Jalan ini tampak sangat estetik dengan kelopak bunga yang berjatuhan. Angin bertiup lumayan kencang hari ini, tudung jaketnya kadang ikut terbawa angin hingga terlepas sendiri. Langit di pagi ini nampak sangat cerah, dirgantara memamerkan birunya. Sementara gurat awan seputih kapas menemani di atmosfer nan jauh dari jangkauan manusia. Matahari bersinar terik, namun pohon-pohon rindang yang bunga-bunganya mulai merontok dan daun hijau mulai merangkap terlihat lagi di sepanjang jalan ini menghalau sinar matahari menyakiti kulit.
Berbagai spanduk terlihat dipajang di berbagai penjuru, bunga tulip yang ditanam di sisi trotoar oleh pemerintah menambah asrinya pemandangan dengan beragam warna. Aroma lembut dari bunga yang baru saja mekar juga memicu perasaan yang menenangkan terlepas dari deru dan asap knalpot dari mobil dan motor yang melintasi jalanan di sisinya.
Penghujung musim semi membuat lebih banyak aktivitas dan mobilitas di jalan yang cukup padat ini. Tak sedikit orang-orang yang berada di trotoar, menyodorkan brosur untuk mempromosikan produk atau lokasi tertentu. Ia tersenyum kecil melihat anak-anak yang berkumpul di motor pedagang-pedagang kecil yang menjual balon dan mainan di pinggir jalan. Begitu semarak, berbeda jauh saat musim dingin yang berlalu beberapa bulan lalu.
Hyunjin menatap gerbang universitas ini yang terbuka lebar dengan dua orang satpam yang menjaga di sisi kiri dan kanan. Di atasnya, terlihat sebuah spanduk yang secara garis besar memberikan sambutan pada mahasiswa dan mahasiswi lulusan Seoul National University tahun ini. Ia membawa tungkainya melewati gerbang itu, untungnya seseorang yang bukan siswa atau pekerja di universitas ini diperbolehkan untuk masuk ke wilayah sekolah selama tak membuat keributan.
Universitas ini punya halaman yang cukup luas, ditumbuhi rerumputan hijau dan semak-semak serta hamparan bunga aneka ragam warna. Semuanya terawat dengan baik, bahkan semak-semaknya dipangkas hingga memiliki bentuk simetris satu dengan yang lainnya. Pun di taman kecil tepat di sisi jalan setapak yang cukup lebar ini, banyak pula pepohonan rindang dengan bunga-bunga merah muda menutupi daunnya.
Para mahasiswa dengan pakaian toga berseliweran di sini. Sebagian dari mereka bergerombol, saling berfoto-foto dengan riuhnya selayaknya para remaja umum. Ada beberapa orang tua juga yang menemani putra atau putrinya. Mereka yang tak ingin kelewatan momen lantas memotret-motret anak-anaknya dengan senyum bangga. Beberapa mahasiswa yang duduk di kursi di dekat gerbang saling melemparkan gurauan renyah, lalu tertawa cukup heboh hingga menarik perhatian Hyunjin yang lewat. Ada yang kejar-kejaran rusuh, berteriak dan mengumpat nyaring tanpa mempedulikan kalau menabrak seseorang. Kelihatan sangat menyenangkan, Hyunjin jadi kangen masa sekolahnya dulu.
Hyunjin menaiki beberapa anak tangga, sesekali menghindari para mahasiswa yang berlarian. Ia akhirnya sampai di depan gedung fakultas psikologi yang terbilang besar ini. Ia mengedarkan matanya, berusaha menemukan seseorang yang dicarinya di antara kerumunan mahasiswa lainnya. Hyunjin menyipitkan matanya ketika melihat postur tubuh yang familiar.
Mungkin Hyunjin sedang beruntung sampai bertemu dengannya di sini, padahal Hyunjin hampir saja berpikir untuk masuk ke gedung luas di depannya untuk mencari perempuan itu. Hyunjin lantas mengangkat tangannya ke udara, berusaha menarik atensi. Usahanya berhasil, perempuan itu langsung menatap Hyunjin. Dia awalnya nampak keheranan, sebelum ia melangkah perlahan mendekati Hyunjin.
"Hwang Hyunjin? Kukira kau tidak akan datang"
Hyunjin tersenyum pada Doyeon yang memasang ekspresi tak percaya. "Aku 'kan sudah bilang akan datang" Sahut Hyunjin, ia mencubit pipi tembem Doyeon dan menariknya hingga sang empu meringis.
"Kenapa kau memakai masker dan jaket seperti ini, aku hampir tak mengenalmu"
Hyunjin mendengus, sontak ia melepas masker hitam yang menutupi separuh wajahnya dan memasukkannya ke dalam sakunya, ia pun menyibak tudung jaket berwarna gelap ini sedikit kasar sampai rambutnya ikut tersisir ke belakang. "Kau pernah bilang aku harus memakai jaket atau masker kalau ke universitasmu lagi" Jawab Hyunjin dengan nada malas, tak lupa memberikan tatapan tajam. Doyeon dulu menyuruh Hyunjin untuk memakai sesuatu yang tertutup kalau-kalau datang ke universitas ini lagi. Hyunjin tak mengerti apa alasannya, tapi ia tetap melakukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My CEO • Kang Taehyun
Fiksi Penggemar[COMPLETED] (A Fantastic Cover By : @alcoholnight) Di usia 17-nya, Han Yora harus melepaskan segala cita-cita dan kegembiraan masa mudanya di kala takdir memaksanya tunduk. Pasrah adalah satu-satunya hal yang bisa Yora lakukan sewaktu ayahnya menin...