak Kusuma akan membiarkan seseorang dalam pengahruh alkohol menyetir selarut ini." Fabian ikut bicara, "Terlebih, setau gue, beliau nggak punya jadwal apa-apa baik formal maupun non-formal yang mengharuskannya berada dalam perjalanan keluar kota."
"Darimana lo tau soal jadwal Pak Kusuma?" Calvin menyela tajam.
"Kemarin gue ketemu sama asisten pribadinya." Pemuda itu mengangkat bahu acuh, "You know lah, gue sama Laras kan memang dekat. Jadi kita sempat makan siang bareng dan ngobrol sebentar."
YOU ARE READING
Us ㅡBBH
FanfictionMengenai sebuah hubungan yang dibentangkan oleh perbedaan. Antara aku dan kamu . . . Dapatkah berubah menjadi kita? ⛓Warn: •Crime-Action •Non-baku •Some harsh words, slightly mature •Including a lot of crime scene and action Cover picture by me @wa...