"Mau kemana?"
Hyunjin mengalihkan atensinya pada Bang Chan yang tengah lesehan di sofa sambik memindah-mindah saluran TV. Sebelah tangannya lagi memeluk sebungkus cemilan berukuran jumbo dan mencomotnya tanpa henti, seperti biasa. Padahal ini masih sangat pagi, tapi Bang Chan sudah menempel pada sofa seolah itu belahan jiwanya. Huh... Benar-benar kaum rebahan.
"Menemui seseorang" Jawab Hyunjin singkat sembari meneruskan mengikat tali sepatunya.
"Siapa? Yora?" Tanya Bang Chan terdengar antusias.
Hyunjin kembali melirik Bang Chan, setelahnya ia menghela napas jenuh. Mungkin sudah belasan atau puluhan kali nama Yora disebut-sebut oleh Bang Chan. Sejak semalam, Bang Chan terus saja menanyai Hyunjin tentang Yora. Apa-apa akan selalu disangkut-pautkan dengan perempuan itu. Hyunjin tentu kesal, rasanya ingin sekali menyumpal mulut Bang Chan dengan bantal sofa.
"Bukan dia. Kenapa hyung selalu membahasnya?"
Bang Chan memutar bola mata malas, ia mengecilkan volume TV-nya guna mendengar jawaban Hyunjin dengan lebih jelas. "Habisnya kau tak menceritakan apa yang kalian bicarakan. Dan, semalam kau pulang cepat sekali"
Hyunjin mendengus kesal. Ia bukan anak mami yang harus selalu ditanyai tentang kegiatannya. Hyunjin akan cerita jika ia mau, jika tidak baik Bang Chan maupun orang lain tak bisa memaksanya. Itu sebuah prinsip. Lagipula, tak ada apapun yang terjadi antara Hyunjin dan Yora. Setelah berbincang singkat, Yora langsung pamit pergi. Hanya itu, apa ada yang spesial?
"Tidak ada, aku tak ingin membahasnya"
Bang Chan mengerutkan dahinya mendengar suara Hyunjin yang begitu ketus. Ada yang aneh dengan Hyunjin. Bang Chan menanyai Hyunjin perihal Yora tentu ada alasannya. Semenjak pulang semalam, Hyunjin jadi banyak diam. Ia tak hendak menceritakan satu pun kejadian setelah Bang Chan mengusir keduanya. Sekalipun sudah mencoba bertanya hingga kerongkongannya kering, Hyunjin selalu berusaha mengalihkan topik. Bahkan saat Bang Chan mengancam tak akan mengizinkannya makan semangka, ia tetap bersikukuh untuk tak bercerita. Padahal Bang Chan tau betul Hyunjin tak bisa jauh dari buah satu itu.
Ah... Masa bodoh. Ini bukan pertama kalinya Hyunjin bersikap begini. Di beberapa kondisi, ia akan jadi sangat pendiam. Lalu beberapa detik setelahnya ia akan jadi cerewet. Apa istilahnya? Mood? Mood... Benar, mood swing. Tinggal tunggu saja, berapa lama lagi Hyunjin akan bersikap begini. Jika ia masih mengeyel, maka Bang Chan sudah tak punya pilihan selain mengaktifkan mode bicara Cardi B. Menyebalkan.
"Ya sudah kalau tak mau" Bang Chan mengendikkan bahu santai, kemudian lanjut menikmati cemilannya. "Tapi, kau mau bertemu siapa? Yeji? Bibi Jung?" Cetusnya dengan mulut penuh keripik, jika kalian melihatnya langsung kalian pasti mual. Bayangkan saja, mengunyah cemilan di atas sofa sambil bicara. Hyunjin berani jamin cepat atau lambat sofa itu akan penuh remah-remah. Hyunjin tak mempermasalahkan hal itu, mengingat ia juga cukup jorok. Namun, nantinya Bang Chan pasti akan menyuruhnya membersihkan sofa itu, padahal yang mengotori adalah dirinya. Betapa adilnya dunia ini. Huh... Mentang-mentang lebih tua.
"Bukan" Hyunjin berdiri, ia mengibas pelan celananya. Memang, biasanya pagi-pagi seperti ini ia akan datang berkunjung ke kediaman Bibi Jung. Kali ini tidak, dia akan pergi ke tempat lain. Sekarang, rutinitas Hyunjin sudah bertambah satu. Mungkin besok atau lusa ia baru akan kembali berbincang dengan Bibi Jung. Untuk sekarang, Bibi Jung bisa mengisi pasokan kesabarannya dulu. Hitung-hitung istirahat dari ketengilan Hyunjin.
"Lalu ke mana?"
"Bertemu seorang perempuan. Perempuan yang gila, narsis, dan bodoh" Sahut Hyunjin penuh nada kesal. Kalian pasti sudah bisa tebak siapa, benar bukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
My CEO • Kang Taehyun
Fanfic[COMPLETED] (A Fantastic Cover By : @alcoholnight) Di usia 17-nya, Han Yora harus melepaskan segala cita-cita dan kegembiraan masa mudanya di kala takdir memaksanya tunduk. Pasrah adalah satu-satunya hal yang bisa Yora lakukan sewaktu ayahnya menin...