14. Masalah dan Teman

177 21 5
                                    

𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰

__________________

Terbangun dari tidur dan akan kembali menjalankan semua masalah yang belum ia selesai hari kemarin.

Rasanya tiada hari tanpa ada masalah baginya.

"Kenapa harus bangun, aku sudah lelah. Kehidupan dunia mimpi jauh lebih menyenangkan di bandingkan kehidupan real," gumannya, yang masih terduduk di atas kasur dengan mata menatap ke arah cahaya terang dari jendela.

Ia mulai bangkit dari kasur dan bersiap untuk pergi ke sekolah.

Ketika dirinya keluar dari kamar, ia tidak menemukan siapapun di setiap ruangan rumah ini.

Ah, sudahlah. Tidak ada gunanya juga mencari manusia yang tidak menginginkan kita hidup.

Ketika sampai di ruang kelas, ia langsung mengambil posisi duduk di kursi dan mejanya.

Hanya ada beberapa pasang mata yang melihatnya. Keadaan kelas masih cukup sepi, karena ia datang terlalu pagi.

Hampir lima belas menit Sisi tidur di kelas. Hingga guru masuk ia baru sadar dari tidurnya.

Seorang guru perempuan itu sedikit aneh menatap Sisi. Wajah Sisi begitu pucat dan tampak sangat lemas.

"Kamu kenapa Nak?" tanya guru perempuan itu, atau bilang saja Buk Indri. Guru yang mengajar bidang studi Bahasa indonesia, sekaligus guru yang akan mengajar di kelas Sisi.

"Hmm, saya baik-baik saja kok Buk." jawab Sisi.

"Tapi, kamu kelihatan seperti sedang tidak baik-baik saja." guman Buk Indri.

"Apa kamu sedang sakit?" tanya Buk Indri.

"Iya Buk, saya sedang sakit hati dan lelah dengan masalah hidup yang tiada hentinya," ucap Sisi. Dengan pandangan beralih ke bawah.

"Maksud kamu apa Nak?" tanya Buk Indri yang seperti kelihatan bingung.

"Percuma saja jika saya cerita. Manusia hanya ingin sebatas mengetahui masalah yang kita hadapi, bukan ingin memberikan solusi ataupun saran." kata Sisi.

"Ya sudah kalau kamu tidak ingin cerita Nak. Jika kamu ada masalah, dengan senang hati ibu akan membantu sekaligus menjadi pendengar yang baik untukmu," ucap Buk Indri.

Sisi cukup tersenyum di balik wajah datar yang ia ekspresikan untuk saat ini.

Buk Indri kembali melanjutkan memberikan materi ke pada semua siswa dan siswi yang ia ajari.

Hingga akhirnya, waktu istirahat telah tiba.

Sisi menatap nanar kepada siswa dan siswi yang sibuk bercanda ria bersama teman masing-masing. Mengapa hal serupa seperti itu tidak terjadi pada dirinya? Apakah dirinya ini tidak pantas duduk sama rata dengan mereka semua?

Dunia benar-benar tidak adil untuk di jalani oleh gadis kecil yang mulai tumbuh dewasa ini.

Dari pada terus berkhayal mendapatkan kebahagian, lebih baik Sisi pergi ke rooftoop untuk mencari sebuah ketenangan dan kenyamanan.

Masih seperti biasa, tidak ada seorang pun yang berada di sana. Cuaca kali ini tidak seterik hari biasanya.

Dari atas ketinggian, mata nya menatap setiap sudut kota yang tidak begitu jelas di pandang.

Mata bening itu mulai mengerjap, dan menuangkan air mata yang sudah tiada gunanya.

"Kenapa hidup ku seperti ini? Semua orang memandang ku rendah dan jijik untuk saling menyapa, aku sudah benar-benar bosan menjalani hidup yang harus berpura-pura kuat seperti baja."

Sisi: Gadis Yang TersakitiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang