3. Sakit

356 44 5
                                    

Selamat membaca untuk kalian yang tersayang,,,
Jangan lupa tinggalkan jejak jika sudah selesai membaca.

____________________

Matahari telah terganti dengan sang rembulan, siang sudah menjadi malam.

Sisi duduk merenung di depan jendela kamar sambil melihat keindahan langit malam, tidak ada bintang sedikit pun di langit malam ini, hanya ada sang bulan yang bersinar redup.

Suasana malam ini sangat mewakili hati Sisi, gelap tanpa ada sinar dan penerang. Sisi merasa tubuhnya pegal-pegal, karena habis menyelesaikan semua pekerjaan rumah. Akhirnya Sisi memilih untuk tidur.

*****

Cuaca pagi ini sungguh cerah, tetapi hati Sisi tidak pernah cerah. Hatinya selalu mendung dan hujan, Sisi sudah siap untuk berangkat ke sekolah.

Langkah kaki Sisi terhenti ketika mendengar suara seseorang yang memanggilnya.

"Sisi!" panggil Sasa dengan nada tinggi.

Sisi membalikkan badannya.

"Ada apa Sa?" tanya Sisi dengan suara lembutnya.

"Kamu kerjain dulu tugas aku!" pinta Sasa menyodorkan bukunya.

"Tapiii Sa..." tolak Sisi dengan lembut.

"Nggak ada tapi-tapian, lo mau gue aduin sama Mama?!" ancam Sasa.

Sisi langsung mengiyakan omongan Sasa. Jika membantah, urusannya bisa tambah panjang dan nggak akan selesai.

Sisi segera mengerjakan tugas Sasa dengan baik dan benar, hanya membutuhkan waktu sepuluh menit Sisi mampu mengerjakan lima belas soal tugas matematika Sasa.

"Sudah selesai," ucap Sisi mengembalikan bukunya ke Sasa.

"Gila cepat amat, lo ngerjainnya nggak ngasal 'kan?" tanya Sasa ragu.

"Enggak, Aku yakin itu benar semua." ucap Sisi.

"Sombong amat lu!" ucap Sasa langsung pergi.

Sebelum pergi sekolah, Sasa selalu di manja oleh Mama dan Papa. Sisi hanya bisa melihat dengan menahan isak tangis.

"Aku ingin seperti Sasa..."
"Aku juga ingin di sayang, di manja, dan di perhatikan," batin Sisi.

Sisi segera menghapus air mata yang keluar dengan sendirinya. Ia segera berlari untuk menunggu ojek atau angkot.

****

Ternyata hari ini Sisi telat lima menit, karena mengerjakan tugas Sasa lebih dulu.

Akhirnya Sisi di hukum dan di suruh oleh guru piket hormat tiang bendera selama jam pertama selesai.

Wajah Sisi kali ini sangat lah pucat, di tambah sinar matahari yang begitu cerah menyorot ke wajahnya.

Tubuh Sisi sudah mulai gemetar hebat, ia merasa sudah tidak sanggup lagi untuk berdiri. Pandangan Sisi mulai kabur dan buram, ia memaksakan diri untuk tetap kuat.

Tubuh Sisi sudah tidak sanggup lagi, pandangannya mendadak gelap, tubuhnya ambruk begitu saja.

Siswa dan siswi yang melihatnya, segera menghampirinya dan membawa Sisi ke UKS.

Hampir dua puluh menit Sisi tidak sadarkan diri.

Setelah sadar, Sisi melihat ada sosok laki-laki yang sedang berdiri di samping kasur UKS yang ia baringkan.

"Lo sudah sadar?" tanya laki-laki itu.

"Nih buat lo," laki-laki itu memberikan sebungkus roti dan sebotol air mineral ke hadapan Sisi.

Sisi: Gadis Yang TersakitiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang