Selamat membaca❤
Vote and komen jan sampai kelupaan dan ketinggalan, wkwkw.Oke, Selamat menghalu♡
_____________
Cuaca siang ini sangat lah panas, posisi matahari tepat berada di atas ubun-ubun.
Sisi harus terpaksa pulang dengan berjalan kaki, walaupun jarak antara rumah dengan sekolah cukup jauh, ia tidak punya uang untuk membayar ongkos ojek atau angkot.
Kaki Sisi mulai terasa pegal dan lemas, dari tadi ia berjalan, tapi tak kunjung sampai rumah. Di tambah lagi kerongkongan Sisi terasa haus dan dahaga.
Sebuah motor KLX menyalip langkahnya, dan berhenti tepat di hadapannya. Pengemudi motor tersebut turun dari motor dan langsung membuka helmnya.
Sisi bingung, kenapa laki-laki ini bisa di sini.
"Ngapain?" tanya Sisi.
"Lo pulangnya jalan kaki?" laki-laki tersebut malah balik nanya.
"Bukan urusan kamu, lagian rumah aku juga nggak jauh." jawab Sisi.
Sisi kembali melangkah kan kakinya untuk pulang, namunnya tangannya di tahan oleh laki-laki tersebut.
Sisi membalikkan tubuhnya, kemudian menatap tangannya yang di tahan oleh laki-laki tersebut, yang mengisyaratkan untuk di lepas. Laki-laki itu langsung melepaskannya.
"Gue antar pulang," ucap Bima, laki-laki tersebut adalah Bima.
Sisi hanya menggeleng kecil kepalanya.
"Ga nerima penolakan!" ucap Bima.
Setelah sudah siap, Bima langsung melajukan motornya. Selama perjalan, hanya menciptakan keheningan. Sisi hanya sesekali bersuara untuk menunjukkan jalan menuju rumahnya.
Sekarang Sisi dan Bima beserta motor KLX Bima telah sampai di depan gerbang rumah Sisi. Sisi langsung turun dari motor.
"Tadi lo bilang dekat. Nyatanya rumah lo jauh banget dari sekolah," ucap Bima.
"Makasih," ucap Sisi langsung berjalan memasuki area rumahnya.
Bima hanya tersenyum setelah mendengar ucapan terimakasih dari Sisi. Bima langsung melesat pergi untuk pulang kerumahnya.
Langkah Sisi terhenti, jantungnya juga terasa berhenti seketika, ketika melihat mobil Paman Leo dan Tante Maura terparkir di halaman rumahnya.
Sisi terlebih dulu mengumpulkan keberaniannya untuk menghampiri Paman, Tante, Mama, dan Papanya.
Langkah demi langkah, Sisi akhirnya sampai di ruang tamu. Tubuhnya gemetar, darah dalam tubuh mengalir dengan deras, jantungnya berdetak dengan cepat, telapak tangan dan telapak kakinya terasa begitu dingin.
Sepertinya semua orang telah menanti kepulangan dirinya, Sisi hanya diam di tempat.
"Ternyata si pembawa sial sudah pulang," ucap Paman Leo.
"Kamu ngapain berdiam diri di situ?" tanya Mama.
Sisi tidak bisa menjawab apa yang di tanyakan Mamanya, akhirnya Sisi berjalan menuju ke arah kamar.
"Tidak ada sopan santunnya kamu, orang tua di sini sedang berbicara kamu malah pergi menuju kamar." ucap Papa.
Langkah Sisi kembali terhenti, ia lebih memilih diam dan mendengarkan cacian dan makian dari orang tersebut.
Paman Leo mulai berdiri dan berjalan menghampiri dirinya, Sisi tidak tau apa yang akan di lakukan pamannya ini.
Plakk...
Tanpa ada penyebab, Paman Leo langsung menampar pipi Sisi dengan kuat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sisi: Gadis Yang Tersakiti
Teen FictionSisilia Mikaila, seorang gadis yang selalu di selimuti oleh rasa sedih dan sakit. Layaknya seperti Cinderella. Tapi ini bukan di siksa oleh Ibu tiri dan Kakak tiri. Melainkan oleh keluarga sendiri. Mungkin, kehidupannya tidak seberuntung saudara kem...