Selamat membaca untuk kalian semua, semoga nggak pernah bosan baca cerita Sisi .
Vote dan komennya beib^^*****
Gadis itu sibuk berkutat mencari buku pelajaran matematika yang entah dimana keberadaannya. Ia benar-benar lupa dimana kali terakhir ia meletakkannya.
Mana lagi waktu pelajaran akan di mulai lima belas menit lagi. Gadis itu keluar kelas dengan raut wajah yang tampak begitu cemas. Bagaimana ia bisa menemukan bukunya dalam waktu lima belas menit?
Langkahnya terhenti ketika melihat sosok pria yang selalu membantunya, pria itu sedang berjalan tergesa-gesa. Yah ternyata itu Bima, ia hendak menghampiri Sisi.
"Punya lo, 'kan?" kata Bima seraya menyodorkan buku matematika yang di cari Sisi si gadis yang sedari tadi begitu cemas.
Sisi menatap buku yang di sodorkan Bima dan benar itu adalah bukunya. Buku yang di carinya. Bukannya lebay ataupun berlebihan, tapi percayalah ini seperti di dunia dongeng. Dimana sosok Pangeran berkuda yang menyelamatkan Tuan putri dalam keadaan darurat seperti saat ini.
"Iya," jawab Sisi gugup. "Tapi kenapa bisa sama kamu?"
"Gue tadi ga sengaja nemuin buku itu di dalam tong sampah di samping kelas gue, terus gue lihat ada nama lo di dalam buku itu." jawab Bima.
"Hah? Kok bisa sampai situ? Perasaan tadi pagi sudah di masukin dalam tas." guman Sisi sembari mengingat-ingat.
"Makanya jangan pake perasaan, mending pake otak dan logika. Perasaan belum tentu benar." ucap Bima sedikit dramatis.
Sisi sedikit menatap tajam sekilas ketika Bima selesai berucap.
"Sebelumnya makasih udah mengembalikan bukuku, kalau nggak kembali nih buku bisa-bisa aku di hukum dan tidak di perbolehkan ikut ulangan." lirihnya yang bersiap untuk pergi dari sana sekarang juga.
Bima menatap kepergian punggung Sisi yang belum seutuhnya di telan oleh keramaian siswa. Setelah benar-benar hilang dari penglihatannya, Bima kembali ke kelasnya.
*****
Suasana kantin benar-benar ramai dan di padati oleh Siswa dan Siswi. Mereka pada sibuk mengisi tenaganya yang sudah terkuras waktu jam belajar pagi.
Di sudut kantin, terdapat empat gadis rempong dari kelas sebelas Ips satu. Berbagai suara canda dan tawa pecah dari mulut mereka masing-masing.
"Terus-terus gimana ceritanya Sa?" tanya Liona salah satu bagian dari empat gadis rempong tersebut.
"Ceritanya itu gue ambil buku pelajaran matematikanya si cupu, habis itu gue bingung mau gue apain tu buku." Sasa menjawab pertanyaan Liona.
"Jadi bukunya lo apain?" tanya Ririn yang ikut penasaran.
"Akhirnya Buku itu gue buang di dalam tong sampah di samping kelas sebelas Ipa." Sasa seperti begitu bangga melakukan hal itu.
"Wahh kejam banget lo Sa," ucap Fira di selingi tawa.
Logikanya itu bukan lah seperti lelucon atau candaan yang patut di tertawakan. Itu merupakan sebuah kejahatan dari hal kecil.
Brakk...
Suara itu benar-benar mengagetkan seisi kantin. Empat gadis yang sibuk tertawa itu sontak kaget, karena meja mereka lah yang habis di gebrak."Maksud lo apa?" tanya seorang pria yang memukul meja itu. Nada suara yang dingin, sorot mata yang tajam, membuat mereka seperti gelagapan mau menjawab apa.
"Seharusnya gue yang nanya maksud lo mukul meja kita itu apa?!" dengan mengumpulkan keberanian Sasa malah balik nanya dengan nada tinggi.
Pria itu mencekal kuat tangan Sasa. Baru kali ini ia berbuat kasar pada perempuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sisi: Gadis Yang Tersakiti
Teen FictionSisilia Mikaila, seorang gadis yang selalu di selimuti oleh rasa sedih dan sakit. Layaknya seperti Cinderella. Tapi ini bukan di siksa oleh Ibu tiri dan Kakak tiri. Melainkan oleh keluarga sendiri. Mungkin, kehidupannya tidak seberuntung saudara kem...