Hampir satu mingggu keduanya tidak saling bertemu atau pun menyapa satu sama lain.Tidak ada satu pun dari mereka berdua yang ingin mengalah untuk menyapa lebih dulu. Mungkin mereka lebih nyaman dengan dunia sendiri dan kebesaran dengan gengsi.
Seorang Bima berharap Sisi lebih dulu menyapanya, nyatanya Sisi begitu malas untuk tegur dan sapa yang hanya sekedar basa basi.
*****
Sisi masih duduk diam di bangkunya dengan di temani tumpukan komik, novel dan berbagai macam buku pelajaran.
Dari arah belakang sebuah gumpalan kertas menabrak kepalanya. Tatapannya teralihkan pada gumpalan kertas dan gerombolan orang yang duduk di belakangnya.
Amel, Mira dan beberapa teman perempuan dan satu teman laki-laki.
Amel sibuk bercermin sambil menebalkan dandanannya. Mira dan yang lainnya tersenyum pada Sisi.
Sisi hanya menghela nafas kasar, ia kembali membaca tumpukan bukunya.
Setelah puas bercermin Amel mulai bicara.
"Oh ya, gue boleh minta tolong sama lo nggak?" Amel meminta bantuan pada Sisi.
Awalnya Sisi tidak mendengarnya, ia kira mereka sedang tidak bicara padanya.
"Hey. Kita itu sedang bicara sama lo," ucap salah satu teman laki-laki mereka.
Sontak Sisi langsung menatap ke arah mereka semua.
"Lo pergi ke kantin, terus belikan makanan buat gue." perintah Amel.
"Makanan apa?" tanya Sisi.
"Terserah!"
"Di kantin nggak ada menu makanan terserah!"
Tiba-tiba sebuah ide licik terlintas di otak Amel, nafsu makannya seketika hilang begitu saja.
"Ya udah belikan gue bakso satu mangkok ya, jangan lupa sambelnya yang banyak terus nanti lo antar aja ke wc putri bagian depan." pinta Amel dengan senyum yang berlagak sok baik.
Dengan sigap ia langsung keluar kelas dan menuju kantin. Mungkin, ini kali pertamanya ia harus menginjak kantin yang di padati siswa-siswi.
Setelah beberapa menit menunggu, akhirnya pesannya telah siap. Ia segera membawakannya ke wc putri bagian depan yang di maksud Amel.
Sisi datang ke tempat yang di katakan Amel, namun di sana tidak ada siapa pun.
Dengan tiba-tiba Amel dan Mira datang kehadapannya.
Lantas Sisi langsung menyodorkan sebungkus bakso tersebut ke hadapan Amel. Amel hanya diam dengan senyuman liciknya, Mira lah yang merebut bakso itu dari tangan Sisi.
Bukan untuk di makan, Mira malah menuangkan bakso itu ke rambut Sisi.
Rasanya panas, campuran antara kuah yang panas di tambah dengan saos tomat dan cabai yang membuat sensasi semakin panas terasa di ubun-ubunnya.
Rambutnya sekarang sudah di penuhi mie dari bakso itu. Bukan hanya itu saja, teman Amel yang lainnya pun datang dengan membawa seember air. Sisi benar-benar tidak tahu apa yang akan mereka lakukan setelah ini.
Amel mengambil alih ember tersebut dari tangan temannya.
Byurr...
Seember air sudah membasahi tubuhnya.Antara rasa panas, hangat dan dingin lah yang terasa di tubuhnya.
Ia hanya mampu menangis tanpa bisa melawan. Tatapannya terus menunduk ke bawah. Air matanya terus menetes ke lantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sisi: Gadis Yang Tersakiti
Fiksi RemajaSisilia Mikaila, seorang gadis yang selalu di selimuti oleh rasa sedih dan sakit. Layaknya seperti Cinderella. Tapi ini bukan di siksa oleh Ibu tiri dan Kakak tiri. Melainkan oleh keluarga sendiri. Mungkin, kehidupannya tidak seberuntung saudara kem...