"Udah baikan, Kei?"
Pertanyaan Stefan adalah pembuka paginya hari ini di kantor. Keara menoleh sebentar ketika mendapati lelaki itu sudah berdiri di dekat kursinya sambil mengamati penampilan Keara dari ujung kepala hingga ujung kaki. Memang sih, karena terkurung seharian di apartemen Ben kemarin, Keara jadi terpaksa berbohong dan bilang dirinya sedang demam di grup chat divisi.
"Udah kok, Mas." Jawabnya tersenyum tipis.
Stefan hanya mengangguk sekilas, "Kemarin anak-anak pada mau jengukin tapi katanya kamu lagi nggak bisa di temui."
"Hehe, takut nularin Mas." Katanya, "Ngomong-ngomong, soal kasus mayat perempuan kemarin gimana, Mas Stef?"
"Ya gitu."
"Ya gitu gimana?"
"Udah ada perkembangan, tapi belum bisa menetapkan siapa tersangka-nya."
Keara sempat bingung, namun kemudian pandangan Stefan justru menyusur ke seluruh penjuru ruangan. Untuk sesaat lelaki itu terlihat sedikit menimbang sebelum akhirnya memilih untuk mengumpulkan semua anggotanya yang kebetulan sudah datang untuk berkerumun di meja Keara.
Zevara tentu langsung menggeser kursi dan menempatkannya di dekat Keara. Sambil sesekali melirik pada Stefan yang sepertinya sudah akan membuka topik diskusi pagi, perempuan itu sempat menyikut lengan kawannya pelan.
"Udah baikan?" Tanyanya lirih cenderuk berbisik.
Keara jadi ikut mengecilkan volume suaranya, "Udah."
"Bukan kondisi badan lo." Jeje tampak tersenyum meledek, "Tapi kondisi hati lo."
"Hah?"
"Komuk lo udah agak mendingan tuh dari pada kemarin-kemarin. Kenapa? Habis dapat jatah?"
Jeje terkikik begitu Keara memelototinya, "Ngaco! Perhatiin aja Mas Stefan ngomong apa."
Di sudut meja tempat Stefan menyandarkan pinggul, Arsen tampak menyerahkan sebuah berkas yang dengan cekatan di baca oleh Stefan. Lelaki itu terlihat serius, alisnya menukik turun dengan iris tajam yang tak lepas dari cetakan tinta di atas kertas tersebut. Dalam sekejap, berkas itu sudah berada kembali di tangan Arsen.
"Petunjuk untuk kasus kita yang satu ini kayaknya bakal cukup mudah mengingat sebelumnya juga pernah ada kasus serupa." Kata Stefan mengawali. "Pola kejahatannya sama, cara membunuhnya juga hampir sama, dan semuanya bersih tanpa jejak."
"Maksudnya udah pernah ada kasus serupa tuh gimana, Mas?" Edzhar selaku anggota yang paling terakhir bergabung terlihat clueless.
"Setahun lalu kasus penemuan mayat perempuan begini sempat terjadi tiga kali. Selang waktu kejadiannya sekitar tiga sampai empat bulan dan rata-rata korbannya merupakan wanita pekerja seks komersil. Semuanya bersih, tanpa petunjuk dan tanda-tanda dari si pelaku sehingga kasus ini sempat berakhir jadi kasus beku." Terang Stefan, "Saya waktu itu termasuk dalam tim yang menangani kasus ini. Dan satu-satunya informasi yang berhasil saya kantongi hanyalah kesaksian dari beberapa orang yang mengatakan bahwa korban bertemu dengan Leonard Tranggana sebelum menghilang."
YOU ARE READING
Us ㅡBBH
FanfictionMengenai sebuah hubungan yang dibentangkan oleh perbedaan. Antara aku dan kamu . . . Dapatkah berubah menjadi kita? ⛓Warn: •Crime-Action •Non-baku •Some harsh words, slightly mature •Including a lot of crime scene and action Cover picture by me @wa...