Tok!
Tok!
Tok!Suara ketukan itu mau tak mau harus membangunkan Bang Chan dari tidurnya. Ia menjeling ke arah jam dinding, pukul 03.00 pagi.
Tok!
Tok!
Tok!Bang Chan berniat menghiraukan ketukan pintu yang lebih terdengar seperti gedoran itu. Tapi tidak bisa. Gedoran itu semakin-lama semakin nyaring.
Dengan sejuta umpatan yang sudah disiapkan bagi orang yang mengganggu tidurnya, ia bangun dari sofa nyaman tempatnya tidur tadi.
Bang Chan menguap sambil melangkah dengan gontai kearah pintu.
Tok!
Tok!
Tok!"Ck, sabar!"
Bang Chan memegang kenop pintu itu sambil mengusap matanya dengan punggung tangan.
Cklek
"Ya!!! Hwang Hyunjin, kenapa wajah mu seperti itu?!" Teriak Bang Chan tepat setelah membuka pintu. Matanya yang belum terbuka sempurna langsung membola saat melihat perawakan Hyunjin dengan wajah babak belur.
Dengan tidak sopannya, Hyunjin langsung melangkah masuk. Ia menepis tubuh Bang Chan dan langsung duduk di sofa berwarna putih ke-abu-abuan di ruang tengah.
Bang Chan mendatangi Hyunjin yang lebih muda 2 tahun darinya.
Hyunjin mengangkat kakinya dan menumpunya diatas meja.
"Ada apa dengan wajah mu itu?" Bang Chan berdiri didepan Hyunjin dengan tangan dilipat di depan dada dan wajah tegas yang mengintimidasi.
Tidak ada tanggapan sama sekali.
"Aish... Anak satu ini. Kutanya untuk yang terakhir kalinya, apa yang terjadi?" Geram Bang Chan dengan nada suara lembut yang dipaksakan. Ia berusaha menekan amarah dan umpatannya yang sudah berada di ujung lidah.
Hyunjin melirik tajam ke arah Bang Chan. "Aku menagih utang ke perempuan itu, ketika aku hendak memukulnya seorang pria datang dan menghajarku" Hyunjin menyadarkan kepalanya. Tangan nya ia buka lebar dan ditumpukan ke sofa.
"Perempuan? Maksudmu perempuan yang kehilangan ayahnya itu kah?"
Hyunjin mengangguk, ia malas berbicara lagi.
"Kenapa kau memukulnya? Dia itu perempuan bodoh!" Cerca Bang Chan.
"Ck. Dia yang menantangku duluan!" Alibi Hyunjin yang kesal karena disalahkan.
"Kalau begitu apa bedanya kau dengan ayahmu, Hwang Hyunjin!?" Bang Chan menaikan nada bicaranya satu oktaf.
Hyunjin menundukan kepalanya. Ia merasa terpojokan.
"Aish... Sudahlah" Bang Chan mengibas-ngibaskan tangan nya untuk mengusir pergi topik sebelumnya.
"Setelah itu kau pergi kemana? Kenapa tidak langsung pulang?" Tanya Bang Chan dengan nada bicara yang sudah kembali normal.
"Aku pergi ke bar adik ku"
"MWO?! Kenapa tidak mengajak ku? Aku juga ingin bertemu dengannya" Sahut Bang Chan dengan suara kesal. Hyunjin memang jarang mengajak Bang Chan ke bar adik semata wayangnya.
Bang Chan suka menatap wajah adik Hyunjin yang cantik dan memperhatikan mata sipitnya yang lucu. Saat tertawa matanya menjadi segaris
"Ck. Untuk apa aku mengajak mu, kau hanya akan mengganggunya melakukan pekerjaan. Dia pasti eneg melihat muka pedofil mu"
KAMU SEDANG MEMBACA
My CEO • Kang Taehyun
Fanfiction[COMPLETED] (A Fantastic Cover By : @alcoholnight) Di usia 17-nya, Han Yora harus melepaskan segala cita-cita dan kegembiraan masa mudanya di kala takdir memaksanya tunduk. Pasrah adalah satu-satunya hal yang bisa Yora lakukan sewaktu ayahnya menin...