My CEO • Kang Taehyun

58. Candidness

Dari sini sudah mulai kembali ke alur cerita dan bukan flashback lagi ya. Kalian boleh review sedikit part 55, biar konek dengan bagian ini. Siapa tahu ada yang lupa-lupa ingat sama alurnya.

***

Salju yang berjatuhan dengan intesitas cepat agaknya mencoba mengalihkan pandangan gadis itu. Kerlingan lampu dari toko grosir hingga pedagang kaki lima yang ada di jalan ini gagal merebut atensinya. Deru roda yang bertemu aspal jalanan bercampur bunyi renyah dari sedikit tumpukan salju yang diinjak oleh sepatunya. Salju di jalanan dan trotoar di sini digeruk secara rutin oleh pemerintah untuk menghindari kecelakaan mengingat wilayah ini cukup ramai. Suhu dingin bak menghantam pigmen kulitnya sampai ujung hidungnya pun memerah. Akan tetapi, kakinya masih berjalan lambat di antara bejibunan orang yang terburu-buru berlalu dengan tujuan mereka sendiri.

Tangannya tak henti mengusap selembar amplop putih yang sedari tadi dibawanya ini. Hyunjin memberikan surat yang memaparkan hasil tes DNA keduanya semingguan yang lalu pada Yora. Katanya, ia sudah mem-foto copy hasil tes ini sebelumnya. Jadi tak masalah jika Yora hendak mengambil salah satu dari hasil tes ini. Usai perbincangan yang tak jauh-jauh dari suasana canggung, Yora akhirnya berpisah dengan Hyunjin dan pergi dari taman tempat keduanya bicara tadi. Ia membiarkan kakinya memilih jalannya sendiri, hingga membawanya ke jalan entah di daerah mana ini.

Seandainya Yora ditanya sudah bisa menerima fakta hubungan darah antara dirinya dan Hyunjin, jawabannya pasti belum. Ayolah... Ia baru mengetahui hasil tes DNA ini beberapa jam lalu, bagaimana mungkin Yora sudah mulai lapang dada? Yora masih memikirkan betapa runyamnya takdir yang dikekalkan pada hidupnya. Rasa tanya masih menguasai dirinya, tak lupa jua ditemani sedih dan khawatir.

Sebenarnya, Yora tak perlu begitu kaget mengetahui kalau dirinya punya seorang saudara. Dari surat yang ayahnya tulis untuknya, hingga buku yang ditinggalkan ibunya, Yora seharusnya sudah mempersiapkan diri untuk menghadapi hal ini kelak. Hanya saja, Yora sulit menerimanya karena saudaranya ialah Hwang Hyunjin. Maksudnya... Ini sedikit di luar akal.

Yora bertemu dengan Hyunjin yang dianggapnya sebagai lintah darat. Tak disangkanya keduanya terlahir dari ibu yang sama. Dunia seperti sudah mempertemukan mereka sejak awal dan sudah menyimpan rahasia ini untuk diungkap suatu saat nanti. Yora tak tahu harus berterima kasih karena takdir memperkenalkan Hyunjin padanya lebih awal. Atau sebaliknya, menyumpah karena mereka sengaja membuatkan manuskrip semacam ini. Rasanya seperti... Dipermainkan, oleh kehidupan sendiri.

Tentu, Yora kecewa padanya ibunya. Teramat kecewa. Ia sudah terlalu banyak membuat Yora mencapnya buruk. Mulai dari perselingkuhan yang dilakukannya setelah ayah Yora bangkrut, pernikahannya dengan pengusaha kaya, dan kemunculannya di hadapan Yora lagi dengan semua omong-kosongnya. Dan jangan lupakan pemberitahuan Taehyun tentang ibu Yora yang merupakan dalang dari sekelompok orang yang pernah memukulinya brutal. Semua itu sudah cukup membuat Yora menaruh rasa benci dan berusaha keras menghapus panggilan ibu yang dulu selalu Yora sematkan untuknya.

Dengan mengetahui fakta ini, Yora jauh lebih membencinya lagi. Tindakan ibunya di masa lalu, mengharuskan Yora-- juga Hyunjin-- menderita. Yora tak mau menjadi egois di sini, ia tahu Hyunjin juga berada di posisi yang sama sulitnya dengan yang terjadi pada Yora. Malahan, sepertinya dia jadi korban yang paling utama di sini. Ibu kandung Hyunjin-- maksudnya... Ibu Yora membuang Hyunjin karena kesalahannya sendiri dalam menjalin hubungan.

Hyunjin pasti merasa terbeban dengan hal ini, pasti merasa sakit dan kecewa. Hal itu juga membuat Yora merutuk ibunya. Kenapa ia harus membuang Hyunjin dulu? Seandainya ibunya memutuskan membesarkannya, sekarang mungkin Hyunjin dan Yora tak akan jadi begini. Atau, kenapa tak dari lama ibunya jujur akan hal ini pada ayahnya. Yora yakin sang ayah akan menerimanya, begitupun juga Yora.