Apakah yang barusan Sisi ucapkan ke Bima itu benar, apakah dia akan memiliki seorang teman? Rasanya begitu asing jika seorang Sisi memiliki teman. Bima adalah seorang teman pertama menurutnya, mungkin saja bukan hanya pertama, tapi juga akan menjadi seorang teman terakhir di dalam sejarah kehidupannya.Sepulang sekolah ia harus terburu-buru menuju mini market, calon tempat ia bekerja.
Bima mungkin sedang sibuk mencari temannya yang tak kunjung kelihatan. Orang itu adalah Sisi, kelas Sisi lebih dulu pulang di bandingkan dengan kelas lain.
*****
Sisi mulai memasuki mini market tersebut, dan sudah terasa hawa dingin yang menerpa dari sebuah pendingin ruangan.
Sisi mulai bekerja, untung saja ia masih di perbolehkan bekerja di sini. Hari ini mungkin merupakan pengalaman baru dari hidupnya.
Sisi mulai melayani dan menghitung setiap barang belanjaan konsumen yang berbelanja di sini.
Sisi mulai bekerja dari pulang sekolah hingga larut malam. Yang pastinya hingga mini market tutup, ia baru pulang.
Mungkin rasanya begitu lelah.
"Ternyata begini rasanya mencari uang," batin Sisi.
Rasanya sedikit ingin mengeluh, namun itu bukanlah sifatnya. Jadi ia harus terus bersemangat.
Tubuhnya sedikit gemetar, mungkin akibat seharian perutnya tidak bertemu dengan makanan berat. Ia hanya memakan sebungkus roti dan meminum sebotol air mineral sewaktu pulang sekolah tadi.
Waktunya untuk pulang, jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Pastinya orang rumah tidak akan ada yang khawatir jika aku tidak pulang sekali pun.
Kaki ku terus melangkah tanpa mengenal rasa lelah dan letih sekali pun.
Perlahan dan penuh hati-hati aku membuka pintu rumah. Awalnya aku kira mereka akan mengunci pintu dan membiarkan aku tidur di jalanan.
Semua ruangan tampak begitu gelap gulita tanpa ada setitik penerangan, hal itu membuat aku sulit menemukan arah menuju kamarku.
Tiba-tiba semua lampu setiap ruangan hidup secara bersamaan. Ini itu seperti seorang keluarga yang sedang merayakan ulang tahun bukan? Tentu saja bagi Sisi ini bukan kejutan ultah, tetapi kejutan untuk menghancurkan hatinya.
"Masih ingat jalan pulang?" tanya Papa.
"Dari mana kamu?!" tanya Mama dengan nada dinginnya.
"Kerja," jawab Sisi. Raut wajahnya tampak begitu cuek menjawab pertanyaan itu.
"Kerja apa jam segini baru pulang?" bentak Papa.
"Jual diri kali Ma," ucap Sasa penuh tawa.
Sisi memilih diam, percuma saja jika dia menjawab, itu tidak akan di dengar dan di percayai oleh mereka.
"Jangan bilang kalau kamu jual diri ya? Demi mendapatkan uang untuk membiayai penyakit sialan mu itu?!" ucap Mama.
"Iya, Sisi memang menjual diri. Untuk membayar semua uang Papa dan Mama yang pernah Sisi gunakan." kata Sisi.
"Mau jadi jalang ya kamu? Bisanya cuman memalukan bukannya membanggakan!" ujar Mama.
"Semua yang pernah Sisi lakukan ini tidak pernah kalian anggap, jadi percuma saja jika Sisi membuat kalian bangga." Sisi berkata dengan nada tegas.
"Kalian saja tidak pernah tahu kalau Sisi selalu mendapatkan juara umum di sekolah dan juga memenangkan segala perlombaan, kalian tidak pernah peduli terhadap Sisi. Kalian hanya menganggap Sisi ini seperti seorang boneka bernyawa yang tidak memiliki perasaan." uajr Sisi dengan di iringi isak tangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sisi: Gadis Yang Tersakiti
Novela JuvenilSisilia Mikaila, seorang gadis yang selalu di selimuti oleh rasa sedih dan sakit. Layaknya seperti Cinderella. Tapi ini bukan di siksa oleh Ibu tiri dan Kakak tiri. Melainkan oleh keluarga sendiri. Mungkin, kehidupannya tidak seberuntung saudara kem...