22. Membeli Waktu

197 19 2
                                    


-|Happy Reading|-



Sisi sedang asik menghitung beberapa lembar uang kertas berwarna merah dan beberapa uang receh. Uang itu di peroleh dari jeri paya dan tenaganya sendiri, itu semua adalah gajinya selama ini.

Sudah dari awal ia ada niatan untuk memberikan uang itu kepada orang tuanya. Untuk bulan ini ia kembali melewatkan jadwal kemoterapinya.

Ia segera bersiap-siap untuk pergi ke rumah Mama dan Papanya.

Setelah beberapa minggu meninggalkan rumah ini membuatnya terasa asing seperti seorang tamu yang ingin berkunjung.

Berulang kali Sisi mengucapkan salam dan mengetuk pintu tetapi tidak ada yang menyambutnya. Pintunya ternyata tidak terkunci, Sisi langsung saja masuk mencari keberadaan keluarganya.

"Mau apa kamu ke sini?!" tanya Papa dengan suara lantang.

"Nih anak memang keterlaluan, kalau masuk itu ketuk pintu lebih dulu jangan asal masuk saja!" wajah Mama tampak terlihat tidak senang dengan kehadiran Sisi.

"Tapi aku tadi-..." baru juga ingin mengatakan kebenaran, ucapannya langsung saja di potong oleh Sasa.

"Ya elah manusia seperti lo kan nggak ngerti yang namanya sopan santun." cibir Sasa.

"Apa tujuan kamu ke sini? Bukan kah saya sudah pernah bilang, bahwa kamu jangan lagi pernah kembali dan menginjakkan kakimu itu di sini!" cerocos Mama.

"Ini Ma," Sisi menyodorkan amplop putih ke hadapan Mamanya.

"Apa ini?" Mama menautkan alisnya sambil menerima amplop putih itu dengan ragu.

Semuanya menjadi diam, ketika Mama mengeluarkan beberapa lembar uang dari amplop itu.

"Uang?!"

"Iya," jawab Sisi.

"Untuk apa uang ini?" tanya Mama.

"Untuk membeli waktu dan kasih sayang dari Mama dan Papa." lirih Sisi yang tidak berani menatap lainnya.

Dengan begitu saja Mama melempar uang itu tepat ke wajah Sisi.

"Sisi juga ingin mempunyai waktu bersama Mama dan Papa, Sisi juga ingin merasakan di sayang sama kalian. Apa permintaan Sisi ini salah?"

"Kamu pikir dengan uangmu itu bisa membeli waktu kami?" Mama menatap Sisi dengan begitu tajam.

"Sisi tahu, Sisi itu penyakitan, pembawa sial, menyusahkan. Sisi hanya ingin meminta satu hari saja waktu kalian, Sisi juga ingin kembali bahagia seperti dulu."

"Jika kalian tidak mempunyai waktu dalam satu hari untuk Sisi, Sisi hanya minta waktu kalian satu jam saja untuk bergurau, bercanda dan bertukar cerita seperti dulu." ucapan Sisi tidak mampu meluluhkan hati mereka semua.

"Sudahlah, silahkan kamu pergi! Kami itu sibuk dan tidak ada waktu buat kamu yang tidak berguna ini." Mama mendorong tubuh Sisi agar segera pergi.

"Malang sekali ya hidup lo, nggak ada satupun orang menyukai dan mengharapkan lo!" ketus Sasa.

"Aku tak peduli jika tak ada yang menyukaiku, aku di ciptakan di dunia ini  tidak untuk di sukai oleh semua orang."

Sisi hanya mengacaukan kebersamaan Mama, Papa, dan Sasa saja.

"Dan ini kamu bawa uang kamu yang nggak seberapa ini." meraih tangan Sisi dan meletakkan uang itu di tangannya.

"Cepat kamu pergi!"

Mama segera masuk dan menutup pintu dengan kuat. Mama langsung menuju kamar mandi dan segera menyuci tangannya menggunakan sabun dan air mengalir hingga bersih.

Sisi: Gadis Yang TersakitiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang