Ketika dewasa kamu akan mengerti, jika hidup ini bukan hanya tentang cinta. Tapi, tentang sulitnya bertahan demi nyawa.
_________________
"Kakakkk.." teriak Sisi dan tersadar dari tidurnya.
Matanya langsung melirik jam dinding yang sudah menunjukkan pukul tujuh pagi.
Hari ini dia akan terlambat. Tapi, dirinya juga merasa malas untuk pergi ke sekolah.
Sisi berencana untuk mencari kerja hari ini. Libur sekolah satu hari mungkin tidak menjadi masalah.
Pakaiannya sudah sangat rapi dan wangi, waktunya untuk mencari kerja dan memulai merasakan kekejaman kehidupan dan sulitnya mencari sebuah rupiah.
Sisi mulai membuka pintu secara perlahan dan hati-hati. Tenyata tidak ada siapapun di rumah saat ini.
Kakinya mulai menuruni anak tangga satu persatu. Akhirnya dirinya sampai juga di luar pekarangan rumah tanpa sepengetahuan Mamanya.
Bingung, mungkin itu adalah tujuan Sisi saat ini. Dirinya tidak tahu akan kemana dan mulainya darimana.
Sisi mulai menelusuri jalan dengan mata yang memperhatikan sekelilingnya.
Entah mengapa kaki Sisi rasanya ingin memasuki sebuah mini market. Akhirnya Sisi mulai mencoba masuk dan bertanya apakah di sini ada lowongan pekerjaan.
Dan ternyata di mini market ini sedang membutuhkan seorang karyawan. Sisi menerima tawaran pekerjaan itu, ya walaupun hanya menjadi seorang kasir. Yang terpenting saat ini ia masih bisa bertahan hidup untuk hari esok.
*****
Mungkin saat ini pikiran dan hati seorang Bima sedang di hantui dengan rasa kecemasan dan kekhawatiran.
Sampai detik ini ia juga belum menemukan dan melihat batang hidung Sisi.
Mengapa Sisi tidak sekolah? Apakah dia sedang sakit? Atau ada urusan yang lebih penting? Itulah pertanyaan yang menyerang hati dan pikiran Bima.
Akh, kenapa Bima tampak begitu bingung dan khawatir dengan keadaan Sisi. Jelas-jelas dia bukan lah kekasihnya, jangan menjadi seorang kekasih menjadi seorang teman saja tidak.
Bima terus menelusuri koridor sekolah yang entah mau menuju ke mana.
Langkah kakinya terhenti ketika melihat seorang Sisi yang asik tertawa dan bercanda bersama sahabatnya, mungkin.
Ini maksudnya apa coba? Beberapa tempo hari lalu Sisi pernah berkata kalau ia tidak membutuhkan seorang teman, ia juga bersifat cuek dan dingin waktu itu. Lah sekarang ia malah sibuk bersama teman-temannya.
Bima mulai mendekatinya.
"Sisi?" panggil Bima.
Ke empat orang itu justru saja refleks dengan kedatangan Bima secara mendadak seperti malaikat yang ingin mencabut nyawa.
"Bima?" ucap Liona, Fira, Ririn dan Sasa yang di kiranya Sisi oleh Bima.
"Lo mau mencari si cupu itu ya? Alias Sisi." ujar Sasa.
"Oke, si cupu atau si pembawa sial itu sepertinya tidak masuk sekolah," ucap Sasa.
Bima kali ini sangat bingung dengan apa yang di katakan oleh perempuan di hadapannya ini. Apakah mereka ini sedang latihan pentas seni? Atau sedang berlatih membuat drama?
"Oh ya, kenalin nama gue Sasabila Angelica, lo bisa panggil gue Sasa."
"Hah?" pikiran Bima mungkin berubah menjadi tambah kacau.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sisi: Gadis Yang Tersakiti
Teen FictionSisilia Mikaila, seorang gadis yang selalu di selimuti oleh rasa sedih dan sakit. Layaknya seperti Cinderella. Tapi ini bukan di siksa oleh Ibu tiri dan Kakak tiri. Melainkan oleh keluarga sendiri. Mungkin, kehidupannya tidak seberuntung saudara kem...