Dirasakan nuansa yang begitu nyaman mengembara di ruang itu. Kendati merupakan bangunan rapuh yang mungkin akan hancur begitu saja bila suatu logam berat menghantamnya, bangunan dua lantai yang didominasi kayu itu sejatinya bisa menghadirkan suasana rumahan bila diberi sedikit sentuhan.
Meski terkesan vintage, apabila diaplikasikan dengan baik, tempat ini mungkin bisa diubah menjadi suatu kafe yang menarik minat generasi milenial. Alih-alih sebuah tempat perkumpulan pria-pria pengangguran untuk minum alkohol. Hanya sekitar 4 meja yang permukaannya dialasi tikar untuk membuatnya terasa lebih halus tersebar di ruangan tak seberapa besar ini.
Kursi kayu yang ia duduki sedikit bergoyang, mungkin karena lantai yang tak rata. Netra itu menjamahi dinding yang didekorasi dengan sejumlah foto-foto kecil berisikan kalimat indah dalam bahasa inggris yang dibaluti kaca dan bingkai sederhana.
Ia menatap pot kaktus kecil yang di letakkan di depan jendela besar di seberang meja yang ia tempati. Jendela itu kelihatan sangat estetik dengan salju yang masih berjatuhan pelan dari langit malam. Begitu menghangatkan hati hanya dengan memandang keluar saja.
Konduksi dari cangkir merah dengan stiker rubah lucu di bagian depannya membuat telapak tangan terasa hangat, ia terus memegang cangkir itu seraya membiarkan kepulan asap dari teh hangat yang baru diberikan padanya membelai wajahnya untuk meluak suhu dingin yang memucatkan bibirnya. Meski hanya sekedar teh hangat biasa, ia jauh lebih menyukainya ketimbang caffe latte yang disajikan dengan topping cantik di kafe-kafe.
Mata tersuruk itu menggelinding lagi, mengikuti perempuan cantik berkulit putih mulus. Rambut panjangnya mengibas setiap ia menggerakkan kepala, hidung mancung dan bibir kecilnya yang menjadi sumbu suara lembut namun tegasnya. Dan tentu saja mata monolid seukuran goresan pena.
Yeji, perempuan yang mengenakan sweater putih berlengan panjang itu menarik kursi di depan Yora dan meletakkan sepiring makanan ringan ke atas meja. Ia memamerkan rentetan gigi putih dan rapinya sebelum meletakkan kedua tangannya menumpu dagu.
"Aku beli bungeoppang di tengah jalan tadi, makanlah mumpung masih renyah"
(Note : Bungeoppang adalah kue serupa wafel dengan bentuk ikan mas yang populer di Korea dan memiliki rasa yang legit serta manis karena diisi pasta kacang merah)
Yora tersenyum, ia mencomot satu makanan berbentuk unik itu, kemudian menggigit sedikit bagian ekornya. Sekali lagi, Yora akui dunia ini benar-benar sempit. Setelah keluar kafe yang merupakan tempat bertemunya ia dan ibunya, ia tak sengaja bertemu Yeji yang sedang berkeliaran di daerah tadi Yora berjalan-- atau Yeji yang menemukan Yora? Entahlah.
Yeji menjelaskan kalau ia tengah berjalan-jalan untuk menikmati suasana musim dingin, pas-pasan ramalan cuaca bilang salju akan turun di kisaran jam ini-- dan benar terjadi. Yora sendiri tak menyangka ia sudah berjalan selayaknya orang ling-lung tanpa destinasi hingga menjauh dari wilayah kantor dan masuk ke kawasan lain. Kaki Yora hebat juga dalam menentukan jalan tanpa otaknya perintah.
Saling berbasa-basi, Yeji pun menawari untuk mampir sebentar ke domisilinya. Sekalipun harus masuk ke banyak gang-gang kecil yang berkelok untuk tiba di tempat yang agak terpencil ini dan sudah lumayan malam, Yora tetap menyetujuinya. Hitung-hitung merilekskan diri sekalian berbincang ringan dengan Yeji. Lagipula Yora sangat jarang datang ke sini karena kesibukan Taehyun, tak enak juga kalau menolak ajakan Yeji.
Jujur saja, Yora kurang nyaman menyebut tempat ini bar. Meski Yeji memang menata sejumlah botol Soju di rak belakang pantry, dan ada sejumlah bapak-bapak yang kadang datang minum-minum serta papan kecil di depan pintu yang menyebut nama tempat ini sebagai lokasi penyediaan minuman beralkohol. Tetap saja, bangunan ini terasa tak cocok disandangkan nama itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My CEO • Kang Taehyun
Fanfiction[COMPLETED] (A Fantastic Cover By : @alcoholnight) Di usia 17-nya, Han Yora harus melepaskan segala cita-cita dan kegembiraan masa mudanya di kala takdir memaksanya tunduk. Pasrah adalah satu-satunya hal yang bisa Yora lakukan sewaktu ayahnya menin...